30 C
Medan
Friday, June 21, 2024

4 Pria Berseragam Loreng Tentara Merampok

Foto: Amri/PM Supriadi, korban perampokan oknum berseragam TNI.
Foto: Amri/PM
Supriadi, korban perampokan oknum berseragam loreng tentara.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Empat pria berseragam loreng hijau tentara, Kamis (14/8) pagi, sekira pukul 10.00 wib melakukan aksi perampokan. Korban dan beberapa saksi di kawasan Jalan Letda Sujono, Tembung, tak jauh dari pintu Tol Belmerah menyebutkan, para pelaku menyandang senjata larang panjang dan menggunakan pistol.

Supriadi (30) dan Budi (32) yang menjadi korban mengisahkan, peristiwa nahas itu. Pagi sekira pukul 06.00 wib, kedua warga Nagori Nagaraja, Kab. Simalungun itu berangkat menuju Jalan Metereologi Raya, Kecamatan Percut Sei Tuan untuk menjenguk keponakan keduanya yang tengah sakit kanker getah bening.

Sekira pukul 10.00 wib, keduanya pria yang mengendarai Honda Supra itu tiba di Jalan Letda Sujono. Namun tak jauh dari pintu Tol Belmerah, Tembung, perjalanan mereka dihentikan dua pria berseragam lengkap tentara yang berbonceng dua menggunakan sepeda motor Satria FU hitam tanpa plat.

Sebelumnya, Budi telah mengetahui keberadaan kedua pelaku saat melintas di Jembatan Fly Over, Amplas. Keduanya kembali bertemu saat berhenti di persimpangan lampu merah Aksara.

Begitu lampu hijau, keduanya tancap gas dan berupaya menghindari pria yang menyandang senjata laras panjang tersebut.

Hanya saja, pelarian mereka malah dikejar kedua pria mirip tentara itu. Tak jauh dari persimpangan Tol Belmerah, Budi berhenti karena merasa tak pernah berbuat kesalahan apapun.

Begitu berhenti kedua pria berseragam tentara itu menginterogasi korban dan menuduh keduanya mengendarai sepeda motor curian. Selain menuduh mengendarai sepeda motor curian, kunci sepeda motor dan dompet korban dirampas. Keduanya ditodong senjata api jenis pistol serta senjata api laras panjang.

“Kami dituduhnya nyuri motor dan kunci motorku langsung diambilnya. Dadaku dipukulnya dan kepala si Budi dipukul pakai pistol,” ungkap Supriadi.

Warga yang menyaksikan sempat mencoba menolong ketika kedua korban berteriak. Namun nyali warga sekitar ciut begitu pelaku membentak dan menodongkan senjata. Tak lama, datang lagi dua pria berseragam tentara dan membentak warga dan menakut-nakuti warga.

“Nggak lama abis diambil kunci dan dompet yang isinya uang 2 juta datang lagi dua orang pakai pakaian TNI juga. Dia bilang ‘bubar kalian semua bukan urusan kalian ini’, gitu dibilangnya sama warga dan orang orang yang liat,” ujar Supriadi, menyebut keempat pria berseragam tentara itu kabur ke arah Tembung.

Setelah menghubungi saudaranya, Misnan (61), keduanya lantas melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Percut Seituan. Namun tak langsung diterima, melainkan melakukan cek TKP terlebih dahulu.

Saksi mata, Misran (43) seorang parbetor mengaku melihat sendiri kejadian tersebut. “Iya, tadi ada berantam tentara sama warga tapi motor warga itu dibawa lari si tentara, aku liat bajunya di genggam (pria berseragam tentara) bagian lehernya dan terus didorongnya,” ungkap Misran.

Hal sama juga diterangkan Irvan, seorang pedagang bendera. “Aku dengar orang berteriak rampok, aku datangi rupanya udah rame aja, orang jalanan macat. Pas aku dekatin lagi rupanya TNI lagi mukuli orang, tarik dirilah aku,” ungkap Irvan.

Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Ronald Sipayung mengaku masih menyelidiki kasus tersebut. “Masih dalam penyelidikan ya belum tau pasti ini kasusnya bagaimana,” ungkap Kapolsek Percut Sei Tuan.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan AKP Zulkifli SH MH berkilah kalau yang merampok merupakan petugas debt colector. “Dept collector itu yang ngambil,” ujarnya.

Hanya saja penuturan AKP Zulkifli dibantah dengan keterangan kedua korban yang menyatakan jika sepeda motor yang dibawa perampok itu dibeli cash dan tak pernah kredit. “Bukan debt collector, tapi TNI yang rampok kami,” ungkap kedua korban.

Keduanya pun langsung bergerak ke Nagori Naga Raja guna mengambil BPKB untuk proses laporan kepolisian.

“Bapak mau melaporkan perampokan itu kan, ya harus ada BPKB nya. Itu bukti kalau motor itu punya bapak, jadi bapak bisa melapornya kemari,” ungkap Petugas Sentra Pelayanan Polsek Percut Sei Tuan.

 

SEMPAT TERKENCING CELANA

Saat adegan penodongan senjata, Budi mengaku sempat terkencing celana. Ia mengaku sangt takut melihat pistol dan senjata laras panjang milik pelaku.

“Aku memang sempat terkencing, takut liat senjata laras panjang,” ungkap Budi.

Disebutkan Budi, ciri-ciri pelaku menggunakan seragam tentara, namun pangkatnya berbeda. “Ada yang balok tiga merah dan bengkok dua kuning. Aku yang tanda sama suaranya, Jawa kali dan pangkatnya balok merah rata-rata, satu yang bengkok kuning,” ungkap Budi lagi.

Keempat pelaku juga rata rata memakai helm warna hijau dan hitam serta berwajah hitam dan bertubuh besar. “Badanya tegap-tegap hitam dan sangar kali lah mereka itu,” ujarnya lagi. (mri/bd)

Foto: Amri/PM Supriadi, korban perampokan oknum berseragam TNI.
Foto: Amri/PM
Supriadi, korban perampokan oknum berseragam loreng tentara.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Empat pria berseragam loreng hijau tentara, Kamis (14/8) pagi, sekira pukul 10.00 wib melakukan aksi perampokan. Korban dan beberapa saksi di kawasan Jalan Letda Sujono, Tembung, tak jauh dari pintu Tol Belmerah menyebutkan, para pelaku menyandang senjata larang panjang dan menggunakan pistol.

Supriadi (30) dan Budi (32) yang menjadi korban mengisahkan, peristiwa nahas itu. Pagi sekira pukul 06.00 wib, kedua warga Nagori Nagaraja, Kab. Simalungun itu berangkat menuju Jalan Metereologi Raya, Kecamatan Percut Sei Tuan untuk menjenguk keponakan keduanya yang tengah sakit kanker getah bening.

Sekira pukul 10.00 wib, keduanya pria yang mengendarai Honda Supra itu tiba di Jalan Letda Sujono. Namun tak jauh dari pintu Tol Belmerah, Tembung, perjalanan mereka dihentikan dua pria berseragam lengkap tentara yang berbonceng dua menggunakan sepeda motor Satria FU hitam tanpa plat.

Sebelumnya, Budi telah mengetahui keberadaan kedua pelaku saat melintas di Jembatan Fly Over, Amplas. Keduanya kembali bertemu saat berhenti di persimpangan lampu merah Aksara.

Begitu lampu hijau, keduanya tancap gas dan berupaya menghindari pria yang menyandang senjata laras panjang tersebut.

Hanya saja, pelarian mereka malah dikejar kedua pria mirip tentara itu. Tak jauh dari persimpangan Tol Belmerah, Budi berhenti karena merasa tak pernah berbuat kesalahan apapun.

Begitu berhenti kedua pria berseragam tentara itu menginterogasi korban dan menuduh keduanya mengendarai sepeda motor curian. Selain menuduh mengendarai sepeda motor curian, kunci sepeda motor dan dompet korban dirampas. Keduanya ditodong senjata api jenis pistol serta senjata api laras panjang.

“Kami dituduhnya nyuri motor dan kunci motorku langsung diambilnya. Dadaku dipukulnya dan kepala si Budi dipukul pakai pistol,” ungkap Supriadi.

Warga yang menyaksikan sempat mencoba menolong ketika kedua korban berteriak. Namun nyali warga sekitar ciut begitu pelaku membentak dan menodongkan senjata. Tak lama, datang lagi dua pria berseragam tentara dan membentak warga dan menakut-nakuti warga.

“Nggak lama abis diambil kunci dan dompet yang isinya uang 2 juta datang lagi dua orang pakai pakaian TNI juga. Dia bilang ‘bubar kalian semua bukan urusan kalian ini’, gitu dibilangnya sama warga dan orang orang yang liat,” ujar Supriadi, menyebut keempat pria berseragam tentara itu kabur ke arah Tembung.

Setelah menghubungi saudaranya, Misnan (61), keduanya lantas melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Percut Seituan. Namun tak langsung diterima, melainkan melakukan cek TKP terlebih dahulu.

Saksi mata, Misran (43) seorang parbetor mengaku melihat sendiri kejadian tersebut. “Iya, tadi ada berantam tentara sama warga tapi motor warga itu dibawa lari si tentara, aku liat bajunya di genggam (pria berseragam tentara) bagian lehernya dan terus didorongnya,” ungkap Misran.

Hal sama juga diterangkan Irvan, seorang pedagang bendera. “Aku dengar orang berteriak rampok, aku datangi rupanya udah rame aja, orang jalanan macat. Pas aku dekatin lagi rupanya TNI lagi mukuli orang, tarik dirilah aku,” ungkap Irvan.

Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Ronald Sipayung mengaku masih menyelidiki kasus tersebut. “Masih dalam penyelidikan ya belum tau pasti ini kasusnya bagaimana,” ungkap Kapolsek Percut Sei Tuan.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan AKP Zulkifli SH MH berkilah kalau yang merampok merupakan petugas debt colector. “Dept collector itu yang ngambil,” ujarnya.

Hanya saja penuturan AKP Zulkifli dibantah dengan keterangan kedua korban yang menyatakan jika sepeda motor yang dibawa perampok itu dibeli cash dan tak pernah kredit. “Bukan debt collector, tapi TNI yang rampok kami,” ungkap kedua korban.

Keduanya pun langsung bergerak ke Nagori Naga Raja guna mengambil BPKB untuk proses laporan kepolisian.

“Bapak mau melaporkan perampokan itu kan, ya harus ada BPKB nya. Itu bukti kalau motor itu punya bapak, jadi bapak bisa melapornya kemari,” ungkap Petugas Sentra Pelayanan Polsek Percut Sei Tuan.

 

SEMPAT TERKENCING CELANA

Saat adegan penodongan senjata, Budi mengaku sempat terkencing celana. Ia mengaku sangt takut melihat pistol dan senjata laras panjang milik pelaku.

“Aku memang sempat terkencing, takut liat senjata laras panjang,” ungkap Budi.

Disebutkan Budi, ciri-ciri pelaku menggunakan seragam tentara, namun pangkatnya berbeda. “Ada yang balok tiga merah dan bengkok dua kuning. Aku yang tanda sama suaranya, Jawa kali dan pangkatnya balok merah rata-rata, satu yang bengkok kuning,” ungkap Budi lagi.

Keempat pelaku juga rata rata memakai helm warna hijau dan hitam serta berwajah hitam dan bertubuh besar. “Badanya tegap-tegap hitam dan sangar kali lah mereka itu,” ujarnya lagi. (mri/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/