30 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Sidang Kasus Pengancaman, Tiga Terdakwa Order Pembunuh Bayaran

LEMAS: Tiga terdakwa pengancaman lemas menjalani sidang lanjutan, Senin (14/10).
AGUSMAN/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tiga warga keturunan yang menjadi terdakwa kasus pengancaman, ternyata menyewa jasa pembunuh bayaran hanya demi menguasai harta keluarganya. Hal itu terungkap dalam sidang yang digelar di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (14/10).

“Pada Januari 2011 saya dan kedua adik saya ditelepon oleh pelaku Haris Anggara alias Liong Tjai (DPO) agar datang ke kantor ayah di Jalan Asia No 75/77, Medan,” ujar Irsan Surya, anak Ali Sutomo di persidangan.

Di sana, sudah menunggu Haris Anggara ditemani ketiga terdakwa yang juga saudara kandung korban. Masing-masing, Anton Sutomo alias Ng Liong Tek (45), Citra Dewi alias Atong (49) serta Sui Kui alias Ng Siu Kui alias Akui (59).

“Haris Anggara bilang, kalian kami panggil ke sini untuk menyelamatkan harta ayah kalian. Kalian kan tahu ayah kalian punya istri muda. Kalau harta ini untuk kalian, kami tidak masalah. Tapi kalau untuk ayah kalian, kami tidak rela. Sempat saya pailitkan perusahaan ini, bisa jadi anjing kalian sekeluarga tidur di jalan,” beber Irsan Surya.

Ditambahkan Irsan Surya, karena dia dan kedua adiknya diam saja, selanjutnya Haris Anggara marah dan menggebrak meja.

“Haris Anggara berdiri sambil mengeluarkan HP-nya dan menunjukkan salah satu kontak bernama Aw. Lalu dia bilang ‘ini nomor telepon Aw, tinggal saya kasih Rp200-300 juta habis kalian saya bunuh satu keluarga’. Kemudian kami pulang,” ungkap Irsan Surya.

Namun, sebelum meninggalkan kantor tersebut, ketiga terdakwa kembali mengancam Irsan Surya dan kedua adiknya.

“Ketiga terdakwa bilang. Jangan macam-macam kalian. Kasih tau itu sama bapak kalian,” cetus Irsan Surya lagi.

Saat menemui ayahnya di Perumahan Cemara Asri, menurut Irsan Surya, wajah ayahnya sudah pucat begitu mendengar akan dibunuh melalui jasa seseorang bernama Aw***.

“Ayah bilang ke kami ‘harta sudah diambil nyawa pun mau diambil’. Setelah kejadian itu beberapa bulan kemudian ayah dipanggil Aw*** ke Cambridge ditemani adik saya Tomi Anggara,” sebut Irsan Surya.

“Di sana Aw*** berpesan agar menuruti kemauan pelaku Haris Anggara dan ketiga terdakwa menyerahkan aset harta miliknya. Ayah saya karena takut lalu menyerahkan aset harta miliknya kepada para terdakwa,” tambahnya.

Usai mendengarkan keterangan saksi, majelis hakim diketuai oleh Erintuah Damanik menunda sidang hingga pekan depan.

Sebelumnya, dikutip dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nelson Victor disebutkan akibat ulah ketiga terdakwa saksi korban mengalami kerugian sekitar Rp30 miliar.

Perbuatan para terdakwa diancam pidana Pasal 368 ayat (2) ke-2, Pasal 368 dan Pasal 335 ayat (1) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. (man/ala)

LEMAS: Tiga terdakwa pengancaman lemas menjalani sidang lanjutan, Senin (14/10).
AGUSMAN/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tiga warga keturunan yang menjadi terdakwa kasus pengancaman, ternyata menyewa jasa pembunuh bayaran hanya demi menguasai harta keluarganya. Hal itu terungkap dalam sidang yang digelar di ruang Cakra 5 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (14/10).

“Pada Januari 2011 saya dan kedua adik saya ditelepon oleh pelaku Haris Anggara alias Liong Tjai (DPO) agar datang ke kantor ayah di Jalan Asia No 75/77, Medan,” ujar Irsan Surya, anak Ali Sutomo di persidangan.

Di sana, sudah menunggu Haris Anggara ditemani ketiga terdakwa yang juga saudara kandung korban. Masing-masing, Anton Sutomo alias Ng Liong Tek (45), Citra Dewi alias Atong (49) serta Sui Kui alias Ng Siu Kui alias Akui (59).

“Haris Anggara bilang, kalian kami panggil ke sini untuk menyelamatkan harta ayah kalian. Kalian kan tahu ayah kalian punya istri muda. Kalau harta ini untuk kalian, kami tidak masalah. Tapi kalau untuk ayah kalian, kami tidak rela. Sempat saya pailitkan perusahaan ini, bisa jadi anjing kalian sekeluarga tidur di jalan,” beber Irsan Surya.

Ditambahkan Irsan Surya, karena dia dan kedua adiknya diam saja, selanjutnya Haris Anggara marah dan menggebrak meja.

“Haris Anggara berdiri sambil mengeluarkan HP-nya dan menunjukkan salah satu kontak bernama Aw. Lalu dia bilang ‘ini nomor telepon Aw, tinggal saya kasih Rp200-300 juta habis kalian saya bunuh satu keluarga’. Kemudian kami pulang,” ungkap Irsan Surya.

Namun, sebelum meninggalkan kantor tersebut, ketiga terdakwa kembali mengancam Irsan Surya dan kedua adiknya.

“Ketiga terdakwa bilang. Jangan macam-macam kalian. Kasih tau itu sama bapak kalian,” cetus Irsan Surya lagi.

Saat menemui ayahnya di Perumahan Cemara Asri, menurut Irsan Surya, wajah ayahnya sudah pucat begitu mendengar akan dibunuh melalui jasa seseorang bernama Aw***.

“Ayah bilang ke kami ‘harta sudah diambil nyawa pun mau diambil’. Setelah kejadian itu beberapa bulan kemudian ayah dipanggil Aw*** ke Cambridge ditemani adik saya Tomi Anggara,” sebut Irsan Surya.

“Di sana Aw*** berpesan agar menuruti kemauan pelaku Haris Anggara dan ketiga terdakwa menyerahkan aset harta miliknya. Ayah saya karena takut lalu menyerahkan aset harta miliknya kepada para terdakwa,” tambahnya.

Usai mendengarkan keterangan saksi, majelis hakim diketuai oleh Erintuah Damanik menunda sidang hingga pekan depan.

Sebelumnya, dikutip dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nelson Victor disebutkan akibat ulah ketiga terdakwa saksi korban mengalami kerugian sekitar Rp30 miliar.

Perbuatan para terdakwa diancam pidana Pasal 368 ayat (2) ke-2, Pasal 368 dan Pasal 335 ayat (1) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. (man/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/