25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Dicekoki Sabu Lalu Diperkosa Sampai Tewas

Ica Tumpuan Keluarga

Rekonstruksi yang digelar Polsek Percut Sei Tuan turut dihadiri ibu dan keluarga Ica. Hal itu membuat keluarga sangat terpukul. Kekejaman para pelaku tak dapat dimaafkan ibu korban. Terlebih Ica merupakan tumpuan keluarga dalam hal ekonomi.

Ibu kandung korban, Hasnawati (57) ketika diwawancarai meminta supaya para tersangka dihukum seadil-adilnya. Sebab mereka telah kehilangan orang yang menjadi harapannya satu-satunya.

“Untuk beli susu cucu saya (anak korban) yang berusia 1 tahun saja kami tak bisa, dan kami hanya bisa belas kasihan kepada keluarga yang lain. Kami memang punya rumah, itupun peninggalan suami saya yang sudah meninggal tiga tahun lalu,” katanya sembari meneteskan air mata.

Menurutnya, perbuatan para tersangka sangatlah kejam. Awalnya korban diiming-imingi tersangka untuk bekerja di Center Poin, makanya saat kejadian anak saya keluar rumah dan sangat berharap bisa bekerja.

“Korban kenal dengan tersangka sewaktu anak saya dipakai jasanya untuk bekerja di pabrik es krim selama 1 hari. Esoknya tersangka menelepon anak saya, kenapa tak masuk kerja lagi, namun korban mengatakan tak tahan bekerja lantaran tak boleh duduk,” ungkapnya sembari menambahkan bahwa korban anak ke-8 dari 8 bersaudara.

Paman korban juga terlihat berang melihat keempat tersangka. “Perbuatan kalian akan dibayar di akhirat,” ujarnya.

Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Pardamean Hutahaean ketika dikonfirmasi mengatakan, ada 19 adegan yang diperagakan keempat tersangka saat membunuh korban. (sor/bdh)

 

 

 

Ica Tumpuan Keluarga

Rekonstruksi yang digelar Polsek Percut Sei Tuan turut dihadiri ibu dan keluarga Ica. Hal itu membuat keluarga sangat terpukul. Kekejaman para pelaku tak dapat dimaafkan ibu korban. Terlebih Ica merupakan tumpuan keluarga dalam hal ekonomi.

Ibu kandung korban, Hasnawati (57) ketika diwawancarai meminta supaya para tersangka dihukum seadil-adilnya. Sebab mereka telah kehilangan orang yang menjadi harapannya satu-satunya.

“Untuk beli susu cucu saya (anak korban) yang berusia 1 tahun saja kami tak bisa, dan kami hanya bisa belas kasihan kepada keluarga yang lain. Kami memang punya rumah, itupun peninggalan suami saya yang sudah meninggal tiga tahun lalu,” katanya sembari meneteskan air mata.

Menurutnya, perbuatan para tersangka sangatlah kejam. Awalnya korban diiming-imingi tersangka untuk bekerja di Center Poin, makanya saat kejadian anak saya keluar rumah dan sangat berharap bisa bekerja.

“Korban kenal dengan tersangka sewaktu anak saya dipakai jasanya untuk bekerja di pabrik es krim selama 1 hari. Esoknya tersangka menelepon anak saya, kenapa tak masuk kerja lagi, namun korban mengatakan tak tahan bekerja lantaran tak boleh duduk,” ungkapnya sembari menambahkan bahwa korban anak ke-8 dari 8 bersaudara.

Paman korban juga terlihat berang melihat keempat tersangka. “Perbuatan kalian akan dibayar di akhirat,” ujarnya.

Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Pardamean Hutahaean ketika dikonfirmasi mengatakan, ada 19 adegan yang diperagakan keempat tersangka saat membunuh korban. (sor/bdh)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/