MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski Kapoldasu Irjen Syarief Gunawan telah mengintruksikan tembak ditempat sebagai shock therapy, tapi hingga kini kasus perampokan masih tetap marak di Medan. Kali ini, giliran tiga penjahat jalanan yang sudah sangat meresahkan itu yang dipelor polisi di lokasi berbeda.
Roi Fernando Sitompul (24) dan pamannya Soni Sihombing (35), keduanya warga Jl. Setia Luhur gang Laras, Medan Helvetia, dan Chandra Sihombing (21) warga Jl. Tangguk Bongkar, adalah nama pelaku yang harus merasakan perihnya terjangan timah panas polisi.
Rio dan pamannya ditembak karena berusaha kabur saat hendak ditangkap di belakang kantor Gubernur, tepatnya di Jl. Cit Ditiro Medan. Pelaku yang memiliki hubungan darah itu ditembak usai merampok korbannya, Ova Clarisa Saragih (19) warga Pasar II Jl Markas, Padang Bulan, Minggu (22/1) sekira pukul 07.45 WIB lalu. Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Jean Calvin Simanjuntak mengatakan, saat kejadian korban yang berstatus mahasiswi tersebut berangkat menumpangi betor dari rumahnya menuju kawasan Jl. Menteng 7, Medan Denai. Rencananya ia mau menemui temannya disana.
Tapi naas, di tengah perjalanan tepatnya di Jl. Juanda, Medan Kota tak jauh dari Hotel Delta Medan, tiba-tiba betor yang ditumpangi korban dipepet kedua pelaku mengendarai Yamaha Vega ZR BK 6669 AAL. Dalam hitungan detik, pelaku yang duduk diboncengan merampas hape Blackberry milik korban. Kaget, korban sempat berusaha mempertahankan hapenya, hingga aksi tarik-menarik sempat terjadi. Karena kalah kuat, pelaku berhasil menguasai hape Ova. Tapi sial, korban yang tak ingin kehilangan barang berharga spontan triak minta tolong. Kebetulan teriakan korban didengar seorang Unit Jatanras Polresta Medan yang tengah nongkrong tak jauh dari lokasi.
Tak pelak, dengan gerak cepat petugas itu lantas melakukan pengejaran. Tapi saat akan ditangkap, keduanya malah melawan hingga kaki keduanya terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas. Sementara itu, tersangka mengaku nekat merampok karena butuh biaya untuk pulang kampung. “Sumpah bang, baru sekali ini aku ikut melakukan perampokan, itupun karena diajak paman (Soni Sihombing-red), itupun mau aku lakukan karena saat itu aku lagi butuh biaya untuk merayakan Natal di kampung,” ucap Rio yang sehari-hari bekerja sebagai panarik becak itu seraya menyebutkan kalau kampungnya berada di Desa Pahae Tapanuli Utara.
Di lokasi terpisah, petugas Polsek Medan Area juga menembak kaki kanan Chandra karena berusaha kabur saat akan ditangkap, Rabu (15/1) sekira pukul 19.00 WIB. Untuk mendapat perawatan medis, malam itu pelaku dilarikan ke RS Bhayangkara, Jl. KH Wahid Hasyim Medan. Data yang dihimpun kru koran ini, semula Chandra berhasil ditangkap bersama 2 rekannya sesaat melakukan pencurian di Jl. Pemuda Medan, serta perampokan sepeda motor di kawasan Jl. Sutrisno Medan. Rabu pagi, ketiga pelaku barhasil ditangkap di kawasan Jl. Tangguk Bongkar VI, Perumnas Mandala.
Namun saat akan melakukan pengembangan guna mengetahui keterlibatan pelaku- lainnya ke kawasan Perumnas Mandala, Chandra malah melarikan diri hingga membuat petugas harus bertindak tegas dengan menembak kakinya. “Tersangka berusaha kabur saat kita lakukan pengembangan, jadi karena tembakan peringatan tak diindahkan maka kita lumpuhkan bagian kakinya,” kata Kapolsek Medan Area Kompol Rama S Putra, SIK. Masih menurut Rama, sebelumnya petugas Poldasu ada menangkap 2 pemuda bernama Erwin dan Kodek yang merupakan komplotan dari kelompok ini. “Mereka ini biasa beraksi 5 orang, yang 2 lagi ditangkap oleh Jahtanras Poldasu. Ada juga penadahnya bernama Alex,” katanya.
Dijelaskan Rama, biasanya komplotan ini beraksi di kawasan Jl. Sutrisno dengan modus meneriaki korbannya jika ada razia polisi. Saat korban berbalik arah, disitulah para pelaku mengeluarkan samurai dan mengancam serta serta merampok sepeda motor korban. “Mereka ini pakai samurai ya, modusnya menyuruh pengendara balik arah karena ada razia. Jadi saat pengendara berbalik, mereka merampok dengan mengancam pakai samurai,” tandasnya. (gus/wel/dra/deo