26.7 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Duh, Lidah dan Kemaluan Bocah Digunting Ibunya

Foto: Didik Herwanto/Riau Pos/JPNN Adit, bocah yang lidah dan kemaluannya digunting ibunya sendiri.
Foto: Didik Herwanto/Riau Pos/JPNN
Adit, bocah yang lidah dan kemaluannya digunting ibunya sendiri.

KAPAR, SUMUTPOS.CO – Sekejam-kejamnya ibu tiri, kali ini lebih kejam dari ibu kandungnya. Inilah yang dialami Adit (7), bocah yang mengaku dianiaya oleh ibu kandungnya. Lidah, bibir dan kemaluan korban dipotong lalu dibuang di tengah perkebunan sawit milik PTPN V Tapung Hulu.

Seorang bocah berbadan kurus tampak duduk di atas tempat tidur ruang perawatan anak RS Kebun PTPN V, Senin (16/12) petang kemarin. Adit nama bocah itu, berumur sekitar 7 tahun memandang dengan tatapan tajam siapapun yang lewat di depanya. Sekujur tubuhnya penuh luka, sebagian ada yang mengering dan sebagian lagi masih tampak basah bernanah. Bau tak sedap pun menyeruak di ruangan yang hanya dibatasi kain gorden itu.

Menurut perawat yang sedang membersihkan luka di tubuh bocah malang ini, sebagian lukanya sudah membusuk sehingga menimbulkan bau yang tak sedap.

“Saat dibawa kesini, luka di punggung, di kepala, dan di bibirnya bernanah semuanya,” ujar salah seorang perawat yang enggan disebutkan namanya itu. Tiba-tiba Adit menjerit keras, takkala perawat menyemprotkan cairan pembersih luka di punggungnya. Luka di punggung bocah itu memang cukup parah, berbentuk oval dan seluruh permukaan kulitnya melepuh dengan luka bakar. Tangisanya tak kunjung berhenti membuat perawat yang membersihkan lukanya pun terpaksa menghentikanya.

“Iya-iya sudah sudah, gak dikasih obat lagi. Udah Adit diam ya,” bujuk perawat yang merawatnya. Meskipun perawat tak lagi membersihkan lukanya, tapi ia masih juga tak berhenti menangis. Tangisanya semakin menjadi-jadi dengan sesekali terbata-bata memanggil ibu-ibu. “Ibu mana, ibu mana,” ucapnya lirih. Rupanya ibu yang dimaksud Adit adalah wanita bernama Darniah boru Siregar (42), yang sejak, Minggu (15/12) lalu mendampinginya.

Dan, Darniah inilah orang yang mengantarkannya ke kantor polisi dan rumah sakit. “Apa nak, ibu disininya gak kemana mana,” ucap Darniah menenangkan Adit. “Ibu sini, ibu sini, takut, takut,” ucapnya lirih sambil menepuk-nepuk tempat tidur berseprai pink, mengisyaratkan agar Darniah duduk di sampingnya.

Dengan penuh kasih sayang, Darniah menuruti permintaan anak yang asal-usulnya pun tak ia ketahui itu. “Sudah ibu disini kan, Adit jangan takut. Om ini gak jahat kok, dia cuma mau lihat Adit aja,” sebutnya kembali menenangkan bocah malang ini.

Diakui Darniah, korban memang takut ketika melihat orang yang tidak ia kenali, terlebih jika perempuan. Ia langsung menunjukkan reaksi kurang bersahabat, memandang dengan tatapan tajam. Selain itu, masih menurut Darniah, korban juga takut ketika melihat benda-benda tajam seperti gunting dan pisau yang digunakan perawat untuk memotong perban. Ia juga takut melihat orang ramai dan orang yang bersuara gaduh.

“Kalau orang berkumpul dan ribut dia takut. Kadang dia teriak-teriak sendiri meskipun suaranya gak begitu jelas,” katanya.

Menurut Darniah lagi, korban juga selalu histeris setiap kali ditanya lebih jauh tentang ibunya. Ia langsung merespon dengan menggeleng-gelengkan kepalanya saat didesak lebih dalam tentang siapa ibunya itu.

“Ia tak suka kalau ditanya soal ibunya, dan langsung memarahi kita,” cerita Darniah. Disebutkan Darniah, menurut cerita korban yang dituturkan ke Darniah, ia dibuang ke tengah perkebunan kelapa sawit milik PTPN V itu oleh ibunya yang bernama Vina dan omnya. Saat ditanya pukul berapa ia diantarkan ke tengah kebun itu, korban menyebutkan setelah bangun tidur.

Sementara itu, kondisi yang dialami korban memang mengundang simpatik para keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut. Tak ayal sejak Senin pagi kemarin sejak korban dirawat, banyak dari mereka berbondong-bondong ingin melihat kondisi bocah malang itu.

Hal inilah yang membuat korban stres dan tak bisa beristirahat. Selain luka di sekujur tubuhnya juga membuat ia tak bisa istirahat dengan berbaring. Pengakuan korban yang meluncur secara polos menyebutkan, penyebab luka di sekujur tubuhnya, diamini oleh dokter yang memeriksanya.

Menurut dokter M Nur, korban memang menderita luka sayatan di sekujur tubuhnya, luka-luka itu bisa saja disebabkan oleh benda tumpul tajam maupun benda tajam itu sendiri. Di lidahnya terdapat luka yang mengakibatkan sebagian dari ujung lidahnya sudah terlihat tidak utuh, sepeti bekas guntingan. Kemudian pada sudut bibir kiri juga demikian. Pada alat kelaminya juga menurut M Nur terdapat luka bekas sayatan.

Yang terparah ada pada punggungnya, dimana luka bakar oval memanjang mulai dari sisi kanan ke sisi kiri punggunya itu. “Lukanya memang sangat parah. Jika tak segera ditangani takut semakin memburuk,” ucapnya. Selain itu, korban juga mengalami kekurangan darah pada tubuhnya. Ia bahkan sudah masuk kategori Anemia. Tubuhnya juga banyak kehilangan cairan, sehingga kondisinya sangat lemah. (jpnn/deo)

Foto: Didik Herwanto/Riau Pos/JPNN Adit, bocah yang lidah dan kemaluannya digunting ibunya sendiri.
Foto: Didik Herwanto/Riau Pos/JPNN
Adit, bocah yang lidah dan kemaluannya digunting ibunya sendiri.

KAPAR, SUMUTPOS.CO – Sekejam-kejamnya ibu tiri, kali ini lebih kejam dari ibu kandungnya. Inilah yang dialami Adit (7), bocah yang mengaku dianiaya oleh ibu kandungnya. Lidah, bibir dan kemaluan korban dipotong lalu dibuang di tengah perkebunan sawit milik PTPN V Tapung Hulu.

Seorang bocah berbadan kurus tampak duduk di atas tempat tidur ruang perawatan anak RS Kebun PTPN V, Senin (16/12) petang kemarin. Adit nama bocah itu, berumur sekitar 7 tahun memandang dengan tatapan tajam siapapun yang lewat di depanya. Sekujur tubuhnya penuh luka, sebagian ada yang mengering dan sebagian lagi masih tampak basah bernanah. Bau tak sedap pun menyeruak di ruangan yang hanya dibatasi kain gorden itu.

Menurut perawat yang sedang membersihkan luka di tubuh bocah malang ini, sebagian lukanya sudah membusuk sehingga menimbulkan bau yang tak sedap.

“Saat dibawa kesini, luka di punggung, di kepala, dan di bibirnya bernanah semuanya,” ujar salah seorang perawat yang enggan disebutkan namanya itu. Tiba-tiba Adit menjerit keras, takkala perawat menyemprotkan cairan pembersih luka di punggungnya. Luka di punggung bocah itu memang cukup parah, berbentuk oval dan seluruh permukaan kulitnya melepuh dengan luka bakar. Tangisanya tak kunjung berhenti membuat perawat yang membersihkan lukanya pun terpaksa menghentikanya.

“Iya-iya sudah sudah, gak dikasih obat lagi. Udah Adit diam ya,” bujuk perawat yang merawatnya. Meskipun perawat tak lagi membersihkan lukanya, tapi ia masih juga tak berhenti menangis. Tangisanya semakin menjadi-jadi dengan sesekali terbata-bata memanggil ibu-ibu. “Ibu mana, ibu mana,” ucapnya lirih. Rupanya ibu yang dimaksud Adit adalah wanita bernama Darniah boru Siregar (42), yang sejak, Minggu (15/12) lalu mendampinginya.

Dan, Darniah inilah orang yang mengantarkannya ke kantor polisi dan rumah sakit. “Apa nak, ibu disininya gak kemana mana,” ucap Darniah menenangkan Adit. “Ibu sini, ibu sini, takut, takut,” ucapnya lirih sambil menepuk-nepuk tempat tidur berseprai pink, mengisyaratkan agar Darniah duduk di sampingnya.

Dengan penuh kasih sayang, Darniah menuruti permintaan anak yang asal-usulnya pun tak ia ketahui itu. “Sudah ibu disini kan, Adit jangan takut. Om ini gak jahat kok, dia cuma mau lihat Adit aja,” sebutnya kembali menenangkan bocah malang ini.

Diakui Darniah, korban memang takut ketika melihat orang yang tidak ia kenali, terlebih jika perempuan. Ia langsung menunjukkan reaksi kurang bersahabat, memandang dengan tatapan tajam. Selain itu, masih menurut Darniah, korban juga takut ketika melihat benda-benda tajam seperti gunting dan pisau yang digunakan perawat untuk memotong perban. Ia juga takut melihat orang ramai dan orang yang bersuara gaduh.

“Kalau orang berkumpul dan ribut dia takut. Kadang dia teriak-teriak sendiri meskipun suaranya gak begitu jelas,” katanya.

Menurut Darniah lagi, korban juga selalu histeris setiap kali ditanya lebih jauh tentang ibunya. Ia langsung merespon dengan menggeleng-gelengkan kepalanya saat didesak lebih dalam tentang siapa ibunya itu.

“Ia tak suka kalau ditanya soal ibunya, dan langsung memarahi kita,” cerita Darniah. Disebutkan Darniah, menurut cerita korban yang dituturkan ke Darniah, ia dibuang ke tengah perkebunan kelapa sawit milik PTPN V itu oleh ibunya yang bernama Vina dan omnya. Saat ditanya pukul berapa ia diantarkan ke tengah kebun itu, korban menyebutkan setelah bangun tidur.

Sementara itu, kondisi yang dialami korban memang mengundang simpatik para keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut. Tak ayal sejak Senin pagi kemarin sejak korban dirawat, banyak dari mereka berbondong-bondong ingin melihat kondisi bocah malang itu.

Hal inilah yang membuat korban stres dan tak bisa beristirahat. Selain luka di sekujur tubuhnya juga membuat ia tak bisa istirahat dengan berbaring. Pengakuan korban yang meluncur secara polos menyebutkan, penyebab luka di sekujur tubuhnya, diamini oleh dokter yang memeriksanya.

Menurut dokter M Nur, korban memang menderita luka sayatan di sekujur tubuhnya, luka-luka itu bisa saja disebabkan oleh benda tumpul tajam maupun benda tajam itu sendiri. Di lidahnya terdapat luka yang mengakibatkan sebagian dari ujung lidahnya sudah terlihat tidak utuh, sepeti bekas guntingan. Kemudian pada sudut bibir kiri juga demikian. Pada alat kelaminya juga menurut M Nur terdapat luka bekas sayatan.

Yang terparah ada pada punggungnya, dimana luka bakar oval memanjang mulai dari sisi kanan ke sisi kiri punggunya itu. “Lukanya memang sangat parah. Jika tak segera ditangani takut semakin memburuk,” ucapnya. Selain itu, korban juga mengalami kekurangan darah pada tubuhnya. Ia bahkan sudah masuk kategori Anemia. Tubuhnya juga banyak kehilangan cairan, sehingga kondisinya sangat lemah. (jpnn/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/