25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tiap Hari, Siti Nurhalizah Bakar Sampah Tutupi Aroma Ganja

Foto: Amri/PM Siti Nurhalizah, IRT penjual ganja, karena suaminya tak pulang-pulang dari rantau.
Foto: Amri/PM
Siti Nurhalizah, IRT penjual ganja, karena suaminya tak pulang-pulang dari rantau.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Namanya mirip dengan diva asal Malaysia, namun kelakuan dan nasib beda. Inilah kisah Siti Nurhalizah (34), ibu 3 anak yang nekat jadi agen ganja. Untuk menutupi aroma ganja yang diisap di rumahnya, ia dan para pembeli bergantian membakar sampah.

Perempuan yang tinggal di Jl. Benteng Hulu Gg. Murai, Kec. Medan Tembung itu diciduk Rabu (17/12) jelang magrib. Kala itu, polisi Polsek Percut Seituan dapat info soal perempuan yang meresahkan warga karena jadi agen ganja. Polisi pun datang melakukan penyelidikan.

Namun Siti seperti sudah mengendus. Sebelum polisi menangkapnya, dia sempat membuang bungkusan plastik berisi ganja ke semak-semak sekitar 50 meter dari belakang rumah. Untung polisi memergoki, dan Siti diminta mengambil kembali bungkusan yang dibuangnya.

Begitu dibuka, isinya ganja 2 kg. Pun begitu, Siti tetap mengelak, tak mengaku ganja itu miliknya.

Tak mau terkecoh, polisi tetap menggelandangnya. Dia dibawa ke rumahnya dan di sana, Siti tak bisa mengelak lagi. Sebab polisi kembali menemukan 2 kg ganja dari 2 tempat terpisah. Masih mengenakan baju tidur serta sandal jepit, Siti akhirnya dibawa ke Polsek Percut Seituan.

Siti mengaku baru setahun belakangan menjalankan bisnis ganjanya. Barang haram itu diperolehnya dari Yono (47) warga Tembung seharga Rp3 juta per kg. “Dapat ganja ini dari Yono. Udah setahun mengedarkan,” ujar Siti.

Dia berdalih, nekat mengendar ganja karena suaminya tak pulang-pulang dan tak menafkahinya.

Siti mengaku suaminya kerja di sebuah proyek di Padang dan tak pernah pulang setahun belakangan. “Dia nggak balik-balik. Anakku tiga, terpaksalah aku kayak gini,” ungkap Siti.

Mendadak, Siti terisak dan meneteskan air mata. “Nyesal aku Bang. Anakku pasti nyariin aku, aku ingat-ingat anakku aja. Sekarang mereka sama neneknya,” sedih Siti.

Saban hari, sambung Siti, dia bisa mendapat untung sekitar Rp200 ribu. “Banyak untungnya Pak, bisa untung Rp4 juta sebulan. Gaji suamiku aja kalah, makanya aku gak peduli sama suamiku,” curhat Siti, mengaku ganja 4 kg yang diamankan polisi, belum sempat diketenginya karena baru 2 hari lalu datang.

Sementara, Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Bambang Gunanti SH mengkui penangkapan Siti berkat keresahan warga. “Ada kasih informasi, katanya ada penjual ganja perempuan, banyak ganjanya. Makanya kami cek, rupanya mau kabur dan membuang barang bukti. Namun kami berhasil menangkapnya. Di rumahnya kita temukan barang bukti yang lain, kalau ditotal sampai 4 kg,” celetuk Bambang.

 

Modus Bakar Sampah

Penangkapan Siti jelas menghebohkan warga sekitar. Bahkan, ada yang sampai tak percaya kalau polisi betul-betul menangkapnya. Mereka takut, Siti akan dilepas di jalan dengan sejumlah imbalan alias 86. Dasar itupula, sejumlah warga, kemarin (18/12) mendatangi Polsek Percut Seituan.

Mereka ingin memastikan apakah Siti benar-benar ditangkap polisi. Maklum, selama ini mereka sudah sangat resah. Zainal (43) misalnya. Menurutnya, Siti adalah penjual daun ganja dan merusak pemuda setempat. “Bersyukurlah warga sini karena nggak ada lagi yang jual ganja,” ungkap Zainal.

Bahkan Yani (39), tetangga Siti, juga mengaku gerah dengan aktifitas di kediaman Siti. Saban malam, rumah Siti selalu ramai oleh para pemuda yang lalu lalang keluar masuk. Bahkan tak jarang para tetangga juga mencium aroma ganja karena ada orang yang makai ganja di sekitar rumah Siti.

“Kalau malam rumahnya macam kafe, padahal anaknya tiga dan suaminya pergi merantau. Untung aja udah ditangkap dia, jadi kami senang,” ujar Yani warga setempat.

Dibebernya juga, agar aroma ganja tak terlalu mencolok, baik sore atau malam, pasti ada saja pemuda yang bakar sampah di sekitar kediaman Siti. Nah, asap bakaran sampah itulah yang jadi modus penghilang aroma ganja.(mri/trg)

Foto: Amri/PM Siti Nurhalizah, IRT penjual ganja, karena suaminya tak pulang-pulang dari rantau.
Foto: Amri/PM
Siti Nurhalizah, IRT penjual ganja, karena suaminya tak pulang-pulang dari rantau.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Namanya mirip dengan diva asal Malaysia, namun kelakuan dan nasib beda. Inilah kisah Siti Nurhalizah (34), ibu 3 anak yang nekat jadi agen ganja. Untuk menutupi aroma ganja yang diisap di rumahnya, ia dan para pembeli bergantian membakar sampah.

Perempuan yang tinggal di Jl. Benteng Hulu Gg. Murai, Kec. Medan Tembung itu diciduk Rabu (17/12) jelang magrib. Kala itu, polisi Polsek Percut Seituan dapat info soal perempuan yang meresahkan warga karena jadi agen ganja. Polisi pun datang melakukan penyelidikan.

Namun Siti seperti sudah mengendus. Sebelum polisi menangkapnya, dia sempat membuang bungkusan plastik berisi ganja ke semak-semak sekitar 50 meter dari belakang rumah. Untung polisi memergoki, dan Siti diminta mengambil kembali bungkusan yang dibuangnya.

Begitu dibuka, isinya ganja 2 kg. Pun begitu, Siti tetap mengelak, tak mengaku ganja itu miliknya.

Tak mau terkecoh, polisi tetap menggelandangnya. Dia dibawa ke rumahnya dan di sana, Siti tak bisa mengelak lagi. Sebab polisi kembali menemukan 2 kg ganja dari 2 tempat terpisah. Masih mengenakan baju tidur serta sandal jepit, Siti akhirnya dibawa ke Polsek Percut Seituan.

Siti mengaku baru setahun belakangan menjalankan bisnis ganjanya. Barang haram itu diperolehnya dari Yono (47) warga Tembung seharga Rp3 juta per kg. “Dapat ganja ini dari Yono. Udah setahun mengedarkan,” ujar Siti.

Dia berdalih, nekat mengendar ganja karena suaminya tak pulang-pulang dan tak menafkahinya.

Siti mengaku suaminya kerja di sebuah proyek di Padang dan tak pernah pulang setahun belakangan. “Dia nggak balik-balik. Anakku tiga, terpaksalah aku kayak gini,” ungkap Siti.

Mendadak, Siti terisak dan meneteskan air mata. “Nyesal aku Bang. Anakku pasti nyariin aku, aku ingat-ingat anakku aja. Sekarang mereka sama neneknya,” sedih Siti.

Saban hari, sambung Siti, dia bisa mendapat untung sekitar Rp200 ribu. “Banyak untungnya Pak, bisa untung Rp4 juta sebulan. Gaji suamiku aja kalah, makanya aku gak peduli sama suamiku,” curhat Siti, mengaku ganja 4 kg yang diamankan polisi, belum sempat diketenginya karena baru 2 hari lalu datang.

Sementara, Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Bambang Gunanti SH mengkui penangkapan Siti berkat keresahan warga. “Ada kasih informasi, katanya ada penjual ganja perempuan, banyak ganjanya. Makanya kami cek, rupanya mau kabur dan membuang barang bukti. Namun kami berhasil menangkapnya. Di rumahnya kita temukan barang bukti yang lain, kalau ditotal sampai 4 kg,” celetuk Bambang.

 

Modus Bakar Sampah

Penangkapan Siti jelas menghebohkan warga sekitar. Bahkan, ada yang sampai tak percaya kalau polisi betul-betul menangkapnya. Mereka takut, Siti akan dilepas di jalan dengan sejumlah imbalan alias 86. Dasar itupula, sejumlah warga, kemarin (18/12) mendatangi Polsek Percut Seituan.

Mereka ingin memastikan apakah Siti benar-benar ditangkap polisi. Maklum, selama ini mereka sudah sangat resah. Zainal (43) misalnya. Menurutnya, Siti adalah penjual daun ganja dan merusak pemuda setempat. “Bersyukurlah warga sini karena nggak ada lagi yang jual ganja,” ungkap Zainal.

Bahkan Yani (39), tetangga Siti, juga mengaku gerah dengan aktifitas di kediaman Siti. Saban malam, rumah Siti selalu ramai oleh para pemuda yang lalu lalang keluar masuk. Bahkan tak jarang para tetangga juga mencium aroma ganja karena ada orang yang makai ganja di sekitar rumah Siti.

“Kalau malam rumahnya macam kafe, padahal anaknya tiga dan suaminya pergi merantau. Untung aja udah ditangkap dia, jadi kami senang,” ujar Yani warga setempat.

Dibebernya juga, agar aroma ganja tak terlalu mencolok, baik sore atau malam, pasti ada saja pemuda yang bakar sampah di sekitar kediaman Siti. Nah, asap bakaran sampah itulah yang jadi modus penghilang aroma ganja.(mri/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/