25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Wakil Adat Melayu Palembang Bawa Ganja di Celana Dalam

Rahmat (tengah) diamankan di bandara KNIA. (Hulmen-PM)

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO  –Rahmat (23), peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara Kelima, kedapatan membawa ganja saat akan terbang dari Bandara Internasional Kualanamu. Saat diamankan, perwakilan pemuda adat Melayu Palembang ini mengaku menggunakan ganja tersebut untuk obat kanker tulang.

Adalah petugas keamanan Bandara Kualanamu yang mengamankan warga Komplek Pemda TK I, Desa Srijaya,Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang tersebut. Rahmat diamankan di Security Chek Point (SCP) Central lantai III Bandara Kualanamu, Senin (20/3) sekira pukul 15.00 WIB.

Diamankannya penumpang Air Asia nomor penerbangan 8040 tujuan Palembang berawal dari kecurigaan petugas (profilling) saat Rahmat menjalani pemeriksaan di SCP Central. Berdasarkan pemeriksaan tersebut , petugas melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Hasilnya petugas mengamankan 4 paket daun ganja kering yang dilakban warna kuning masing-masing 1 paket di kaos kaki sebelah kanan seberat 53 gram, kaos kaki sebelah kiri seberat 65 gram.

Selain dikaos kaki , petugas juga menemukan 2 paket ganja masing-masing seberat 59 gram dan 65 gram di celana dalam yang dikenakan Rahmat. Berdasarkan temuan tesebut, Rahmat serta barang bukti 242 gram ganja, tas ransel berisi pakaian, paket berisi tikar, dibawa ke Security Building Bandara Kualanamu.

Saat ditemui di Security Building Bandara Kualanamu, mahasiswa Universitas Indo Global Mandiri, Palembang semester V jurusan teknik informatika yang juga peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara Kelima (KMAN V) yang diselanggarakan di Tanjunggusta, Medan, ini mengaku membeli ganja dari seseorang pria yang dikenalnya di lokasi kongres pada Minggu (19/3) sekira pukul 23.00 WIB. Tepatnya, setelah acara kongres ditutup dengan harga Rp300 ribu. “Ciri-cirinya badannya kurus, kulitnya hitam dan berambut pendek. Aku ditawari beli ganja saat masih acara. Di acara itu ganja bebas ditawarkan,” sebut Rahmat yang merupakan anak tunggal ini.

Rahmat juga mengaku sudah sejak tiga tahun mengonsumsi ganja. Yakni, sejak dirinya masuk kuliah. “Ganjanya mau aku gunakan sendiri , bukan untuk aku jual. Ganja itu stok satu bulan, setiap hari aku habiskan satu linting ganja. Aku makek ganja di rumah, tidak pernah di kampus,” ucap Rahmat.

Rahmat (tengah) diamankan di bandara KNIA. (Hulmen-PM)

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO  –Rahmat (23), peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara Kelima, kedapatan membawa ganja saat akan terbang dari Bandara Internasional Kualanamu. Saat diamankan, perwakilan pemuda adat Melayu Palembang ini mengaku menggunakan ganja tersebut untuk obat kanker tulang.

Adalah petugas keamanan Bandara Kualanamu yang mengamankan warga Komplek Pemda TK I, Desa Srijaya,Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang tersebut. Rahmat diamankan di Security Chek Point (SCP) Central lantai III Bandara Kualanamu, Senin (20/3) sekira pukul 15.00 WIB.

Diamankannya penumpang Air Asia nomor penerbangan 8040 tujuan Palembang berawal dari kecurigaan petugas (profilling) saat Rahmat menjalani pemeriksaan di SCP Central. Berdasarkan pemeriksaan tersebut , petugas melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Hasilnya petugas mengamankan 4 paket daun ganja kering yang dilakban warna kuning masing-masing 1 paket di kaos kaki sebelah kanan seberat 53 gram, kaos kaki sebelah kiri seberat 65 gram.

Selain dikaos kaki , petugas juga menemukan 2 paket ganja masing-masing seberat 59 gram dan 65 gram di celana dalam yang dikenakan Rahmat. Berdasarkan temuan tesebut, Rahmat serta barang bukti 242 gram ganja, tas ransel berisi pakaian, paket berisi tikar, dibawa ke Security Building Bandara Kualanamu.

Saat ditemui di Security Building Bandara Kualanamu, mahasiswa Universitas Indo Global Mandiri, Palembang semester V jurusan teknik informatika yang juga peserta Kongres Masyarakat Adat Nusantara Kelima (KMAN V) yang diselanggarakan di Tanjunggusta, Medan, ini mengaku membeli ganja dari seseorang pria yang dikenalnya di lokasi kongres pada Minggu (19/3) sekira pukul 23.00 WIB. Tepatnya, setelah acara kongres ditutup dengan harga Rp300 ribu. “Ciri-cirinya badannya kurus, kulitnya hitam dan berambut pendek. Aku ditawari beli ganja saat masih acara. Di acara itu ganja bebas ditawarkan,” sebut Rahmat yang merupakan anak tunggal ini.

Rahmat juga mengaku sudah sejak tiga tahun mengonsumsi ganja. Yakni, sejak dirinya masuk kuliah. “Ganjanya mau aku gunakan sendiri , bukan untuk aku jual. Ganja itu stok satu bulan, setiap hari aku habiskan satu linting ganja. Aku makek ganja di rumah, tidak pernah di kampus,” ucap Rahmat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/