25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Tips Mencegah Perampok Gembosi Ban Mobil

Gembosi ban
Gembosi ban

 

Kejahatan jalanan dengan modus menggembosi ban mobil yang dialami Mili Sasrawati Amat Sastro, kakak kandung mantan Kapolda Sumut, Wisjnu Amat Sastro, Minggu (20/10) pagi, tentunya bukan peristiwa baru.

Motif pelaku seperti ini tentu harus diwaspadai dan butuh trik agar tidak menjadi korban berikutnya. POSMETRO MEDAN mengutip tips mencegah perampok gembos ban langsung dari mulut kepala gang api-api, Susanto (37) yang kerap beraksi di Jakarta.

“Kami hanya mengincar mobil berpenumpang tunggal. Tak peduli laki-laki atau perempuan,” kata Susanto yang tertangkap polisi tahun 2009.

Jika syarat tersebut telah dipenuhi, maka terjadilah komunikasi di antara kawanan tersebut dengan pesan berantai via sms. Guna menghindari target operasi mereka.

“Yang pertama, jika turun mobil, pastikan kendaraan dalam posisi terkunci. Yang kedua, masukan barang berharga di dashboard. Ketiga, parkir di bengkel atau parkir parkiran bersatpam. Yang terakhir, kecoh balik kami dengan meninggalkan tas kosong di jok belakang. Karena kami sering dapat tas tapi isinya cuma kertas-kertas doang, he he he,” katanya seraya ketawa lepas.

Bagi Susanto, di keroyok massa merupakan resiko, meski belum pernah. Dalam beberapa kali aksinya, dia sudah terbiasa diteriaki maling, meski tidak terkejar akibat gesitnya mengendarai sepeda motor. “Kalau nggak mau kejebak, ya, jangan berhenti,” pungkasnya.

Komplotan dibawah kendali Susanto ini tercatat sudah 25 kali beraksi dalam setahun terakhir. Mereka mengecoh korban dengan memberitahu mobil korban bocor ban. “Sudah 25 kali beraksi. Ini baru ketangkap,” kata Susanto.

Saat pemilik kendaraan mengecek ban depan, pelaku pun beraksi. “Cukup 30 detik buat menggasak tas di kursi belakang,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Jean Celvijn Simanjuntak. “Apabila ada yang dicurigai adanya pengembosan ban mobil, pengemudi agar tidak berhenti di tempat sepi,” ucapnya seraya menuturkan untuk membiasakan diri tidak meninggalkan barang berharga di dalam mobil.

Jika ada yang menawarkan jasa membantu mengganti ban mobil yang bocor, harap diwaspadai. “Jangan mudah percaya dengan orang lain, lebih baik hubungi polisi atau sanak saudara,” jelasnya.

Saat ditanya, aksi pengembosan yang kerap terjadi diwiliyah hukum Polresta Medan, orang nomor satu di Reskrim Polresta Medan ini mengatakan kalau para pelaku kerap beraksi di wilyah Sunggal.

“Waktu saya menjabat jadi Kapolsek Medan Baru, para pelaku pengembosan ban mobil ini sering terjadi di wilyah Sunggal dan para pelakunya juga kebanyakan di daerah sana,” tandasnya. (net/eza/bud)

Gembosi ban
Gembosi ban

 

Kejahatan jalanan dengan modus menggembosi ban mobil yang dialami Mili Sasrawati Amat Sastro, kakak kandung mantan Kapolda Sumut, Wisjnu Amat Sastro, Minggu (20/10) pagi, tentunya bukan peristiwa baru.

Motif pelaku seperti ini tentu harus diwaspadai dan butuh trik agar tidak menjadi korban berikutnya. POSMETRO MEDAN mengutip tips mencegah perampok gembos ban langsung dari mulut kepala gang api-api, Susanto (37) yang kerap beraksi di Jakarta.

“Kami hanya mengincar mobil berpenumpang tunggal. Tak peduli laki-laki atau perempuan,” kata Susanto yang tertangkap polisi tahun 2009.

Jika syarat tersebut telah dipenuhi, maka terjadilah komunikasi di antara kawanan tersebut dengan pesan berantai via sms. Guna menghindari target operasi mereka.

“Yang pertama, jika turun mobil, pastikan kendaraan dalam posisi terkunci. Yang kedua, masukan barang berharga di dashboard. Ketiga, parkir di bengkel atau parkir parkiran bersatpam. Yang terakhir, kecoh balik kami dengan meninggalkan tas kosong di jok belakang. Karena kami sering dapat tas tapi isinya cuma kertas-kertas doang, he he he,” katanya seraya ketawa lepas.

Bagi Susanto, di keroyok massa merupakan resiko, meski belum pernah. Dalam beberapa kali aksinya, dia sudah terbiasa diteriaki maling, meski tidak terkejar akibat gesitnya mengendarai sepeda motor. “Kalau nggak mau kejebak, ya, jangan berhenti,” pungkasnya.

Komplotan dibawah kendali Susanto ini tercatat sudah 25 kali beraksi dalam setahun terakhir. Mereka mengecoh korban dengan memberitahu mobil korban bocor ban. “Sudah 25 kali beraksi. Ini baru ketangkap,” kata Susanto.

Saat pemilik kendaraan mengecek ban depan, pelaku pun beraksi. “Cukup 30 detik buat menggasak tas di kursi belakang,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Jean Celvijn Simanjuntak. “Apabila ada yang dicurigai adanya pengembosan ban mobil, pengemudi agar tidak berhenti di tempat sepi,” ucapnya seraya menuturkan untuk membiasakan diri tidak meninggalkan barang berharga di dalam mobil.

Jika ada yang menawarkan jasa membantu mengganti ban mobil yang bocor, harap diwaspadai. “Jangan mudah percaya dengan orang lain, lebih baik hubungi polisi atau sanak saudara,” jelasnya.

Saat ditanya, aksi pengembosan yang kerap terjadi diwiliyah hukum Polresta Medan, orang nomor satu di Reskrim Polresta Medan ini mengatakan kalau para pelaku kerap beraksi di wilyah Sunggal.

“Waktu saya menjabat jadi Kapolsek Medan Baru, para pelaku pengembosan ban mobil ini sering terjadi di wilyah Sunggal dan para pelakunya juga kebanyakan di daerah sana,” tandasnya. (net/eza/bud)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/