32.8 C
Medan
Tuesday, June 11, 2024

Coba Menolong, Penjaga Kos Juga Dibakar dan Ditikam

Foto: Amri/PM Iin Sanusi, ikut dibakar Maman hingga kedua kakinya luka bakar.
Foto: Amri/PM
Iin Sanusi, ikut dibakar Maman hingga kedua kakinya luka bakar.

MEDAN, SUMUTPOS.co – Kekejaman Maman Firmansyah (29) membakar kekasihnya, Mintawati alias Ria Minta Uli br Solin, tak hanya melukai cewek yang kerja sebagai SPG di Ramayana Aksara itu. Iin Sanusi (34), penjaga kos yang dihuni Uli, juga terbakar dan kena tikam.

Ini dibeber Iin saat datang ke Polsek Percut Sei Tuan, Kamis (20/11/2014). Warga Jl. Pimpinan, Kel. Sidorejo, Kec. Percut Sei Tuan datang mengenakan celana panjang tapi digulung sedengkul. Berkaos biru dan bertopi, dengan langkah gontai, Iin masuk ke ruangan penyidik, memberikan keterangan soal aksi Maman di kos Uli di Pasar 11 Simpang Beo, Desa Lau Dendang, sekitar sebulan lalu.

Kedua kaki Iin tampak luka bakar. Dibeber Iin, sebelum kejadian, dia yang bertugas sebagai penjaga kos yang ditempati Uli, kaget mendengar teriakan. Sontak dia bergegas ke kamar Uli.

Tiba di sana, dia melihat Maman di depan kamar sembari memegang botol air mineral berisi bensin.

Belum sempat bertanya, Iin ketiban sial. Maman langsung mengeluarkan sangkur dari belakang punggung dan menyabetkannya ke perut Iin. Beruntung Iin sempat menghindar. Tapi Maman tak diam. Dia terus menyabetkan sangkurnya dan akhirnya perut sebelah kanan Iin kena. Dia terluka dan jatuh.

Sialnya, Maman malah menyiramkan sisa bensin di botol yang dipegangnya. Kedua kaki Iin terbakar. “Aku mau nangkap si Maman karena kulihat asap keluar dari kamar Uli dan jeritannya buat aku makin panik. Kulihat si Maman bawa botol isi bensin, tinggal sisa disiramkanya ke kakiku terus dilukainya perutku pakai pisau dan dibakarnya aku pakai mancis sambil bilang mampus kau,” ungkap Iin.

Diakuinya, selama jadi penjaga kos, Iin memang tidak suka melihat Maman yang setiap hari datang ke kos Uli. “Sok kali dia Bang. Memang kalau datang, gayanya macam dia yang paling hebat. Memang jahat kawan itu, kalau jumpaku di luar kami tikami dia,” kesal Iin.

Foto: Amri/PM SPG Ramayana yang ditinju dan dibakar pacarnya.
Foto: Amri/PM
SPG Ramayana yang ditinju dan dibakar pacarnya.

Sebelum kejadian, tambahnya, dia sempat melihat Maman datang ke kos Uli naik betor. Meski berpapasan, Maman tak menyapanya. “Aku yang lihat dia datang, karena aku berpapasan sama dia, sekitar jam 9 malam itu, malam minggu,” ujar Iin.

Akibat luka bakar dan sabetan di perut, Iin harus dirawat di RS Haji Medan dan sudah mengeluarkan banyak biaya. Iin Berharap agar pelaku segera ditangkap karena perbuatan Maman membuatnya cacat akibat luka bakar. Ditambah lagi, Iin sudah tidak bekerja lagi di kos tersebut akibat kondisi fisiknya melemah.

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung mengaku segera menangkap Maman. “Akan segera kita keluarkan SPkap untuk menangkap pelaku karena korbannya ternyata ada dua orang,” ujarnya.

Terpisah, saat ditemui di kediaman orangtuanya di Pondok Bongkaran, Nagori Bahjambi, Kec. Jawa Maraja Bahjambi,Rabu (19/11) sore, Uli terlihat sedang mengambil botol minyak bensin eceran yang dijual ibunya. Dia langsung masuk ke dalam rumah begitu mengetahui kedatangan kru METRO SIANTAR (Grup SUMUTPOS.co).

Dia seakan malu akan bekas luka bakar di tubuhnya. Secara kasat mata tangan kanan Uli masih terlihat memar. Setibanya di dalam rumah yang berjarak sekitar 10 meter dari kios bensin ecerannya, Uli awalnya enggan cerita. Belakangan, dia cerita soal awal masalah tersebut. Yakni sepedamotornya yang tak kunjung dikembalikan. Sementara katanya mereka sudah putus.

“Itu dia masalahnya Bang, sejak kejadian sempai sekarang motorku belum dikembalikan,” ujarnya. Sayangnya, ibu Uli br Marbun, langsung melarang putrinya berkomentar. Katanya, mereka baru bersedia memberi paparan kejadian sebenarnya setelah pelaku yang membakar putri Security PTPN IV kebun Bahjambi itu ditangkap polisi.

“Kesal kali rasanya Bang, sudah motor tak dipulangkan, malah nekad membakar. Untung ada abang-abang yang menolong,” aku Uli. “Abang-abang yang menolong aku itu, ikut juga terbakar bang. Aku sendiri tidak tau bagaimana cara dia menolong sampai-sampai ikut terbakar juga,” tambahnya lagi.

Tak berapa kemudian, ayah korban Tahir Solin yang baru pulang kerja saat ditanyai, menyampaikan kekesalanya terhadap pelaku yang tega membakar putrinya tersebut. “Siapa yang tidak kesal, atas perbuatan pelaku, putri saya jadi cacat. Kalau bisa permintaan saya, kalau pelaku suda ditangkap, saya mau memukulnya,” kesal Tahir Solin.

“Sebelum melapor ke polisi, kami dapat kabar pelaku masih di Medan, mudahan-mudahan dia (Maman) cepat ditangkap,” harap Minta yang sore itu mengenakan pakaian tidur berwarna orange. Sambil mencuri waktu, ketika ditanyai bagaimana kondisi sekarang, Uli mengaku sudah mendingan, sudah bisa berjalan. Katanya, selaian bagian tangan kanan, kedua kaki sampai pinggang ikut terbakar.(mri/smg/trg)

Foto: Amri/PM Iin Sanusi, ikut dibakar Maman hingga kedua kakinya luka bakar.
Foto: Amri/PM
Iin Sanusi, ikut dibakar Maman hingga kedua kakinya luka bakar.

MEDAN, SUMUTPOS.co – Kekejaman Maman Firmansyah (29) membakar kekasihnya, Mintawati alias Ria Minta Uli br Solin, tak hanya melukai cewek yang kerja sebagai SPG di Ramayana Aksara itu. Iin Sanusi (34), penjaga kos yang dihuni Uli, juga terbakar dan kena tikam.

Ini dibeber Iin saat datang ke Polsek Percut Sei Tuan, Kamis (20/11/2014). Warga Jl. Pimpinan, Kel. Sidorejo, Kec. Percut Sei Tuan datang mengenakan celana panjang tapi digulung sedengkul. Berkaos biru dan bertopi, dengan langkah gontai, Iin masuk ke ruangan penyidik, memberikan keterangan soal aksi Maman di kos Uli di Pasar 11 Simpang Beo, Desa Lau Dendang, sekitar sebulan lalu.

Kedua kaki Iin tampak luka bakar. Dibeber Iin, sebelum kejadian, dia yang bertugas sebagai penjaga kos yang ditempati Uli, kaget mendengar teriakan. Sontak dia bergegas ke kamar Uli.

Tiba di sana, dia melihat Maman di depan kamar sembari memegang botol air mineral berisi bensin.

Belum sempat bertanya, Iin ketiban sial. Maman langsung mengeluarkan sangkur dari belakang punggung dan menyabetkannya ke perut Iin. Beruntung Iin sempat menghindar. Tapi Maman tak diam. Dia terus menyabetkan sangkurnya dan akhirnya perut sebelah kanan Iin kena. Dia terluka dan jatuh.

Sialnya, Maman malah menyiramkan sisa bensin di botol yang dipegangnya. Kedua kaki Iin terbakar. “Aku mau nangkap si Maman karena kulihat asap keluar dari kamar Uli dan jeritannya buat aku makin panik. Kulihat si Maman bawa botol isi bensin, tinggal sisa disiramkanya ke kakiku terus dilukainya perutku pakai pisau dan dibakarnya aku pakai mancis sambil bilang mampus kau,” ungkap Iin.

Diakuinya, selama jadi penjaga kos, Iin memang tidak suka melihat Maman yang setiap hari datang ke kos Uli. “Sok kali dia Bang. Memang kalau datang, gayanya macam dia yang paling hebat. Memang jahat kawan itu, kalau jumpaku di luar kami tikami dia,” kesal Iin.

Foto: Amri/PM SPG Ramayana yang ditinju dan dibakar pacarnya.
Foto: Amri/PM
SPG Ramayana yang ditinju dan dibakar pacarnya.

Sebelum kejadian, tambahnya, dia sempat melihat Maman datang ke kos Uli naik betor. Meski berpapasan, Maman tak menyapanya. “Aku yang lihat dia datang, karena aku berpapasan sama dia, sekitar jam 9 malam itu, malam minggu,” ujar Iin.

Akibat luka bakar dan sabetan di perut, Iin harus dirawat di RS Haji Medan dan sudah mengeluarkan banyak biaya. Iin Berharap agar pelaku segera ditangkap karena perbuatan Maman membuatnya cacat akibat luka bakar. Ditambah lagi, Iin sudah tidak bekerja lagi di kos tersebut akibat kondisi fisiknya melemah.

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung mengaku segera menangkap Maman. “Akan segera kita keluarkan SPkap untuk menangkap pelaku karena korbannya ternyata ada dua orang,” ujarnya.

Terpisah, saat ditemui di kediaman orangtuanya di Pondok Bongkaran, Nagori Bahjambi, Kec. Jawa Maraja Bahjambi,Rabu (19/11) sore, Uli terlihat sedang mengambil botol minyak bensin eceran yang dijual ibunya. Dia langsung masuk ke dalam rumah begitu mengetahui kedatangan kru METRO SIANTAR (Grup SUMUTPOS.co).

Dia seakan malu akan bekas luka bakar di tubuhnya. Secara kasat mata tangan kanan Uli masih terlihat memar. Setibanya di dalam rumah yang berjarak sekitar 10 meter dari kios bensin ecerannya, Uli awalnya enggan cerita. Belakangan, dia cerita soal awal masalah tersebut. Yakni sepedamotornya yang tak kunjung dikembalikan. Sementara katanya mereka sudah putus.

“Itu dia masalahnya Bang, sejak kejadian sempai sekarang motorku belum dikembalikan,” ujarnya. Sayangnya, ibu Uli br Marbun, langsung melarang putrinya berkomentar. Katanya, mereka baru bersedia memberi paparan kejadian sebenarnya setelah pelaku yang membakar putri Security PTPN IV kebun Bahjambi itu ditangkap polisi.

“Kesal kali rasanya Bang, sudah motor tak dipulangkan, malah nekad membakar. Untung ada abang-abang yang menolong,” aku Uli. “Abang-abang yang menolong aku itu, ikut juga terbakar bang. Aku sendiri tidak tau bagaimana cara dia menolong sampai-sampai ikut terbakar juga,” tambahnya lagi.

Tak berapa kemudian, ayah korban Tahir Solin yang baru pulang kerja saat ditanyai, menyampaikan kekesalanya terhadap pelaku yang tega membakar putrinya tersebut. “Siapa yang tidak kesal, atas perbuatan pelaku, putri saya jadi cacat. Kalau bisa permintaan saya, kalau pelaku suda ditangkap, saya mau memukulnya,” kesal Tahir Solin.

“Sebelum melapor ke polisi, kami dapat kabar pelaku masih di Medan, mudahan-mudahan dia (Maman) cepat ditangkap,” harap Minta yang sore itu mengenakan pakaian tidur berwarna orange. Sambil mencuri waktu, ketika ditanyai bagaimana kondisi sekarang, Uli mengaku sudah mendingan, sudah bisa berjalan. Katanya, selaian bagian tangan kanan, kedua kaki sampai pinggang ikut terbakar.(mri/smg/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/