29 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Anak Delta Dipukuli, Dibuang ke Kuburan

Aniaya/ilustrasi

DELITUA, SUMUTPOS.CO  – Kasus penculikan dan penganiayaan seakan mulai trend belakangan ini. Terbukti, dalam kurun waktu 4 hari, polisi menerima laporan serupa dari 2 tempat berbeda.

Sabtu (18/3) lalu, contohnya. Seorang ibu bernama Amoy (68) warga Medan Area, melapor ke Polrestabes terkait penculikan dan penganiayaan yang dialami putranya, Rudi (35) oleh sekelompok pria.

Dimana, dalam keterangannya, Amoy mengungkap bahwa salah seorang pelaku diketahui sebagai personel Satuan Sabhara Polrestabes Medan, berinisial Bripda SRB.

Selasa (21/3) sore kemarin, giliran Irwanto Randaguseno (25) yang membuat pengaduan serupa. Tapi tidak ke Polrestabes Medan melainkan ke Polsek Delitua. Selain itu, terduga pelaku juga bukan polisi tetapi oleh mantan anggota TNI.

Diterangkannya, penculikan terjadi pada Selasa (21/3) dinihari sekira pukul 02.00 wib. Ketika itu pria pengangguran ini sedang tidur di warung milik Dian, di Jalan Stasiun, Delitua.

Irwanto terbangun setelah dikasari pelaku berinisial DK (mantan anggota TNI). Saat bangun, perutnya sudah ditodong softgun. Sambil ketakutan, korban pun menanyakan apa kesalahannya.

Bukannya menjelaskan pokok permasalahan, DK dan seorang temannya memaksa korban ikut dengan mereka. Berikutnya, korban naik ke kereta jenis bebek yang dikendarai pelaku. Dia duduk dengan posisi diapit di tengah.

Oleh kedua pelaku, Irwanto lalu dibawa ke areal Perkuburan Cina di Jalan Stasiun Desa Sukamakmur, Delitua. Disana, dia dituduh telah mencuri kereta keponakan DK dan dipaksa agar mengaku.

Merasa pelaku salah orang, pemuda yang menetap di Jalan Besar Delitua, Gang Aman, Desa Sukamakmur, Delitua, itu membantah tuduhan terhadapnya. Dia pun coba meyakinkan bahwa pelaku salah sasaran.

Bukannya malu atau minta maaf, penjelasan sekaligus bantahan Irwanto ternyata membuat kedua pelaku emosi. Di kawasan sunyi dan gelap itu, korban hanya bisa pasrah dipukuli. Ya, itu karena selain kalah tenaga, dia juga takut ditembak pelaku.

Banyaknya pukulan dan tendangan yang diterima Irwanto membuatnya tak berdaya hingga pingsan. Kejamnya, begitu dia tak sadarkan diri, pelaku pergi meninggalkannya begitu saja.

Syukurnya, sedikit keberuntungan masih berpihak kepada Irwanto. Dia ditemukan rekan-rekannya dalam kondisi masih belum sadarkan diri. Melihat kondisinya yang babak belur dan tergeletak pada posisi telentang, Irwanto bahkan sempat disangka telah tewas.

Namun saat dicek detak jantung dan nafasnya masih ada, dia pun dibawa rekannya kembali ke rumah Dian. Dia baru sadar setelah beberapa saat dirawat.

Kapolsek Delitua, Kompol Wira Prayatna membenarkan adanya laporan Irwanto dan saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman. (irw/ras)

Aniaya/ilustrasi

DELITUA, SUMUTPOS.CO  – Kasus penculikan dan penganiayaan seakan mulai trend belakangan ini. Terbukti, dalam kurun waktu 4 hari, polisi menerima laporan serupa dari 2 tempat berbeda.

Sabtu (18/3) lalu, contohnya. Seorang ibu bernama Amoy (68) warga Medan Area, melapor ke Polrestabes terkait penculikan dan penganiayaan yang dialami putranya, Rudi (35) oleh sekelompok pria.

Dimana, dalam keterangannya, Amoy mengungkap bahwa salah seorang pelaku diketahui sebagai personel Satuan Sabhara Polrestabes Medan, berinisial Bripda SRB.

Selasa (21/3) sore kemarin, giliran Irwanto Randaguseno (25) yang membuat pengaduan serupa. Tapi tidak ke Polrestabes Medan melainkan ke Polsek Delitua. Selain itu, terduga pelaku juga bukan polisi tetapi oleh mantan anggota TNI.

Diterangkannya, penculikan terjadi pada Selasa (21/3) dinihari sekira pukul 02.00 wib. Ketika itu pria pengangguran ini sedang tidur di warung milik Dian, di Jalan Stasiun, Delitua.

Irwanto terbangun setelah dikasari pelaku berinisial DK (mantan anggota TNI). Saat bangun, perutnya sudah ditodong softgun. Sambil ketakutan, korban pun menanyakan apa kesalahannya.

Bukannya menjelaskan pokok permasalahan, DK dan seorang temannya memaksa korban ikut dengan mereka. Berikutnya, korban naik ke kereta jenis bebek yang dikendarai pelaku. Dia duduk dengan posisi diapit di tengah.

Oleh kedua pelaku, Irwanto lalu dibawa ke areal Perkuburan Cina di Jalan Stasiun Desa Sukamakmur, Delitua. Disana, dia dituduh telah mencuri kereta keponakan DK dan dipaksa agar mengaku.

Merasa pelaku salah orang, pemuda yang menetap di Jalan Besar Delitua, Gang Aman, Desa Sukamakmur, Delitua, itu membantah tuduhan terhadapnya. Dia pun coba meyakinkan bahwa pelaku salah sasaran.

Bukannya malu atau minta maaf, penjelasan sekaligus bantahan Irwanto ternyata membuat kedua pelaku emosi. Di kawasan sunyi dan gelap itu, korban hanya bisa pasrah dipukuli. Ya, itu karena selain kalah tenaga, dia juga takut ditembak pelaku.

Banyaknya pukulan dan tendangan yang diterima Irwanto membuatnya tak berdaya hingga pingsan. Kejamnya, begitu dia tak sadarkan diri, pelaku pergi meninggalkannya begitu saja.

Syukurnya, sedikit keberuntungan masih berpihak kepada Irwanto. Dia ditemukan rekan-rekannya dalam kondisi masih belum sadarkan diri. Melihat kondisinya yang babak belur dan tergeletak pada posisi telentang, Irwanto bahkan sempat disangka telah tewas.

Namun saat dicek detak jantung dan nafasnya masih ada, dia pun dibawa rekannya kembali ke rumah Dian. Dia baru sadar setelah beberapa saat dirawat.

Kapolsek Delitua, Kompol Wira Prayatna membenarkan adanya laporan Irwanto dan saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman. (irw/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/