25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Usai Beraksi, Diganggu Wanita Berwajah Seram

Foto: Amri/PM Ucok (seragam kuning kanan) dan dua kawannya sesama perampok jelang rekonstruksi kejadian di Jalan Tol Haji Anif.
Foto: Amri/PM
Ucok (seragam kuning kanan) dan dua kawannya sesama perampok jelang rekonstruksi kejadian di Jalan Tol Haji Anif.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satu bundEl kain usang dan kotor tampak di meja penyidik Polsek Percut Seituan. Bundelan kain kumal berwarna putih tersebut merupakan jimat milik tersangka perampok sadis berilmu kebal, Gingser Siagian alias Ucok (42).

Saat ditemui di dalam sel Polsek Percut Seituan, Ucok menceritakan kisah jimat tersebut. Awalnya, warga Uni Kampung Belawan itu bertemu dengan temannya bernama Agus saat sama-sama melaut.

Agus bercerita kepada Ucok kalau dirinya kebal. Agus juga memperagakan kekebalannya kepada Ucok. Ternyata, Ucok tertarik dan bertanya darimana mendapatkan ilmu kebal itu.

Agus pun memberikan nomor telepon seorang temannya dari Pulau Jawa kepada Ucok. Dari situlah Ucok mulai menelepon teman Agus bernama Mbah Uti (50), warga Jawa Tengah. Singkat cerita, Ucok akhirnya bertemu dengan Parjo di Medan beberapa tahun silam.

Ucok pun diberi kain mori, yang katanya milik mayat seorang perawan. “Aku dapatnya dari teman di Jawa yang datang ke Medan. Baik kali dia aku cuma bayar Rp2 juta aja dan syaratnya puasa tiga hari tiga malam,” terang Ucok.

Kegunaan jimat tersebut yaitu kebal terhadap bacokan dan disegani lawan serta bisa lolos dari sergapan musuh. Namun jimat tersebut ada pantangannya, yakni tidak boleh memakan pisang raja dan tidak boleh dibawa ke kamar mandi buang air besar. Jimat kain mori harus diberi sajen setiap malam Jumat dengan kemenyan dan 7 kembang warna.

Menurut Ucok, ada mantra agar kain mori itu tetap ampuh dan mantra tersebut dibaca setiap kali bangun tidur.

Selain itu, jimat tidak boleh diwariskan ke anak melainkan harus diwariskan ke teman atau saudara yang jauh. Katanya, jimat tersebut sangat berbahaya kalau sampai diberikan kepada anak. “Jimat kain mori kalau kukasih sama anakku nanti bakal dihantui terus sama jin yang menempati kain morinya,” celoteh Ucok.

Awalnya Ucok sempat tidak percaya. Ucok pun mengujinya dengan mencoba merampok. Saat itu dia merampok seorang sopir peti kemas. Sopir itu sempat melawan dan membacok Ucok. Ucok hanya merasakan sakit dan tidak mengalami luka akibat sabetan senjata tajam.

Melihat Ucak kebal, korban menyerah dan menyerahkan uangnya kepada Ucok. “Percaya nggak percayalah kala itu,” ujar Ucok.

Sejak saat itu Ucok jadi pede kalau merampok karena jimat tersebut. Tapi, Ucok akhirnya tertangkap polisi. Penyebabnya, Ucok lupa memberikan sajen kepada jimatnya. “Ketangkaplah aku… orang lupa aku kasi sajen,” kata Ucok.

Kata Ucok, usai memakai jimat tersebut, setiap malam saat tidur dia kerap dihantui sosok perempuan menyeramkan. “Aku memang udah lama mau buang jimat itu. Seram kalau malam sering dihantui. Katanya dia minta makan. Takut kali aku dan belakangan ini sengaja aku nggak kasih sajen biar hilang dia,” tambah Ucok.

Kini, katanya, jimat tersebut sudah tidak berguna lagi karena syarat-syaratnya sudah dilanggarnya. “Nggak ada gunanya lagi itu udah terlanggar syaratnya,” kata Ucok sambil merokok di sel Polsek Percut Seituan.

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronal Sipayung mengatakan, jimat tersebut kini menjadi barang bukti. (mri/deo)

Foto: Amri/PM Ucok (seragam kuning kanan) dan dua kawannya sesama perampok jelang rekonstruksi kejadian di Jalan Tol Haji Anif.
Foto: Amri/PM
Ucok (seragam kuning kanan) dan dua kawannya sesama perampok jelang rekonstruksi kejadian di Jalan Tol Haji Anif.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satu bundEl kain usang dan kotor tampak di meja penyidik Polsek Percut Seituan. Bundelan kain kumal berwarna putih tersebut merupakan jimat milik tersangka perampok sadis berilmu kebal, Gingser Siagian alias Ucok (42).

Saat ditemui di dalam sel Polsek Percut Seituan, Ucok menceritakan kisah jimat tersebut. Awalnya, warga Uni Kampung Belawan itu bertemu dengan temannya bernama Agus saat sama-sama melaut.

Agus bercerita kepada Ucok kalau dirinya kebal. Agus juga memperagakan kekebalannya kepada Ucok. Ternyata, Ucok tertarik dan bertanya darimana mendapatkan ilmu kebal itu.

Agus pun memberikan nomor telepon seorang temannya dari Pulau Jawa kepada Ucok. Dari situlah Ucok mulai menelepon teman Agus bernama Mbah Uti (50), warga Jawa Tengah. Singkat cerita, Ucok akhirnya bertemu dengan Parjo di Medan beberapa tahun silam.

Ucok pun diberi kain mori, yang katanya milik mayat seorang perawan. “Aku dapatnya dari teman di Jawa yang datang ke Medan. Baik kali dia aku cuma bayar Rp2 juta aja dan syaratnya puasa tiga hari tiga malam,” terang Ucok.

Kegunaan jimat tersebut yaitu kebal terhadap bacokan dan disegani lawan serta bisa lolos dari sergapan musuh. Namun jimat tersebut ada pantangannya, yakni tidak boleh memakan pisang raja dan tidak boleh dibawa ke kamar mandi buang air besar. Jimat kain mori harus diberi sajen setiap malam Jumat dengan kemenyan dan 7 kembang warna.

Menurut Ucok, ada mantra agar kain mori itu tetap ampuh dan mantra tersebut dibaca setiap kali bangun tidur.

Selain itu, jimat tidak boleh diwariskan ke anak melainkan harus diwariskan ke teman atau saudara yang jauh. Katanya, jimat tersebut sangat berbahaya kalau sampai diberikan kepada anak. “Jimat kain mori kalau kukasih sama anakku nanti bakal dihantui terus sama jin yang menempati kain morinya,” celoteh Ucok.

Awalnya Ucok sempat tidak percaya. Ucok pun mengujinya dengan mencoba merampok. Saat itu dia merampok seorang sopir peti kemas. Sopir itu sempat melawan dan membacok Ucok. Ucok hanya merasakan sakit dan tidak mengalami luka akibat sabetan senjata tajam.

Melihat Ucak kebal, korban menyerah dan menyerahkan uangnya kepada Ucok. “Percaya nggak percayalah kala itu,” ujar Ucok.

Sejak saat itu Ucok jadi pede kalau merampok karena jimat tersebut. Tapi, Ucok akhirnya tertangkap polisi. Penyebabnya, Ucok lupa memberikan sajen kepada jimatnya. “Ketangkaplah aku… orang lupa aku kasi sajen,” kata Ucok.

Kata Ucok, usai memakai jimat tersebut, setiap malam saat tidur dia kerap dihantui sosok perempuan menyeramkan. “Aku memang udah lama mau buang jimat itu. Seram kalau malam sering dihantui. Katanya dia minta makan. Takut kali aku dan belakangan ini sengaja aku nggak kasih sajen biar hilang dia,” tambah Ucok.

Kini, katanya, jimat tersebut sudah tidak berguna lagi karena syarat-syaratnya sudah dilanggarnya. “Nggak ada gunanya lagi itu udah terlanggar syaratnya,” kata Ucok sambil merokok di sel Polsek Percut Seituan.

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronal Sipayung mengatakan, jimat tersebut kini menjadi barang bukti. (mri/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/