26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Peluru Bersarang di Perut, Terduga Perampok Tewas

Foto: Raja/PM Boru Tarigan, istri Feri Sianturi, menangis setelah suaminya yang 'dihadiahi' polisi dengan tiga peluru pada Jumat (19/2) dini hari lalu, meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasim Medan. Feri Sianturi adalah terduga perampok uang pengusaha senilai Rp57 juta.
Foto: Raja/PM
Boru Tarigan, istri Feri Sianturi, menangis setelah suaminya yang ‘dihadiahi’ polisi dengan tiga peluru pada Jumat (19/2) dini hari lalu, meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasim Medan. Feri Sianturi adalah terduga perampok uang pengusaha senilai Rp57 juta.

LABUHAN, SUMUTPOS.CO – Masih ingat Feri Sianturi (32), terduga perampok yang ‘dihadiahi’ polisi dengan tiga peluru, masing-masing di kedua paha dan perutnya, Jumat (19/2) dini hari lalu? Setelah tiga hari mendapat perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasim Medan, warga komplek Perumahan TKBM Blok AA, Kelurahan Sei Mati, Medan Labuhan yang ditembak di depan istri dan anaknya itu menghembuskan nafas terakhir, Selasa (23/2) jelang subuh.

Feri meregang nyawa karena peluru polisi bersarang di perutnya, hingga dia mengalami pendarahan hebat. “Karena peluru yang ditembak polisi ke perut itu yang menyebabkan suamiku meninggal. Setelah ditembak itu, suami saya banyak mengeluarkan darah. Bahkan operasi pengambilan peluru pun tak kunjung dilakukan dokter. Itu yang membuat kondisi suami saya semakin lemah. Peluru itu dibiarkan bersarang di perut suami saya,” lirih br Tarigan (20), istri Feri saat ditemui di rumah duka Selasa siang.

Karena itulah, wanita yang baru setahun dinikahi Feri itu meminta personel Polsek Medan Labuhan yang melakukan penembakan bertanggungjawab atas kematian suaminya. “Memang suami saya itu tersangka perampokan, namun bukan berarti sesuka hati polisi untuk menembaknya.Apalagi pada saat penangkapan, suami saya tidak melakukan perlawanan, tapi tetap ditembak. Makanya polisi harus bertanggungjawab,” kesalnya.

Untuk menuntut keadilan, pihak keluarga Feri ramai-ramai mendatangi Polsek Medan Labuhan. Kehadiran pihak keluarga beserta istri Feri itu bertujuan untuk meminta pertanggung jawaban dari pihak kepolisian yang telah melakukan penembakan hingga menewaskan Feri.

“Kami datang kemari hanya untuk meminta pertanggung jawaban dari pihak kepolisian yang sesuka hati menembak. Kalau tidak juga mendapat pertanggung jawaban dari petugas kepolisian Polsek Medan Labuhan, kami akan melaporkan kasus ini ke Propam Poldasu,” tegas br Tarigan.

Menanggapi tuntutan itu, Wakapolsekta Medan Labuhan AKP TL Tambunan menyarankan pihak keluarga menempuh jalur hukum. “Buat apa kita ribut-ribut? Kalau memang merasa keberatan dengan aksi penembakan tersebut, pihak keluarga datang saja ke Propam Poldasu untuk membuat laporan,” saran Tambunan.

Setelah mendengar penjelasan itu, pihak keluarga Feri lantas meninggalkan Polsek Medan Labuhan dan kembali ke rumah duka.

Info dihimpun, rencananya hari ini pihak keluarga akan membuat pengaduan ke Propam Poldasu.

Sekedar mengingatkan, penembakan ini bermula mendapat info dari warga yang menyebut Feri, satu dari 3 terduka perampokan sering pulang lewat tengah malam ke rumahnya. Menindaklanjuti info itu, puluhan personel kepolisian pun bergerak ke kediaman Feri. Begitu melakukan penyergapan, polisi hanya menemukan anak dan istrinya di sana.

Foto: Raja/PM Boru Tarigan, istri Feri Sianturi, menangis setelah suaminya yang 'dihadiahi' polisi dengan tiga peluru pada Jumat (19/2) dini hari lalu, meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasim Medan. Feri Sianturi adalah terduga perampok uang pengusaha senilai Rp57 juta.
Foto: Raja/PM
Boru Tarigan, istri Feri Sianturi, menangis setelah suaminya yang ‘dihadiahi’ polisi dengan tiga peluru pada Jumat (19/2) dini hari lalu, meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasim Medan. Feri Sianturi adalah terduga perampok uang pengusaha senilai Rp57 juta.

LABUHAN, SUMUTPOS.CO – Masih ingat Feri Sianturi (32), terduga perampok yang ‘dihadiahi’ polisi dengan tiga peluru, masing-masing di kedua paha dan perutnya, Jumat (19/2) dini hari lalu? Setelah tiga hari mendapat perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan KH Wahid Hasim Medan, warga komplek Perumahan TKBM Blok AA, Kelurahan Sei Mati, Medan Labuhan yang ditembak di depan istri dan anaknya itu menghembuskan nafas terakhir, Selasa (23/2) jelang subuh.

Feri meregang nyawa karena peluru polisi bersarang di perutnya, hingga dia mengalami pendarahan hebat. “Karena peluru yang ditembak polisi ke perut itu yang menyebabkan suamiku meninggal. Setelah ditembak itu, suami saya banyak mengeluarkan darah. Bahkan operasi pengambilan peluru pun tak kunjung dilakukan dokter. Itu yang membuat kondisi suami saya semakin lemah. Peluru itu dibiarkan bersarang di perut suami saya,” lirih br Tarigan (20), istri Feri saat ditemui di rumah duka Selasa siang.

Karena itulah, wanita yang baru setahun dinikahi Feri itu meminta personel Polsek Medan Labuhan yang melakukan penembakan bertanggungjawab atas kematian suaminya. “Memang suami saya itu tersangka perampokan, namun bukan berarti sesuka hati polisi untuk menembaknya.Apalagi pada saat penangkapan, suami saya tidak melakukan perlawanan, tapi tetap ditembak. Makanya polisi harus bertanggungjawab,” kesalnya.

Untuk menuntut keadilan, pihak keluarga Feri ramai-ramai mendatangi Polsek Medan Labuhan. Kehadiran pihak keluarga beserta istri Feri itu bertujuan untuk meminta pertanggung jawaban dari pihak kepolisian yang telah melakukan penembakan hingga menewaskan Feri.

“Kami datang kemari hanya untuk meminta pertanggung jawaban dari pihak kepolisian yang sesuka hati menembak. Kalau tidak juga mendapat pertanggung jawaban dari petugas kepolisian Polsek Medan Labuhan, kami akan melaporkan kasus ini ke Propam Poldasu,” tegas br Tarigan.

Menanggapi tuntutan itu, Wakapolsekta Medan Labuhan AKP TL Tambunan menyarankan pihak keluarga menempuh jalur hukum. “Buat apa kita ribut-ribut? Kalau memang merasa keberatan dengan aksi penembakan tersebut, pihak keluarga datang saja ke Propam Poldasu untuk membuat laporan,” saran Tambunan.

Setelah mendengar penjelasan itu, pihak keluarga Feri lantas meninggalkan Polsek Medan Labuhan dan kembali ke rumah duka.

Info dihimpun, rencananya hari ini pihak keluarga akan membuat pengaduan ke Propam Poldasu.

Sekedar mengingatkan, penembakan ini bermula mendapat info dari warga yang menyebut Feri, satu dari 3 terduka perampokan sering pulang lewat tengah malam ke rumahnya. Menindaklanjuti info itu, puluhan personel kepolisian pun bergerak ke kediaman Feri. Begitu melakukan penyergapan, polisi hanya menemukan anak dan istrinya di sana.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/