25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Sempat Rebutan Pistol

Brigadir Susanto
Brigadir Susanto

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua kali suara letusan senjata api terdengar oleh saksi ketika terjadinya penembakan Kayanma Polda Metro Jaya AKBP Pamudji oleh bawahannya Brigadir Susanto. Letusan tembakan pertama rupanya dilakukan Pamudji ketika terjadi rebutan revolver dengan tersangka Brigadir Susanto.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru Pranoto mengungkapkan, tersangka mencoba merebut senjatanya yang semula dikantongi oleh Pamudji setelah ditegur.

“Saat diambil terjadi pertahanan oleh korban, mau diambil oleh tersangka. Saat itu tersangka melihat revolvernya dikantongi korban dan ia merasa itu senjatanya,” kata Heru, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (24/3).

Ketika terjadi rebutan senjata api tersebut, tangan Pamujdi sudah memegang pelatuk revolver tersebut. Saat sedang rebutan senjata api tersebut, tangan Pamudji yang dipegangi Susanto mengarah ke atas.

“Kemudian pelatuknya tertarik dan meletus tembakan ke dinding terjadi rekoset,” imbuh Heru.

Ketika tembakan pertama meletus, Pamudji pun berteriak ‘Astagfirullah’. Setelah itu, Susanto dengan cepat merebut senjata dari Pamudji.

“Setelah senjata beralih tangan, tersangka menurunkan lengan korban, lalu terjadi penembakan terhadap korban,” lanjutnya.

Tembakan kedua tepat mengenai pelipis kiri Pamudji yang tembus hingga ke belakang telinga kanannya. Pamudji pun ambruk berlumuran darah hingga akhirnya tewas.

 

MARAH SENJATA DIAMBIL

Perlahan Polisi mulai menemukan motif penembakan Kepala Pelayanan Masyarakat (Yanma) Polda Metro Jaya AKBP Pamudji oleh tersangka Brigadir Susanto.

Polisi menemukan, penyebab tersangka menembak di piket Yanma, hanya karena kesal kepada korban yang mengambil senjata api (senpi) miliknya. “Menggali motif tidak mudah. Kita tidak bisa langsung (karena) dia (tersangka) dinas di Yanma sudah lama. Yang jelas dia melakukan penembakan dan motifnya dia mau ambil (senpi) itu kembali,” ujar Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/3).

Menyoal apakah bentuk teguran dengan mengambil senjata wajar dilakukan, Rikwanto menyampaikan, hal itu umum dilakukan.

“Teguran ini umum. Saya, pak Dir (Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru Pranoto), melakukan hal yang sama kalau ada yang tak pakai pakaian dinas. Diambil senjata, itu prosedur. Ada ditegur sambil sikap sempurna, ada juga ditegur lalu ambil senjata,” ungkapnya.

Ihwal apakah ada kata-kata kasar yang keluar pada saat peneguran, Rikwanto membantahnya. “Kita tahu semua pak Pamudji, orangnya tak mungkin mengeluarkan kata-kata tak benar,” tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan info motif di balik penembakan itu karena pelaku merasa kesal senjata dinasnya diambil korban.

“Pelaku merasa kesal dengan tindakan korban selaku atasannya yang mengambil senjata api dinas miliknya, karena pelaku pada saat melaksanakan tugas piket tidak mengenakan baju seragam dinas. Perbuatan pelaku dilakukan secara spontan dan tidak direncanakan sebelumnya,” ujar rilis dari polisi. (net/bbs)

Brigadir Susanto
Brigadir Susanto

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua kali suara letusan senjata api terdengar oleh saksi ketika terjadinya penembakan Kayanma Polda Metro Jaya AKBP Pamudji oleh bawahannya Brigadir Susanto. Letusan tembakan pertama rupanya dilakukan Pamudji ketika terjadi rebutan revolver dengan tersangka Brigadir Susanto.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru Pranoto mengungkapkan, tersangka mencoba merebut senjatanya yang semula dikantongi oleh Pamudji setelah ditegur.

“Saat diambil terjadi pertahanan oleh korban, mau diambil oleh tersangka. Saat itu tersangka melihat revolvernya dikantongi korban dan ia merasa itu senjatanya,” kata Heru, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (24/3).

Ketika terjadi rebutan senjata api tersebut, tangan Pamujdi sudah memegang pelatuk revolver tersebut. Saat sedang rebutan senjata api tersebut, tangan Pamudji yang dipegangi Susanto mengarah ke atas.

“Kemudian pelatuknya tertarik dan meletus tembakan ke dinding terjadi rekoset,” imbuh Heru.

Ketika tembakan pertama meletus, Pamudji pun berteriak ‘Astagfirullah’. Setelah itu, Susanto dengan cepat merebut senjata dari Pamudji.

“Setelah senjata beralih tangan, tersangka menurunkan lengan korban, lalu terjadi penembakan terhadap korban,” lanjutnya.

Tembakan kedua tepat mengenai pelipis kiri Pamudji yang tembus hingga ke belakang telinga kanannya. Pamudji pun ambruk berlumuran darah hingga akhirnya tewas.

 

MARAH SENJATA DIAMBIL

Perlahan Polisi mulai menemukan motif penembakan Kepala Pelayanan Masyarakat (Yanma) Polda Metro Jaya AKBP Pamudji oleh tersangka Brigadir Susanto.

Polisi menemukan, penyebab tersangka menembak di piket Yanma, hanya karena kesal kepada korban yang mengambil senjata api (senpi) miliknya. “Menggali motif tidak mudah. Kita tidak bisa langsung (karena) dia (tersangka) dinas di Yanma sudah lama. Yang jelas dia melakukan penembakan dan motifnya dia mau ambil (senpi) itu kembali,” ujar Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/3).

Menyoal apakah bentuk teguran dengan mengambil senjata wajar dilakukan, Rikwanto menyampaikan, hal itu umum dilakukan.

“Teguran ini umum. Saya, pak Dir (Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru Pranoto), melakukan hal yang sama kalau ada yang tak pakai pakaian dinas. Diambil senjata, itu prosedur. Ada ditegur sambil sikap sempurna, ada juga ditegur lalu ambil senjata,” ungkapnya.

Ihwal apakah ada kata-kata kasar yang keluar pada saat peneguran, Rikwanto membantahnya. “Kita tahu semua pak Pamudji, orangnya tak mungkin mengeluarkan kata-kata tak benar,” tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan info motif di balik penembakan itu karena pelaku merasa kesal senjata dinasnya diambil korban.

“Pelaku merasa kesal dengan tindakan korban selaku atasannya yang mengambil senjata api dinas miliknya, karena pelaku pada saat melaksanakan tugas piket tidak mengenakan baju seragam dinas. Perbuatan pelaku dilakukan secara spontan dan tidak direncanakan sebelumnya,” ujar rilis dari polisi. (net/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/