27 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Cabuli Bocah 4 Tahun, Pak Guru Diarak Warga

Foto: Gibson/PM  Kasat Reskrim. Kompol Jean Calvijn Simanjuntak. didampingi AKP Parulian Lubis, menginterogasi tersangka cabul, Putra Hendrawan di ruang unit PPA Polresta Medan.
Foto: Gibson/PM
Kasat Reskrim. Kompol Jean Calvijn Simanjuntak. didampingi AKP Parulian Lubis, menginterogasi tersangka cabul, Putra Hendrawan di ruang unit PPA Polresta Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Putra Hendrawan alias Endah (39) warga Jl. Murai 15, Kel. Kenanga, Kec. Percut Seituan Deliserdang diarak puluhan warga ke Polresta Medan, Rabu (23/4) sekira pukul 14.30 WIB. Guru bidang studi TIK (Teknologi Ilmu Komputer) di Yayasan Pembangunan Nasional, Jl. Bhayangkara Medan itu dituding telah mencabuli anak tetangganya yang masih berusia 4 tahun, sebut saja bernama Bejo.

Kasus ini terkuak karena Bejo kerap mengeluh sakit tiap kali buang air besar. Curiga ada yang tak beres, Senin (21/4) lalu, orangtua Bejo pun menceritakan kondisi sang anak pada tetangganya bernama Devi (50). Setelah dibujuk dan melakukan pendekatan, Bejo akhirnya menceritakan peristiwa yang menimpanya. “Aku sempat terkejut dan tak percaya dengan cerita itu. Namun korban tetap pada ceritanya. Selain disodomi, korban juga dipaksa pelaku oral seks,” beber Devi saat ditemui kru koran ini di kantor polisi.

Pernyataan korban diperkuat oleh temannya Putri (5), yang mengaku saat bermain sempat melihat pelaku mengajak Bejo ke dapur rumahnya. Beberapa menit kemudian, Bejo keluar sambil muntah-muntah. “Bang Endah memanggil Bejo ke dapur, kami tidak curiga, tapi waktu dia keluar, kami lihat mukanya pucat dan muntah-muntah. Pas kami tanya dia diam saja dan langsung keluar,” ungkap Putri.

Hal senada juga dikatakan Bambang Sitepu (34) dan warga lain. “Setelah kasus ini terbongkar, kami sempat memanggil pelaku untuk membicarakan masalah ini. Tapi pelaku tidak mau, dan ia malah sembunyi di rumahnya. Makanya kami sepakat membawanya secara paksa ke kantor polisi,” ujar Bambang.

Sementara itu, orangtua korban Karti Ningsih (48) mengatakan, Bejo adalah anak kedua dari empat bersaudara. “Awalnya dia ngaku sakit di anus, setelah kami cek, ternyata dicabuli oleh guru itu. Sudah kami serahkan ke dalam (kantor polisi). Sudah ya, saya malu,” katanya. Kepala Lingkungan 4, Kel. Kenanga Kec. Percut Sei Tuan, M. Iqbal menambahkan bahwa setelah mengetahui cerita dari Devi dan ibu-ibu lainnya, selanjutnya warga di sekitar lingkungan berembuk dan mengatakan kepada pemuda setempat datang membujuk pelaku untuk mengakui perbuatannya. Namun, pelaku tetap berkilah, hingga warga yang emosi memboyong pelaku Polresta Medan.

“Benar, kami sudah membawa pelaku ke Polres, itu masih diperiska di dalam. Saya tidak bisa banya bicara karena ini masalah cabul,” tambahnya di halaman Polresta Medan.

Sementara itu, Putra Hendrawan menepis semua tuduhan keluarga korban dan warga kepadanya. Dia membantah telah melakukan perbuatan keji itu. “Saya tidak berbuat seperti itu, kan masih dugaan. Coba buktikanlah. Saya tadi malas keluar rumah karena malas mendengar cakap-calap warga,” tantangnya sembari masuk ke ruang Unit PPA Polresta Medan.

Hingga pukul 17.00 WIB, warga masih menunggu di halaman Polresta Medan dan sesekali masuk untuk melihat perkembangan pemeriksaan polisi. “Yang penting kami sudah membawa pelaku ke kantor polisi, selanjutnya kami menunggu kabar. Tapi kalau polisi tidak serius, akan kami ributin lagi,” ancam puluhan warga.

Masih kata warga, selama ini pelaku memang sering mengajak anak-anak tetangganya main ke rumahnya dengan iming-iming permen dan makanan ringan. Tapi mereka tak curiga karena pelaku adalah seorang guru. Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Jean calvijn Simanjuntak didampingi Kanit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) AKP Parulian Lubis yang dikonfirmasi mengaku pihaknya masih mendalami kasus itu.

“Laporannya ada dan sudah kita terima. Kita masih melakukan pemeriksaan. Karena ini adalah kasus cabul, jadi kita harus menanyakan dengan teknik pendekatan kepada korban,” bebernya. Mengenai status pelaku seorang guru, Calvijn menambahkan akan mendalaminya dulu. “Korban dan pelaku sedang dimintai keterangan. Sabar, kita akan beri keterangan setelah selesai pemeriksaan,” tandas perwira berpangkat satu melati emas di pundaknya itu. (gib/deo)

Foto: Gibson/PM  Kasat Reskrim. Kompol Jean Calvijn Simanjuntak. didampingi AKP Parulian Lubis, menginterogasi tersangka cabul, Putra Hendrawan di ruang unit PPA Polresta Medan.
Foto: Gibson/PM
Kasat Reskrim. Kompol Jean Calvijn Simanjuntak. didampingi AKP Parulian Lubis, menginterogasi tersangka cabul, Putra Hendrawan di ruang unit PPA Polresta Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Putra Hendrawan alias Endah (39) warga Jl. Murai 15, Kel. Kenanga, Kec. Percut Seituan Deliserdang diarak puluhan warga ke Polresta Medan, Rabu (23/4) sekira pukul 14.30 WIB. Guru bidang studi TIK (Teknologi Ilmu Komputer) di Yayasan Pembangunan Nasional, Jl. Bhayangkara Medan itu dituding telah mencabuli anak tetangganya yang masih berusia 4 tahun, sebut saja bernama Bejo.

Kasus ini terkuak karena Bejo kerap mengeluh sakit tiap kali buang air besar. Curiga ada yang tak beres, Senin (21/4) lalu, orangtua Bejo pun menceritakan kondisi sang anak pada tetangganya bernama Devi (50). Setelah dibujuk dan melakukan pendekatan, Bejo akhirnya menceritakan peristiwa yang menimpanya. “Aku sempat terkejut dan tak percaya dengan cerita itu. Namun korban tetap pada ceritanya. Selain disodomi, korban juga dipaksa pelaku oral seks,” beber Devi saat ditemui kru koran ini di kantor polisi.

Pernyataan korban diperkuat oleh temannya Putri (5), yang mengaku saat bermain sempat melihat pelaku mengajak Bejo ke dapur rumahnya. Beberapa menit kemudian, Bejo keluar sambil muntah-muntah. “Bang Endah memanggil Bejo ke dapur, kami tidak curiga, tapi waktu dia keluar, kami lihat mukanya pucat dan muntah-muntah. Pas kami tanya dia diam saja dan langsung keluar,” ungkap Putri.

Hal senada juga dikatakan Bambang Sitepu (34) dan warga lain. “Setelah kasus ini terbongkar, kami sempat memanggil pelaku untuk membicarakan masalah ini. Tapi pelaku tidak mau, dan ia malah sembunyi di rumahnya. Makanya kami sepakat membawanya secara paksa ke kantor polisi,” ujar Bambang.

Sementara itu, orangtua korban Karti Ningsih (48) mengatakan, Bejo adalah anak kedua dari empat bersaudara. “Awalnya dia ngaku sakit di anus, setelah kami cek, ternyata dicabuli oleh guru itu. Sudah kami serahkan ke dalam (kantor polisi). Sudah ya, saya malu,” katanya. Kepala Lingkungan 4, Kel. Kenanga Kec. Percut Sei Tuan, M. Iqbal menambahkan bahwa setelah mengetahui cerita dari Devi dan ibu-ibu lainnya, selanjutnya warga di sekitar lingkungan berembuk dan mengatakan kepada pemuda setempat datang membujuk pelaku untuk mengakui perbuatannya. Namun, pelaku tetap berkilah, hingga warga yang emosi memboyong pelaku Polresta Medan.

“Benar, kami sudah membawa pelaku ke Polres, itu masih diperiska di dalam. Saya tidak bisa banya bicara karena ini masalah cabul,” tambahnya di halaman Polresta Medan.

Sementara itu, Putra Hendrawan menepis semua tuduhan keluarga korban dan warga kepadanya. Dia membantah telah melakukan perbuatan keji itu. “Saya tidak berbuat seperti itu, kan masih dugaan. Coba buktikanlah. Saya tadi malas keluar rumah karena malas mendengar cakap-calap warga,” tantangnya sembari masuk ke ruang Unit PPA Polresta Medan.

Hingga pukul 17.00 WIB, warga masih menunggu di halaman Polresta Medan dan sesekali masuk untuk melihat perkembangan pemeriksaan polisi. “Yang penting kami sudah membawa pelaku ke kantor polisi, selanjutnya kami menunggu kabar. Tapi kalau polisi tidak serius, akan kami ributin lagi,” ancam puluhan warga.

Masih kata warga, selama ini pelaku memang sering mengajak anak-anak tetangganya main ke rumahnya dengan iming-iming permen dan makanan ringan. Tapi mereka tak curiga karena pelaku adalah seorang guru. Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Jean calvijn Simanjuntak didampingi Kanit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) AKP Parulian Lubis yang dikonfirmasi mengaku pihaknya masih mendalami kasus itu.

“Laporannya ada dan sudah kita terima. Kita masih melakukan pemeriksaan. Karena ini adalah kasus cabul, jadi kita harus menanyakan dengan teknik pendekatan kepada korban,” bebernya. Mengenai status pelaku seorang guru, Calvijn menambahkan akan mendalaminya dulu. “Korban dan pelaku sedang dimintai keterangan. Sabar, kita akan beri keterangan setelah selesai pemeriksaan,” tandas perwira berpangkat satu melati emas di pundaknya itu. (gib/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/