MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seminggu berlalu, polisi tak juga berhasil membekuk 6 pelaku yang merampok dan menembak Roy Marisi Simorangkir (31) di Jl. Cempaka Medan Helvetia.
Saat ditemui, Kapolsek Helvetia AKP Roni Bonic mengaku pihaknya belum mengetahui identitas para pelaku. “Anggota masih berada di lapangan untuk mencari. Pokoknya kasus ini masih kita selidiki. Belum tahu kita siapa pelakunya,”ucapnya.
Bahkan sampai saat ini Bonic mengaku belum ada memeriksa pihak Adira Finance yang jadi leasing tempat Yoga Syaputra Simorangkir yang merupakan abang kandung korban meminjam uang. Namun, dirinya mengaku sudah mengirim surat panggilan ke kantor Adira Finance di Jl. Bambu II, Kel. Glugur Kota, Kec Medan Barat.
“Belum ada kita periksa dari Adira. Tapi dalam minggu ini mereka akan datang,” cetusnya.
Masih kata Bonic, perampokan yang menimpa Roy dan membawa kabur sepeda motor Ninja Warrior BK 3589 OW yang kala itu menggunakan nomor polisi BK 3116 ONE dilaporkan ke Polsek Helvetia atas nama abang kandungnya, Yoga Syaputra Simorangkir.
“Yang lapor kemarin itu pun si Yoga. Tapi intinya, sampai saat ini kita masih melakukan penyelidikan,” pungkasnya. Sebelumnya, abang kandung Roy, Yoga Syahputra Simorangkir yang merupakan pemilik sepeda motor tersebut mengaku membeli sepeda motor tersebut sekira tahun 2011 secara kontan seharga Rp38 juta. Namun, di tahun 2012 lalu lantaran perlu uang untuk urusan keluarga, Yoga pun menggadaikan BPKB sepeda motornya tersebut ke Adira Finance sebanyak Rp20 juta.
“Itu kereta saya beli kontan seharga Rp38 juta. Tapi, saya list back (gadaikan) ke Adira Rp20 juta dengan jaminan BPKB saya,” ungkapnya.
Kemudian, dirinya mengaku, untuk melunasi utangnya tersebut dirinya pun mengaku membayar angsuran setiap bulannya senilai Rp1,050 juta. Tapi dirinya baru membayar 7 kali angsuran dari 33 bulan yang telah ditentukan.
“Baru 7 bulan yang saya bayar. Ada 33 bulan itu angsurannya. Soalnya, totalnya Rp30 juta. Itupun saya lupa, apakah tahun semalam atau 2 tahun yang lalu saya bayar angsuran itu. Tapi yang jelas, saya baru 7 kali bayar angsuran itu,” pungkasnya.
Dugaan keterlibatan leasing di balik perampokan Roy juga tak ditampik Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta. “Ada kaitannya dengan leasing ya,” katanya seraya enggan memberitahukan nama leasing yang dimaksud. Hal tersebut, dikatakan Nico lantaran pihak leasing yang dimaksud memang tengah mencari sepeda motor Ninja Warrior yang ketika itu dikendarai oleh Roy.
“Dari hasil penyelidikan kita, sepeda motor yang digunakan korban itu memang dicari oleh salah satu perusahaan leasing,” katanya.
“Ada titik yang masih harus didalami oleh tim terpadu kami, masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas para pelaku,” tambah perwira dengan tiga melati emas di pundak itu.
KODAM I LARANG ANGGOTA KERJA SAMPINGAN
Kapendam I/BB, Kolonel Inf Samuel Petrus Hehakaya meminta masyarakat melaporkan jika ada menemukan oknum TNI yang merangkap jadi petugas dept colektor ke POM. “Anggota Kodam I dilarang jadi dept colektor. Kalau masyarakan ada yang mengetahui selahkan lapor biar dapat ditindak,” tegas Samuel saat ditemui, Minggu (24/8) sore.
Ditanya soal masih maraknya anggota TNI berseragam dimanfaatkan pihak leasing untuk menarik kendaraan yang kreditnya macet seperti yang dialami Fajar (31), warga Jl. Bromo Medan? Samuel mengatakan, info itu perlu di kroscek ulang. “Tanya siapa namanya. Karena bisa saja itu TNI angkatan darat, laut, dan udara. Setelah itu sudah dapat, barulah laporkan ke institusinya masing-masing biar ditindak,” pungkasnya.
Sebelumnya, aksi menghebohkan sempat terjadi saat rekontruksi perampokan Bank Muamalat di Jl Krakatau Medan. Pasalnya, saat itu salah seorang pengendara kereta yang diketahui benama Fajar (31) warga Jl Bromo Medan berteriak minta tolong. Mendengar itu, petugas Polresta Medan yanga saat itu melakukan pra rekontruksi pun kemudian berlari menuju suara teriakan tersebut. saat itulah diketahui, kalau Honda Supra milik Fajar tersebut hendak dirampas anggota TNI yang diduga disewa pihak CS Finance.
Alhasil, anggota TNI yang kala itu menggunakan pakaian seragam itu sempat malu karena jadi tontonan warga. Sebelum pergi, anggota TNI tersebut sempat mengaku mereka sempat ke rumah Fajar namun dirinya tidak ada. Tapi Fajar yang diduga nunggak angsuran itu membantahnya. Melihat kondisi yang sudah mulai tegang, polisi pun meminta kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan tersebut di Polresta Medan. (ind/deo)