26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pergi Ngusuk Dimaki, Nafkah tak Diberi

Foto: Jalal/PM Sonta dan putrinya adukan Japidsar ke polisi
Foto: Jalal/PM
Sonta dan putrinya adukan Japidsar ke polisi.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Selama proses pemeriksaan, Japidsar kerap mengeluhkan sikap anak istrinya yang sudah tak lagi menghormatinya. Bahkan, sudah beberapa tahun belakangan, dia dan Sonta pisah ranjang. Kebetulan, di kontrakan mereka, ada kamar yang dikoskan. Nah, Japidsar sendiri tidur bersama para anak kos.

Tapi Sonta punya alasan sendiri. Dibebernya, sudah hampir 15 tahun suaminya itu tak menafkahinya. Padahal, Japidsar punya penghasilan walau hanya jadi juru parkir di Jl. Sudirman Tebingtinggi. “Mulai tahun 2000 sampe sekarang gak pernah ngasih uang belanja dia,” ketus Sonta. Bahkan, sambungnya, pernah dia menyuruh anaknya meminta uang pada Japidsar untuk membeli keperluan rumah tangga, tapi malah bentakan yang diperoleh.

“Katanya, biar aja mati kelaparan kalian. Uangku, mau kupake tidur di hotel, gak usah kalian minta-minta uangku, gitu katanya. Padahal, bukannya yang macam-macam kami minta, untuk tambahan belanja. Tahu aku dia tukang parkir, tapi pinomat Rp5000 atau Rp10.000 kan bisa dikasihnya untuk beli beras,” kesal Sonta, mengenang kelakuan suami yang sudah memberinya 7 anak itu.

Masih Sonta. Ada juga anaknya yang laki-laki, selama ini kerja jadi jukir juga. “Sudah berulangkali anakku itu ngajak bapaknya biar jadi tukang parkir lagi. Tapi, bisa nanti kerja seminggu, pre seminggu. Bisa juga pre berbulan-bulan. Jadi wajar kalau dia kusindir tiap habis makan, bukan pas lagi makan kusindir,” jelasnya.

Nah, karena punya suami tak bertanggungjawab, Sonta akhirnya mencari nafkah sendiri dengan jadi tukang kusuk, dari rumah ke rumah. Dari pekerjaan itupula Sonta menghidupi diri dan anaknya. Sebab, penghasilan Japidsar tak bisa diganggunya. Sialnya, Japidsar malah berulah. Dia kerap memaki Sonta tiap kali dijemput orang untuk mengusuk.

“Kekmana mau makan kami kalau Mamakku tak mengusuk. Padahal itu pekerjaannya, tapi setiap ada pasien yang menjemput, padahal yang jemput perempuan, Bapak selalu bilang, ‘Memang lonte kau’, gitu katanya. Mamak selalu mengalah, tak mau ribut,” tambah Tiodor.

Bahkan, Sonta pernah berjanji berhenti jadi tukang kusuk, asal Japidsar menafkahi. “Diiyakan Bapak. Tapi satu bulan ditunggu Mamak, gak juga kerja. Sementara langganan kusuk Mamak sudah banyak. Makanya Mamak ngusuk lagi, kalau enggak mau makan apa kami. Tapi malah dimaki Bapak. Udah seminggu ini tak cakapan mereka,” papar Tiodor lagi. (cr3/trg)

Foto: Jalal/PM Sonta dan putrinya adukan Japidsar ke polisi
Foto: Jalal/PM
Sonta dan putrinya adukan Japidsar ke polisi.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Selama proses pemeriksaan, Japidsar kerap mengeluhkan sikap anak istrinya yang sudah tak lagi menghormatinya. Bahkan, sudah beberapa tahun belakangan, dia dan Sonta pisah ranjang. Kebetulan, di kontrakan mereka, ada kamar yang dikoskan. Nah, Japidsar sendiri tidur bersama para anak kos.

Tapi Sonta punya alasan sendiri. Dibebernya, sudah hampir 15 tahun suaminya itu tak menafkahinya. Padahal, Japidsar punya penghasilan walau hanya jadi juru parkir di Jl. Sudirman Tebingtinggi. “Mulai tahun 2000 sampe sekarang gak pernah ngasih uang belanja dia,” ketus Sonta. Bahkan, sambungnya, pernah dia menyuruh anaknya meminta uang pada Japidsar untuk membeli keperluan rumah tangga, tapi malah bentakan yang diperoleh.

“Katanya, biar aja mati kelaparan kalian. Uangku, mau kupake tidur di hotel, gak usah kalian minta-minta uangku, gitu katanya. Padahal, bukannya yang macam-macam kami minta, untuk tambahan belanja. Tahu aku dia tukang parkir, tapi pinomat Rp5000 atau Rp10.000 kan bisa dikasihnya untuk beli beras,” kesal Sonta, mengenang kelakuan suami yang sudah memberinya 7 anak itu.

Masih Sonta. Ada juga anaknya yang laki-laki, selama ini kerja jadi jukir juga. “Sudah berulangkali anakku itu ngajak bapaknya biar jadi tukang parkir lagi. Tapi, bisa nanti kerja seminggu, pre seminggu. Bisa juga pre berbulan-bulan. Jadi wajar kalau dia kusindir tiap habis makan, bukan pas lagi makan kusindir,” jelasnya.

Nah, karena punya suami tak bertanggungjawab, Sonta akhirnya mencari nafkah sendiri dengan jadi tukang kusuk, dari rumah ke rumah. Dari pekerjaan itupula Sonta menghidupi diri dan anaknya. Sebab, penghasilan Japidsar tak bisa diganggunya. Sialnya, Japidsar malah berulah. Dia kerap memaki Sonta tiap kali dijemput orang untuk mengusuk.

“Kekmana mau makan kami kalau Mamakku tak mengusuk. Padahal itu pekerjaannya, tapi setiap ada pasien yang menjemput, padahal yang jemput perempuan, Bapak selalu bilang, ‘Memang lonte kau’, gitu katanya. Mamak selalu mengalah, tak mau ribut,” tambah Tiodor.

Bahkan, Sonta pernah berjanji berhenti jadi tukang kusuk, asal Japidsar menafkahi. “Diiyakan Bapak. Tapi satu bulan ditunggu Mamak, gak juga kerja. Sementara langganan kusuk Mamak sudah banyak. Makanya Mamak ngusuk lagi, kalau enggak mau makan apa kami. Tapi malah dimaki Bapak. Udah seminggu ini tak cakapan mereka,” papar Tiodor lagi. (cr3/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/