26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Komplotan Pemalsu Ijazah dan Akte Diciduk di Mandala

Foto: Amri/PM Pelaku pemalsu dokumen (sandang ransel) peluk adiknya di halaman kantor polisi, Rabu (25/2).
Foto: Amri/PM
Pelaku pemalsu dokumen (sandang ransel) peluk adiknya di halaman kantor polisi, Rabu (25/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menyamar, seorang polwan berhasil mengelabui Mimi (28). Warga Perumnas Mandala itu diciduk saat transaksi atas jasa pembuatan dokumen palsu, Rabu (25/2) pagi. Dari Mimi, polisi menyita akte kelahiran dan ijazah SMA, keduanya diduga palsu.

Penyamaran dilakukan setelah polwan itu mendapat informasi dari Dani (22), salah korban penipuan Mimi. Diakui Dani, dia kesal karena tak diterima jadi satpam setelah ketahuan memakai akte kelahiran palsu. “Udah aku jumpai dia, tapi gak mau diselesaikannya. Jadi aku lapor aja ke polisi,” ujar Dani.

Dibeber Dani, sebelum penangkapan Mimi, dia melaporkan aksi Mimi pada kenalannya orang Intel Polresta Medan. Dari samalah Mimi berhasil dijebak.

Polwan yang menyamar itu lalu membuat janji ketemu di kawasan Perumnas Mandala.

Di sana, keduanya terlibat obrolan yang mengarah ke urusan dokumen palsu itu. Selang beberapa jam ngobrol, Mimi pun diringkus. Dia tak sadar kalau di sekelilingnya sudah ada polisi lain yang juga menyamar. Saat diinterogasi, Mimi bersikukuh bukan pemalsu dokumen.

“Aku bukan pelakunya Pak, aku cuma bilangkan aja kalau ada yang mau pesan. Sama kawan aku itulah Pak aku pesan. Nama lengkapnya gak tahu kali aku, panggilannya aja yang aku tau, orang Percut sini dia, panggilannya Putra,” ujar Mimi.

“Aku cuma kasih tahu sama Putra, nanti orang yang mau urus ijazah. Orang itu jumpa langsung, terus kalau udah siap aku dipanggil Putra dan dapat fee Rp.100 ribu,” tambah wanita berambut gonjes dan perawakan seperti lelaki itu.

Menurut polisi yang ikut mengamankannya, Mimi dan temannya, memalsukan dokumen untuk meloloskan calon TKI yang hendak bekerja di Malaysia. “Mereka ini pemalsu dokumen, biasanya yang nyuruh calon-calon TKI yang hendak bekerja di Malaysia. Banyak yang tamat SMP disulap jadi tamatan SMA,” ujar salah seorang polwan

Tak lama berselang, keluarga Mimi datang. Begitu dijelaskan polisi, baru mereka memaklumi penangkapan itu. “Di rumah pendiam dia, sering gak di rumah pun. Sering main tempat kawannya, rata-rata perempuan, jarang sama laki-laki. Kashian kakak kami itu,” ujar Ita, adik Mimi.

“Kakak kami anak pertama dari 3 bersaudara. Dulu kakak jualan di dekat Stadion Teladan, sekarang gak jualan lagi karena bangkrut, gak ada modal. Saya juga bingung kenapa kakak kami ditangkap,” ujarnya lagi. Mimi sendiri belum bisa wawancarai. Sebab polisi memboyongnya melakukan pengembangan ke jaringan pemalsu lain.

“Nanti lagi ya, sekarang kita akan lakukan lagi pengembangan untuk angkat si pembuat dokumen tersebut. Yang ini cuman agen aja, untuk itu kita kembangkan,” ujar seorang petugas Intel Polresta Medan.

Saat akan dibawa, Mimi menangis histeris. “Dek tolong, Kakak gak tahu apa-apa,” isaknya memelas. Diketahui, dokumen ijazah dan akte kelahiran tersebut palsu, dari kertas yang tipis dan juga stempel disdukcapil yang tidak sesuai.

Foto: Amri/PM Pelaku pemalsu dokumen (sandang ransel) peluk adiknya di halaman kantor polisi, Rabu (25/2).
Foto: Amri/PM
Pelaku pemalsu dokumen (sandang ransel) peluk adiknya di halaman kantor polisi, Rabu (25/2).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menyamar, seorang polwan berhasil mengelabui Mimi (28). Warga Perumnas Mandala itu diciduk saat transaksi atas jasa pembuatan dokumen palsu, Rabu (25/2) pagi. Dari Mimi, polisi menyita akte kelahiran dan ijazah SMA, keduanya diduga palsu.

Penyamaran dilakukan setelah polwan itu mendapat informasi dari Dani (22), salah korban penipuan Mimi. Diakui Dani, dia kesal karena tak diterima jadi satpam setelah ketahuan memakai akte kelahiran palsu. “Udah aku jumpai dia, tapi gak mau diselesaikannya. Jadi aku lapor aja ke polisi,” ujar Dani.

Dibeber Dani, sebelum penangkapan Mimi, dia melaporkan aksi Mimi pada kenalannya orang Intel Polresta Medan. Dari samalah Mimi berhasil dijebak.

Polwan yang menyamar itu lalu membuat janji ketemu di kawasan Perumnas Mandala.

Di sana, keduanya terlibat obrolan yang mengarah ke urusan dokumen palsu itu. Selang beberapa jam ngobrol, Mimi pun diringkus. Dia tak sadar kalau di sekelilingnya sudah ada polisi lain yang juga menyamar. Saat diinterogasi, Mimi bersikukuh bukan pemalsu dokumen.

“Aku bukan pelakunya Pak, aku cuma bilangkan aja kalau ada yang mau pesan. Sama kawan aku itulah Pak aku pesan. Nama lengkapnya gak tahu kali aku, panggilannya aja yang aku tau, orang Percut sini dia, panggilannya Putra,” ujar Mimi.

“Aku cuma kasih tahu sama Putra, nanti orang yang mau urus ijazah. Orang itu jumpa langsung, terus kalau udah siap aku dipanggil Putra dan dapat fee Rp.100 ribu,” tambah wanita berambut gonjes dan perawakan seperti lelaki itu.

Menurut polisi yang ikut mengamankannya, Mimi dan temannya, memalsukan dokumen untuk meloloskan calon TKI yang hendak bekerja di Malaysia. “Mereka ini pemalsu dokumen, biasanya yang nyuruh calon-calon TKI yang hendak bekerja di Malaysia. Banyak yang tamat SMP disulap jadi tamatan SMA,” ujar salah seorang polwan

Tak lama berselang, keluarga Mimi datang. Begitu dijelaskan polisi, baru mereka memaklumi penangkapan itu. “Di rumah pendiam dia, sering gak di rumah pun. Sering main tempat kawannya, rata-rata perempuan, jarang sama laki-laki. Kashian kakak kami itu,” ujar Ita, adik Mimi.

“Kakak kami anak pertama dari 3 bersaudara. Dulu kakak jualan di dekat Stadion Teladan, sekarang gak jualan lagi karena bangkrut, gak ada modal. Saya juga bingung kenapa kakak kami ditangkap,” ujarnya lagi. Mimi sendiri belum bisa wawancarai. Sebab polisi memboyongnya melakukan pengembangan ke jaringan pemalsu lain.

“Nanti lagi ya, sekarang kita akan lakukan lagi pengembangan untuk angkat si pembuat dokumen tersebut. Yang ini cuman agen aja, untuk itu kita kembangkan,” ujar seorang petugas Intel Polresta Medan.

Saat akan dibawa, Mimi menangis histeris. “Dek tolong, Kakak gak tahu apa-apa,” isaknya memelas. Diketahui, dokumen ijazah dan akte kelahiran tersebut palsu, dari kertas yang tipis dan juga stempel disdukcapil yang tidak sesuai.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/