MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wanita berkewarganegaraan Korea Selatan (Korsel), Kim Juengsim (51) dihabisi pria berdarah batak yang juga mantan sopir pribadinya, Aldino Parulian Sarumpaet (31) secara sadis, di rumah kontrakannya do Perumahan Kemang Pratama 2, Jl Kemang Anggrek, Kota Bekasi, Minggu (16/3) lalu. Leher Kim dipenggal lalu kepala dan badannya di 2 lokasi berbeda.
Mayat Kim tanpa kepala ditemukan di Kampung Sela, Desa Mekar Sari, Kecamatan Cikalongkulon, Cianjur, Jawa Barat, Senin (17/3). Informasi yang diperoleh dari sumber di kepolisian, Selasa (25/3) menyebutkan, sebelum dibunuh, korban didatangi oleh pelaku di rumahnya di Perumahan Kemang Pratama 2, Jl Kemang Anggrek, Kota Bekasi.
“Leher korban dijerat kabel mesin cuci oleh pelaku,” ucap sumber. Setelah menjerat, tersangka lalu menggorok leher korban. Usai memutilasi korban, tersangka lalu membuang potongan mayat korban. Potongan kepala dibuang tersangka di kawasan Cileungsi, Bogor. “Dibuangya di tempat sampah,” lanjut sumber.
Sementara potongan tubuhnya dibuang tersangka di Kampung Selo, Cikalong, Cianjur, Jawa Barat.
Identitas korban terkuak setelah teman-temannya mengecek jenazah korban di RSUD Cianjur. Teman-teman korban sudah hilang kontak dengan korban sebelumnya. Korban dikenali ciri-ciri khususnya oleh teman-temannya itu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Rikwanto mengatakan, korban dibunuh di rumahnya di Perum Kemang Pratama II Jl Anggrek V Blok AP No 23 Rawalumbu, Kota Bekasi Sabtu 15 Maret 2014 pukul 20.00 WIB. Korban dijerat pelaku dengan menggunakan kabel mesin cuci, lalu lehernya digorok hingga terbelah. Pelaku kemudian membuang potongan kepala korban di Cilengsi, Bogor sementara potongan badannya dibuang di Cianjur, Jawa Barat.
“Kemudian ada yang mengenali korban sebagai WN Korea, identitas korban diketahui bernama Mrs Liem,” kata Rikwanto.
Berdasarkan ciri-ciri khusus pada mayat korban yang diketahui kerabat dan teman-teman korban, polisi akhirnya membekuk Albeno di kawasan Cianjur, Jawa Barat.
“ALB ini yang akhirnya mengakui dia terakhir dengan korban dan melakukan pembunuhan,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil pengembangan dan penyelidikan, polisi mendapatkan temuan ada beberapa barang milik WNA Korea Selatan, Kim Young Sim (51) yang hilang.
“Motifnya diduga 365 (pencurian dengan kekerasan) karena ada beberapa barang korban yabg hilang,” kata Rikwanto.
Rikwanto menambahkan saat ini penyidik masih berupaya merinci barang-barang apa saja milik korban yang hilang dan diduga diambil pelaku. “Penanganan kasus dilakukan oleh Polres Cianjur dan Polda Jabar,” kata Rikwanto.
Sekadar mengingatkan, berdasarkan identifikasi, korban memiliki kulit putih, tinggi badan sampai batas leher putus sekitar 143 cm, ukuran tubuh sedang, dan umur sekitar 25-35 tahun. Tidak ditemukan identitas di lokasi, di lengan kirinya ada tato yang tidak terbaca jelas, seperti huruf China. Di lengan atas juga ada tato. Korban berkulit kuning langsat. Di bagian lengan kirinya, tepatnya di lekukan, ada tahi lalat.
PEMBANTU KENAL DARI TATOÂ
Kim selama ini bekerja di salah satu perusahaan asing di wilayah Jakarta Utara dan tinggal sendiri di Perumahan Kemang Pratama, Bekasi.
“Selama ini tidak ada orang lain yang biasa masuk ke dalam rumah nyonya Kim, selain saya yang sudah 1,5 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Saya hanya bekerja menyapu dan mengepel lantai setiap harinya,” kata Juju (43), pembantu rumah tangga di rumah korban, Senin (24/3).
Juju menambahkan, pagi hari sebelum menghilang dan ditemukan tewas tanpa kepala di Cianjur, Kim sempat bertemu dan meminta dirinya untuk mengambil gaji dua hari ke depan karena ada keperluan. “Saya masih sempat bertemu pada tanggal 14 Maret pagi, di mana ketika itu nyonya baru bangun dan saya diminta mengambil gaji pada tanggal 16 Maret. Saya bekerja seperti biasa menyapu dan mengepel lantai,” ucapnya.
Namun hingga tanggal 17 Maret, lanjut Juju, korban tidak pernah terlihat hingga dia beberapa kali mencoba menghubungi korban, namun tidak menyambung. Hingga akhirnya dia mendapat kabar majikannya itu, ditemukan tewas tanpa kepala di wilayah Cianjur.
“Selama ini nyonya sangat baik pada saya. Tidak pernah ada orang yang datang ke rumahnya, namun ketika itu, ada sopir baru yang sempat dipinjamkan nyonya handuk untuk mandi,” ungkapnya.
Dia menuturkan, setelah mendapat panggilan dari Polres Cianjur, untuk melihat jasad korban di RSUD Cianjur, dia memastikan korban adalah Kim yang merupakan majikannya karena tahu pasti tato di bagian tangan kiri yang kerap dilihatnya sehari-hari.
POTONG PAKAI PISAU CUTTER
Aldino Parulian Sarumpaet (31), tersangka pembunuh Ms Kim Jeung Sim (51), diteriaki warga saat menjalani pra rekonstruksi di Perumahan Kemang Pratama 2, Jalan Anggrek V Blok AP-23 RT2/12 Kelurahan Bojongmenteng, Rawalumbu, Kota Bekasi, Senin (25/3).
Ratusan warga menyemut di depan rumah korban sejak pagi. “Huuu… Buka dulu topengmu…,” teriak warga berulang-ulang ketika tersangka memperagakan adegan keluar dari rumah korban.
“Penasaran euy, kayak apa sih wajahnya. Jangan-jangan giginya ompong. Berani banget bikin cemar lingkungan,” tutur seorang warga.
Kapolres Cianjur AKBP Dedy Kusuma Bakti mengatakan pihaknya menggelar dua kegiatan sekaligus di rumah korban yaitu olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pra rekonstruksi.
“Pra rekonstruksi ini digelar untuk meyakinkan penyidik bahwa memang benar tersangka itu pelakunya. Sejauh ini sudah ada 50-an lebih adegan pra rekonstruksi,” tuturnya.
Dalam adegan itu terungkap, Aldino memotong kepala korban menggunakan pisau cutter. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, usai korban meninggal dunia karena dijerat dengan kabel mesin cuci.
Pelaku memasukkan korban ke mobil Avanza, korban dan selanjutnya dibawa ke daerah Cileungsi. Di sana korban dipotong lehernya menggunakan pisau cutter.
“Setelah kepala terpisah dengan badan kemudian kepala dibuang ke fly over cileungsi dan sudah diketemukan. Sementara badan korban dibawa ke Cianjur, Cikalon Kulon,” ujar Rikwanto.
Rikwanto menambahkan setelah pelaku membuang kepala dan badan korban lalu pelaku meninggalkan mobil korban di daerah Cianjur.
Saat ditanya mengenai hubungan korban dengan tersangka, Rikwanto menjawab, hubungan mereka yakni mantan karyawan sewaktu korban bekerja di Bogor.
TERSANGKA KESAL DITAGIH UTANG
Aparat Polres Cianjur dan Polda Jawa Barat berhasil menangkap Albeno. Albeno kepada polisi mengaku, membunuh korban karena kesal ditagih utang.
“Motif masih digali, ALB (Albeno) punya utang ke korban kemudian ditagih dan dia tidak suka, itu keterangan sementara tersangka. Penyidik masih menggali keterangannya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan, Selasa (25/3).
(net/bbs/fal)