28 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Ingin Enak Tidur Malah Ditiduri

SUMUTPOS.CO – BURUH pabrik mengaku dukun, otak Tongat (48) jadi ngeres melulu. Ada dua ABG kembar cantik berobat kepadanya, justru dicabuli secara bergantian.

Fitri (16) nama asal-asalan, yang paling sering diajak Tongat, dinyatakan hamil. Sedangkan Fitroh (16) juga nama samaran, meski tidak hamil, tapi kehormatannya sudah ternoda.

Kenapa ya, menjadi dukun kalau tidak cabul kok belum afdhol rasanya. Soalnya di mana-mana, asal ada dukun pasti dilaporkan mencabuli pasien perempuanya. Tentu yang cantik-cantik. Cara pengobatannya pun jadi aneh-aneh, yang ujung-ujungnya musti ada persetubuhan dengan alasan kemauan atau tuntutan jin yang menjadi prewangannya. Padahal sebetulnya itu bukan tuntutan jin, melainkan tuntutan biologis si dukun itu sendiri.

Rupanya Tongat juga termasuk lelaki yang memperkuat barisan dukun cabul. Dia jadi dukun bukan untuk menyembuhkan penyakit pasien, tapi justru untuk memanjakan syahwatnya. Sebab asal mengatasnamakan terapi pengobatan, apapun perilaku dukun dimaklumi dan dipahami.

Entah siapa yang mengajari, Tongat belakangan dikenal sebagai paranormal. Padahal pekerjaan aslinya dia menjadi buruh pabrik. Tapi kata para bekas pasien, pengobatan Tongat banyak yang cocok. Ongkos juga tak pernah menentukan, seiklasnya kantong pasien.

Tapi sejak dapat pasien ABG kembar Fitri dan Fitroh, sepertinya dukun Tongat jadi lupa akan kode etik perdukunan. Dia tak berusaha menyembuhkan pasien, tapi justru berusaha bagaimana bisa menggauli dua pasiennya yang masih mulus-mulus itu. Bukankah usia kedua pasien itu sepantasnya anak sendiri di rumah? “Ya kalau sedang berbuat tak usah mikir anak di rumah,” kata setan memberi pembenaran.

SUMUTPOS.CO – BURUH pabrik mengaku dukun, otak Tongat (48) jadi ngeres melulu. Ada dua ABG kembar cantik berobat kepadanya, justru dicabuli secara bergantian.

Fitri (16) nama asal-asalan, yang paling sering diajak Tongat, dinyatakan hamil. Sedangkan Fitroh (16) juga nama samaran, meski tidak hamil, tapi kehormatannya sudah ternoda.

Kenapa ya, menjadi dukun kalau tidak cabul kok belum afdhol rasanya. Soalnya di mana-mana, asal ada dukun pasti dilaporkan mencabuli pasien perempuanya. Tentu yang cantik-cantik. Cara pengobatannya pun jadi aneh-aneh, yang ujung-ujungnya musti ada persetubuhan dengan alasan kemauan atau tuntutan jin yang menjadi prewangannya. Padahal sebetulnya itu bukan tuntutan jin, melainkan tuntutan biologis si dukun itu sendiri.

Rupanya Tongat juga termasuk lelaki yang memperkuat barisan dukun cabul. Dia jadi dukun bukan untuk menyembuhkan penyakit pasien, tapi justru untuk memanjakan syahwatnya. Sebab asal mengatasnamakan terapi pengobatan, apapun perilaku dukun dimaklumi dan dipahami.

Entah siapa yang mengajari, Tongat belakangan dikenal sebagai paranormal. Padahal pekerjaan aslinya dia menjadi buruh pabrik. Tapi kata para bekas pasien, pengobatan Tongat banyak yang cocok. Ongkos juga tak pernah menentukan, seiklasnya kantong pasien.

Tapi sejak dapat pasien ABG kembar Fitri dan Fitroh, sepertinya dukun Tongat jadi lupa akan kode etik perdukunan. Dia tak berusaha menyembuhkan pasien, tapi justru berusaha bagaimana bisa menggauli dua pasiennya yang masih mulus-mulus itu. Bukankah usia kedua pasien itu sepantasnya anak sendiri di rumah? “Ya kalau sedang berbuat tak usah mikir anak di rumah,” kata setan memberi pembenaran.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/