30 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Brigadir Petrus Kesurupan Sejak Umur 4 Tahun

FOTO: pontianak post/jpnn Anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat Brigadir Petrus Bakus.
FOTO: pontianak post/jpnn
Anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat Brigadir Petrus Bakus.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kasus pembunuhan dua anak kandung yang dilakukan anggota Sat Intelkam Polres Melawi Brigadir Petrus Bakus membuat heboh. Apalagi, Petrus diketahui sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak kecil. Dia mengalami kesurupan sejak berusia 4 tahun.

Lalu kenapa dia bisa jadi anggota Polri? Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti pun angkat bicara terkait hal itu. Dia mengaku pelaku bisa jadi anggota Polri karna lolos dari deteksi.

“Pelaku memiliki gangguan sejak kecil, lolos dari deteksi polisi ketika masuk,” katanya di Mabes Polri, Jumat (26/2). Badrodin memastikan bahwa tes kejiwaan sudah dilakukan kepada anggota Polri, terutama saat tes masuk. “Dalam rekrutmen sudah ada upaya tes itu,” imbuhnya.

Atas kasus ini Badrodin berjanji akan membenahi proses tes kejiwaan terhadap anggota dan calon anggota Polri. Itu semua agar tak ada lagi calon anggota yang gangguan jiwa tapi lolos menjadi Polri. “Selama ini tes kejiwaan sudah dilakukan, tapi pelaku ini sering kesurupan,” kata Badrodin.

Selain itu, Petrus belakangan ini juga sering berkelakuan tidak wajar alias aneh. Ini diungkapkan Badrodin, berdasarkan keterangan istri Petrus, Windri, yang berhasil lolos dari insiden maut itu. “Yang bersangkutan ini sering mengalami semacam kemasukan atau kesurupan,” kata Badrodin.

“Istrinya juga membenarkan bahwa yang bersangkutan itu beberapa hari ini kelihatan aneh, kemudian sering mengigau, seperti dikejar-kejar. Menurut penjelasan istrinya, kemungkinan kerasukan‎‎,” sambungnya.

Badrodin mengungkapkan, pelaku sempat menitipkan pesan pada sang istri, bahwa aksinya itu untuk persembahan kepada Tuhan. Anaknya dibunuh katanya untuk persembahan. Kemudian juga istrinya rencananya juga akan dihabisi juga,” bebernya.

Beruntung, sang istri bisa melarikan diri. Badrodin menambahkan, bahwa sang istri meminta kepada Petrus untuk dibawakan minuman sebelum dibunuh. “Sebelum saya kamu bunuh saya minta diambilkan minum air putih lalu diambilkan dan dia lari keluar sehingga dibantu oleh masyarakat‎,” kata Badrodin menirukan permintaan istri Petrus.Bahkan dari info yang dia rangkum, Petrus sudah mengalami kesurupan dari usia empat tahun.

Saat ini Brigadir Petrus sudah ditahan. Polisi yang berdinas di Sat Intelkam Polres Melawi Kalbar ini akan segera diperiksa kejiwaannya. Menurut Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto, saat ini yang utama memberikan dukungan mental kepada Windri, istri Petrus.

“Bersama Bhayangkari menemui istrinya untuk memberikan support. Saya bawa dokter juga,” terangnya. Arief bersama istrinya berangkat sejak subuh tadi ke Polres Melawi. Perjalanan darat ditempuh selama 7 jam. Arief juga bergerak bersama tim penyidik Polda Kalbar dan Tim Inafis. “Pekan depan baru dilakukan pemeriksaan kejiwaan pada pelaku,” tutup dia. (bbs/deo)

FOTO: pontianak post/jpnn Anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat Brigadir Petrus Bakus.
FOTO: pontianak post/jpnn
Anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat Brigadir Petrus Bakus.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kasus pembunuhan dua anak kandung yang dilakukan anggota Sat Intelkam Polres Melawi Brigadir Petrus Bakus membuat heboh. Apalagi, Petrus diketahui sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak kecil. Dia mengalami kesurupan sejak berusia 4 tahun.

Lalu kenapa dia bisa jadi anggota Polri? Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti pun angkat bicara terkait hal itu. Dia mengaku pelaku bisa jadi anggota Polri karna lolos dari deteksi.

“Pelaku memiliki gangguan sejak kecil, lolos dari deteksi polisi ketika masuk,” katanya di Mabes Polri, Jumat (26/2). Badrodin memastikan bahwa tes kejiwaan sudah dilakukan kepada anggota Polri, terutama saat tes masuk. “Dalam rekrutmen sudah ada upaya tes itu,” imbuhnya.

Atas kasus ini Badrodin berjanji akan membenahi proses tes kejiwaan terhadap anggota dan calon anggota Polri. Itu semua agar tak ada lagi calon anggota yang gangguan jiwa tapi lolos menjadi Polri. “Selama ini tes kejiwaan sudah dilakukan, tapi pelaku ini sering kesurupan,” kata Badrodin.

Selain itu, Petrus belakangan ini juga sering berkelakuan tidak wajar alias aneh. Ini diungkapkan Badrodin, berdasarkan keterangan istri Petrus, Windri, yang berhasil lolos dari insiden maut itu. “Yang bersangkutan ini sering mengalami semacam kemasukan atau kesurupan,” kata Badrodin.

“Istrinya juga membenarkan bahwa yang bersangkutan itu beberapa hari ini kelihatan aneh, kemudian sering mengigau, seperti dikejar-kejar. Menurut penjelasan istrinya, kemungkinan kerasukan‎‎,” sambungnya.

Badrodin mengungkapkan, pelaku sempat menitipkan pesan pada sang istri, bahwa aksinya itu untuk persembahan kepada Tuhan. Anaknya dibunuh katanya untuk persembahan. Kemudian juga istrinya rencananya juga akan dihabisi juga,” bebernya.

Beruntung, sang istri bisa melarikan diri. Badrodin menambahkan, bahwa sang istri meminta kepada Petrus untuk dibawakan minuman sebelum dibunuh. “Sebelum saya kamu bunuh saya minta diambilkan minum air putih lalu diambilkan dan dia lari keluar sehingga dibantu oleh masyarakat‎,” kata Badrodin menirukan permintaan istri Petrus.Bahkan dari info yang dia rangkum, Petrus sudah mengalami kesurupan dari usia empat tahun.

Saat ini Brigadir Petrus sudah ditahan. Polisi yang berdinas di Sat Intelkam Polres Melawi Kalbar ini akan segera diperiksa kejiwaannya. Menurut Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto, saat ini yang utama memberikan dukungan mental kepada Windri, istri Petrus.

“Bersama Bhayangkari menemui istrinya untuk memberikan support. Saya bawa dokter juga,” terangnya. Arief bersama istrinya berangkat sejak subuh tadi ke Polres Melawi. Perjalanan darat ditempuh selama 7 jam. Arief juga bergerak bersama tim penyidik Polda Kalbar dan Tim Inafis. “Pekan depan baru dilakukan pemeriksaan kejiwaan pada pelaku,” tutup dia. (bbs/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/