25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Petrus Sering Kesurupan Sejak Kecil

Foto: Polda Kalbar  Inilah sosok polisi yang memutilasi dua anaknya di Asrama Polres Melawi, Gang Darul Falah, Desa Paal, Kecamatan Nanga Pinoh, Jumat (26/2) dinihari.
Foto: Polda Kalbar
Inilah sosok polisi yang memutilasi dua anaknya di Asrama Polres Melawi, Gang Darul Falah, Desa Paal, Kecamatan Nanga Pinoh, Jumat (26/2) dinihari.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Entah setan apa yang ada di kepala anggota Satuan Intelijen Keamanan Kepolisian Resor Melawi, Polda Kalimantan Barat, Brigadir Petrus Bakus. Dia tega memutiliasi dua anak kandungnya sendiri, Fab (4) berjenis kelamin pria, dan Amo (3), perempuan. Bahkan, sang istri, Windri, nyaris saja ikut dibunuh. Namun, Windri pun berhasil lolos dari maut dengan alasan meminta air minum sebelum dibunuh.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban Fab dan Amo mengalami luka parah pada leher, tangan serta kaki kanan dan kiri (maaf) terpotong. Peristiwa ini terjadi begitu cepat. Awalnya, Jumat (26/2) pukul 00.00, Petrus membawa dua anaknya menuju rumah dinas Kasat Intel Polres Melawi AKP Amad Kamiludin di Asrama Polres Melawi.

Sesampai di rumah Kasat Intel, Petrus dan kedua anaknya hanya bertemu dengan Kapolsek Menukung AKP Sofyan yang berada di rumah tersebut. Sofyan bertanya kepada Petrus tentang maksud kedatangannya membawa anak-anak malam hari. Petrus pun mengaku ingin bertemu Kasat Intel. Namun, Sofyan memberitahu bahwa Kasat Intel sudah tidur. Petrus pun pulang ke asrama.

Sekitar pukul 00.15, Windri yang tidur di kamar terpisah dengan Petrus dan anaknya terbangun dari tidur. Windri kemudian melihat Petrus sudah berdiri di depannya sambil memegang parang. “Kemudian pelaku berkata “mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah. Maafkan papa ya, Dik”.

Lalu, Windri melihat ke dalam kamar. Ternyata, Windri melihat kedua anaknya sudah dalam keadaan meninggal dunia. Windri pun mengetok pintu rumah dinas yang ditempati anggota Satintelkam Polres Melawi Brigadir Sukadi untuk meminta pertolongan.

Sukadi pun bangun tidur kemudian membuka pintu lalu mengamankan Windri ke dalam dan mengunci pintu rumah. Sukadi lantas melihat Petrus keluar rumah dan duduk di teras rumahnya. Saat itu kepada Sukadi, Petrus berkata “sudah saya bersihkan, Bang. Saya menyerahkan diri”.

Sekitar pukul 02.00, Sofyan mendengar suara ribut-ribut dari rumah Petrus. Sofyan membangunkan Amad Kamiludin. Kedua perwira ini lalu mengecek ke rumah Petrus. Lalu terlihat Petrus tengah duduk bersama Sukadi. Amad lalu menanyakan apa yang terjadi dengan Petrus. Lalu, Petrus pun mengaku telah membunuh kedua anaknya. Petrus digelandang ke Polres Melawi.

Peristiwa ini juga sudah sampai ke telingan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang mendapat laporan dari Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto.

“Iya itu ada informasi seperti itu dan sudah dilaporkan oleh Kapolda,” kata Haiti kepada wartawan di Markas Besar Kepolisian, di Jakarta, Jumat (26/2).

Haiti menjelaskan, pelaku sejak umur empat tahun sudah sering mengalami kesurupan. “Itu tidak terdeteksi saat masuk Polisi,” tegas Haiti.

Ia menambahkan, berdasarkan keterangan Windri, Petrus beberapa hari belakangan ini kelihatan aneh. Bahkan, sering mengingau dan semacam dikejar-kejar. “Menurut penjelasan istrinya, kemungkinan kerasukan,” kata orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu.

Bahkan, Haiti mengatakan, berdasarkan keterangan yang diperoleh Petrus mengaku membunuh anaknya untuk “persembahan”. “Anaknya dibunuh katanya untuk persembahan kemudian juga istrinya rencananya juga akan dihabisi,” kata Haiti.

Foto: Polda Kalbar  Inilah sosok polisi yang memutilasi dua anaknya di Asrama Polres Melawi, Gang Darul Falah, Desa Paal, Kecamatan Nanga Pinoh, Jumat (26/2) dinihari.
Foto: Polda Kalbar
Inilah sosok polisi yang memutilasi dua anaknya di Asrama Polres Melawi, Gang Darul Falah, Desa Paal, Kecamatan Nanga Pinoh, Jumat (26/2) dinihari.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Entah setan apa yang ada di kepala anggota Satuan Intelijen Keamanan Kepolisian Resor Melawi, Polda Kalimantan Barat, Brigadir Petrus Bakus. Dia tega memutiliasi dua anak kandungnya sendiri, Fab (4) berjenis kelamin pria, dan Amo (3), perempuan. Bahkan, sang istri, Windri, nyaris saja ikut dibunuh. Namun, Windri pun berhasil lolos dari maut dengan alasan meminta air minum sebelum dibunuh.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban Fab dan Amo mengalami luka parah pada leher, tangan serta kaki kanan dan kiri (maaf) terpotong. Peristiwa ini terjadi begitu cepat. Awalnya, Jumat (26/2) pukul 00.00, Petrus membawa dua anaknya menuju rumah dinas Kasat Intel Polres Melawi AKP Amad Kamiludin di Asrama Polres Melawi.

Sesampai di rumah Kasat Intel, Petrus dan kedua anaknya hanya bertemu dengan Kapolsek Menukung AKP Sofyan yang berada di rumah tersebut. Sofyan bertanya kepada Petrus tentang maksud kedatangannya membawa anak-anak malam hari. Petrus pun mengaku ingin bertemu Kasat Intel. Namun, Sofyan memberitahu bahwa Kasat Intel sudah tidur. Petrus pun pulang ke asrama.

Sekitar pukul 00.15, Windri yang tidur di kamar terpisah dengan Petrus dan anaknya terbangun dari tidur. Windri kemudian melihat Petrus sudah berdiri di depannya sambil memegang parang. “Kemudian pelaku berkata “mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah. Maafkan papa ya, Dik”.

Lalu, Windri melihat ke dalam kamar. Ternyata, Windri melihat kedua anaknya sudah dalam keadaan meninggal dunia. Windri pun mengetok pintu rumah dinas yang ditempati anggota Satintelkam Polres Melawi Brigadir Sukadi untuk meminta pertolongan.

Sukadi pun bangun tidur kemudian membuka pintu lalu mengamankan Windri ke dalam dan mengunci pintu rumah. Sukadi lantas melihat Petrus keluar rumah dan duduk di teras rumahnya. Saat itu kepada Sukadi, Petrus berkata “sudah saya bersihkan, Bang. Saya menyerahkan diri”.

Sekitar pukul 02.00, Sofyan mendengar suara ribut-ribut dari rumah Petrus. Sofyan membangunkan Amad Kamiludin. Kedua perwira ini lalu mengecek ke rumah Petrus. Lalu terlihat Petrus tengah duduk bersama Sukadi. Amad lalu menanyakan apa yang terjadi dengan Petrus. Lalu, Petrus pun mengaku telah membunuh kedua anaknya. Petrus digelandang ke Polres Melawi.

Peristiwa ini juga sudah sampai ke telingan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang mendapat laporan dari Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto.

“Iya itu ada informasi seperti itu dan sudah dilaporkan oleh Kapolda,” kata Haiti kepada wartawan di Markas Besar Kepolisian, di Jakarta, Jumat (26/2).

Haiti menjelaskan, pelaku sejak umur empat tahun sudah sering mengalami kesurupan. “Itu tidak terdeteksi saat masuk Polisi,” tegas Haiti.

Ia menambahkan, berdasarkan keterangan Windri, Petrus beberapa hari belakangan ini kelihatan aneh. Bahkan, sering mengingau dan semacam dikejar-kejar. “Menurut penjelasan istrinya, kemungkinan kerasukan,” kata orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu.

Bahkan, Haiti mengatakan, berdasarkan keterangan yang diperoleh Petrus mengaku membunuh anaknya untuk “persembahan”. “Anaknya dibunuh katanya untuk persembahan kemudian juga istrinya rencananya juga akan dihabisi,” kata Haiti.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/