MEDAN, SUMUTPOS.CO – Polisi tengah menyelidiki dugaan keterlibatan orang dalam, termasuk Toni Purba (41), petugas jaga malam kantor dan gudang PT Sapta Sari Tama, Pedagang Besar Farmasi, Jl. Sempurna, Kec. Medan Kota yang digasak 3 rampok, Sabtu (26/4) dinihari. Hal itu diakui Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, AKP Faidir Chaniago saat ditemui kru koran ini, Minggu (27/4) siang. Dikatakan Faidir, dalam pembobolan itu Toni Purba sempat ngaku disekap 3 pelaku.
“Dalam keterangannya, dia (Toni) tidak mengenal para pelaku. Kalau dia kenal, kan pasti dibeberkannya,” ujarnya. Saat disinggung, apakah Toni tidak melakukan perlawanan terhadap para pelaku? Mantan Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan itu mengatakan, Toni sama sekali tidak ada melakukan perlawanan. Pasalnya, petugas tidak ada menemukan luka pada ikatan di tangannya.
“Tidak ada dilakukannya perlawanan. Dan saat saya tanya kenapa dia tidak melakukan perlawanan, dia diam saja,” ucapnya. Namun, beber Faidir, Toni menyebutkan kalau pelaku datang sacara tiba-tiba dan ia tidak mengetahuinya. Dan saat itu, pelaku kemudian langsung menodongkan linggis dan obeng kepadanya.
“Pelakunya datang secara tiba-tiba. Dan dia (Toni) tidak mengetahuinya,” ucapnya. Saat disinggung jangan-jangan Toni merupakan komplotan dari kawanan tersebut, Faidir mengatakan hingga saat ini pihaknya masih mendalaminya. “Masih kita dalami. Dan saat ini dia sudah pulang. Soalnya dia kan korban,” ucapnya.
Menyikapi aksi pembobolan kantor dan gudang PT Sapta Sari Tama, Pedagang Besar Farmasi tersebut, pengamat krimilog Sumatera Utara Prof DR Maidin Gultom SH MHum mengatakan, aksi pembobolan gudang tersebut terkesan aneh. Pasalnya, para pelaku bukan hanya mengambil uang kontan, namun juga turut mengambil dokumen perusahaan.
“Kalau uang oklah, itu yang dikejar pencuri. Tapi, jika pelakunya mengambil dokumen, berarti di sini ada permainan orang dalam,” ucapnya. Diterangkannya, permainan tersebut merupakan trik suatu pihak untuk menghilangkan sesuatu yang pernah dilakukan pihak tertentu. “Makanya, diduga aksi ini telah direncanakan pihak-pihak tertentu,” pungkasnya.
Sekedar mengingatkan, akibat perampokan tersebut uang yang diperkirakan berjumlah Rp58 juta berada di brankas kantor farmasi tersebut dibawa kabur para perampok dan sejumlah barang berharga lainnya.
Seperti diberitakan, kejadian itu berawal saat Toni yang bekerja sebagai penjaga malam sedang asyik menonton TV tepat di belakang kantor itu. Tiba-tiba tiga pelaku dengan memanjat tembok samping setinggi 2 meter lebih itu langsung menghampiri Toni. Naas, saat hendak melihat ke belakang para pelaku langsung menodongkan linggis dan obeng ke arah pinggangnya. Lalu mengikat tangan, kaki sedangkan mata dan mulutnya dilakban.
Usai melumpuhkan penjaga malam itu, dengan leluasa para pelaku langsung ke dalam kantor PT Sapta Sari Tama dengan cara membongkar pintu belakang menggunakan linggis. Begitu masuk, pelaku menggeledah seluruh kantor itu dan menemukan brankas. Dengan menggunakan linggis brankas itu berhasil dibuka dan menggasak uang Rp58 juta dan berbagai dokumen penting dari dalam. Agar aksinya tidak diketahui, kawanan ini pun menggasak mesin perekam CCTV yang berada di kantor dan gudang tersebut. (ind/deo)