32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Napi Tg. Gusta Silet Leher Sendiri

Bunuh Diri

SUMUTPOS.CO-Diduga stres ditinggal anak istri dan tak pernah dijenguk keluarga, M. Saleh Arifin yang jadi warga binaan Rutan Tanjung Gusta Medan nekat mengakhiri hidup dengan cara membeset leher sendiri menggunakan pisau silet, Minggu (27/10) siang. Aksi nekat narapidana kasus penganiayaan ini sontak membuat heboh petugas dan para napi Rutan Klas I. Info yang dihimpun kru koran ini, pelaku melakukan aksinya

di samping gereja di Rutan.

Hal itu dibenarkan Kepala Rutan Klas I Tanjung Gusta, Toni Nainggolan saat dihubungi POSMETRO MEDAN. “Dia (Saleh) coba bunuh diri dengan cara menyayat leher sendiri dengan silet di sebelah gereja. Dia sudah kita bawa ke Rumah Sakit Bina Kasih untuk mendapat pertolongan,” ujar Toni. Ditambahkan Toni lagi, selama jadi warga binaan, Saleh sudah 5 kali melakukan percobaan bunuh diri. “Sudah 5 kali dia mencoba bunuh diri, karena stres ditinggal anak dan istrinya,”ungkap Toni.

Ketika ditanyai lebih lanjut, berdalih lagi sibuk, Toni buru-buru mematikan hapenya. Sekedar mengingatkan, Saleh mendekam di bui karena terlibat kasus penganiayaan. Atas perbuatan itu, Saleh divonis 1 tahun penjara.  Hal senada pun juga dikatakan Kapolsek Medan Helvetia, AKP Anggoro Wicaksono. “Itu bukan dianiaya, tapi percobaan bunuh diri. Kita duga korban nekat karena stres, dan kita masih melakukan penyelidikan lagi,” ujarnya. Ditambahkan Anggoro, Saleh meringkuk di Rutan Klas I Tanjung Gusta dikarenakan melanggar Pasal 351 KUHPidana tentang penganiayan.

“Korban (Saleh-red) warga Medan, saat ini masih dirawat di RS Bina Kasih. Luka korban juga tidak begitu parah,”terangnya. Di rumah sakit, POSMETRO MEDAN tak diijinkan masuk untuk melihat kondisi Saleh yang dirawat di lantai lima. “Maaf bang, jam besuk sudah tutup. Kalau mau besuk pukul 09.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB,”ujar Edikson, petugas sekuriti Rumah Sakit Bina Kasih. Diungkapkan Edikson, sejauh ini belum satupun pihak keluarga Saleh yang datang menjenguk ke rumah sakit. “Kalau tahanan, keluarga tak boleh menunggui pasien. Dan saat ini belum ada yang datang menjenguk,”pungkasnya.

Sementara itu, menurut KPR Rutan Fauzi, aksi percobaan bunuh diri yang dilakoni saleh merupakan aksi keenam kalinya. “Sebelumnya korban sudah lima kali coba bunuh diri. Modusnya sama menyayat tubuh sendiri,”ungkapnya. Saleh juga sudah pernah dua kali dilarikan ke Rumah Sakit Bina Kasih. “Sebelumnya ia bunuh diri dengan cara menyayat urat nadi dan perut. Sudah dua kalilah dia dibawa ke rumah sakit,”kenangnya.

Ditambahkannya, setelah menjalani hukuman, tak lama lagi Saleh akan bebas dari penjara. “Bulan Desember ini dia akan bebas,”sebutnya. Diduga, lanjut Fauzi, Saleh sengaja melakukan perbuatan itu untuk mencari perhatian keluarganya. Sebab selama di penjara, Saleh tak pernah dijenguk. Padahal, menurut Saleh, ia mendekam di penjara karena memukuli maling yang masuk ke rumahnya. (bay/gib/han)

Bunuh Diri

SUMUTPOS.CO-Diduga stres ditinggal anak istri dan tak pernah dijenguk keluarga, M. Saleh Arifin yang jadi warga binaan Rutan Tanjung Gusta Medan nekat mengakhiri hidup dengan cara membeset leher sendiri menggunakan pisau silet, Minggu (27/10) siang. Aksi nekat narapidana kasus penganiayaan ini sontak membuat heboh petugas dan para napi Rutan Klas I. Info yang dihimpun kru koran ini, pelaku melakukan aksinya

di samping gereja di Rutan.

Hal itu dibenarkan Kepala Rutan Klas I Tanjung Gusta, Toni Nainggolan saat dihubungi POSMETRO MEDAN. “Dia (Saleh) coba bunuh diri dengan cara menyayat leher sendiri dengan silet di sebelah gereja. Dia sudah kita bawa ke Rumah Sakit Bina Kasih untuk mendapat pertolongan,” ujar Toni. Ditambahkan Toni lagi, selama jadi warga binaan, Saleh sudah 5 kali melakukan percobaan bunuh diri. “Sudah 5 kali dia mencoba bunuh diri, karena stres ditinggal anak dan istrinya,”ungkap Toni.

Ketika ditanyai lebih lanjut, berdalih lagi sibuk, Toni buru-buru mematikan hapenya. Sekedar mengingatkan, Saleh mendekam di bui karena terlibat kasus penganiayaan. Atas perbuatan itu, Saleh divonis 1 tahun penjara.  Hal senada pun juga dikatakan Kapolsek Medan Helvetia, AKP Anggoro Wicaksono. “Itu bukan dianiaya, tapi percobaan bunuh diri. Kita duga korban nekat karena stres, dan kita masih melakukan penyelidikan lagi,” ujarnya. Ditambahkan Anggoro, Saleh meringkuk di Rutan Klas I Tanjung Gusta dikarenakan melanggar Pasal 351 KUHPidana tentang penganiayan.

“Korban (Saleh-red) warga Medan, saat ini masih dirawat di RS Bina Kasih. Luka korban juga tidak begitu parah,”terangnya. Di rumah sakit, POSMETRO MEDAN tak diijinkan masuk untuk melihat kondisi Saleh yang dirawat di lantai lima. “Maaf bang, jam besuk sudah tutup. Kalau mau besuk pukul 09.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB,”ujar Edikson, petugas sekuriti Rumah Sakit Bina Kasih. Diungkapkan Edikson, sejauh ini belum satupun pihak keluarga Saleh yang datang menjenguk ke rumah sakit. “Kalau tahanan, keluarga tak boleh menunggui pasien. Dan saat ini belum ada yang datang menjenguk,”pungkasnya.

Sementara itu, menurut KPR Rutan Fauzi, aksi percobaan bunuh diri yang dilakoni saleh merupakan aksi keenam kalinya. “Sebelumnya korban sudah lima kali coba bunuh diri. Modusnya sama menyayat tubuh sendiri,”ungkapnya. Saleh juga sudah pernah dua kali dilarikan ke Rumah Sakit Bina Kasih. “Sebelumnya ia bunuh diri dengan cara menyayat urat nadi dan perut. Sudah dua kalilah dia dibawa ke rumah sakit,”kenangnya.

Ditambahkannya, setelah menjalani hukuman, tak lama lagi Saleh akan bebas dari penjara. “Bulan Desember ini dia akan bebas,”sebutnya. Diduga, lanjut Fauzi, Saleh sengaja melakukan perbuatan itu untuk mencari perhatian keluarganya. Sebab selama di penjara, Saleh tak pernah dijenguk. Padahal, menurut Saleh, ia mendekam di penjara karena memukuli maling yang masuk ke rumahnya. (bay/gib/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/