25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Brimob Tembak Mati Anggota Paskhas

Tembak-ilustrasi
Tembak-ilustrasi

JAYAPURA, SUMUTPOS.CO – Perkelahian antara aparat kembali makan korban. Anggota Paskhas TNI AU Bataliyon Ko Sarotama 468 Paskhas asal Jawa (Cirebon), Pratu Wardeni, tewas ditembak anggota Brimob Briptu AS, Minggu (27/4) dini hari.

Berdasarkan keterangan warga sekitar, sebelum korban ditemukan bersimbah darah, sempat terdengar tiga kali suara letusan. Tembakan terjadi sekira pukul 03.15 WIT. Tidak lama berselang, korban sudah tergeletak di tanah.

Jenazah korban ditemukan di pasar malam, tempat perjudian bola guling, Jalan Bosnik Raya Biak Numfor, Papua. Dari tubuh korban didapati kartu identitas bernama Wardeni, berpangkat Pratu dengan jabatan Ta Bakpan 4, Regu 1, anggota Bataliyon Ko Sarotama 468 Paskhas asal Jawa (Cirebon).

Korban ditemukan tewas dengan satu luka tembak, di bagian belakang kepala sebelah kanan tembus ke depan (jidat) dengan menggunakan revolver 9 mm.

Warga selanjutnya menghubungi polisi dan sejumlah Tim identifikasi POM AU melaksanakan olah TKP. Dari hasil identifikasi diketahui, jenis proyektil yang ditemukan di lokasi kejadian berasal dari jenis pistol revolver kaliber 9 mm.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo mengatakan, pelaku merupakan anggota Brimob Briptu AS. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan satu proyektil peluru, sarung sangkur warna hitam, satu jam tangan merk Q & Q warna hitam, dan satu sandal jepit merk Adidas sebelah kiri warna biru.

Penembakan Pratu Wardeni oleh anggota Brimob Briptu AS, ternyata berlatar perselisihan keduanya akibat minuman keras. “Kasus tersebut bermula dari pasar malam dua hari yang lalu yang dimungkinkan dalam pengaruh minuman keras, di mana anggota bertengkar,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Sulistyo Pudjo, kepada wartawan.

Perselihan itu terjadi sekira dua hari yang lalu, di pasar malam, tempat perjudian bola guling, Jalan Bosnik Raya Biak Numfor, Papua. Usai perselisihan kedua anggota tersebut, pihaknya sudah melakukan antisipasi.

“Kami sudah melakukan pembicaraan dengan para pimpinan kedua anggota tersebut, yaitu kapolres atau Komandan Brimob Biak dengan rekan TNI AU,” jelasnya.

Namun, tanpa ada perintah, keduanya bertemu kembali di pasar malam. Dalam pertemuan itu, keduanya diduga telah siap untuk berkelahi dan membawa senjata masing-masing. Dalam perkelahian itu, Briptu AS kena tusuk, sedang Pratu Wardeni tewas tertembak. Kepala bagian belakangnya tertembus peluru hingga ke dahi.

“Anggota TNI AU Pratu W meninggal dunia terkena tembakan dan anggota Brimob Briptu AS terluka di kepala dan tangan, terkena alat tajam,” tukasnya.

“Berdasarkan bukti permulaan yang cukup, diduga kuat pelaku melakukan pengeroyokan sebagaimana pasal 170 ayat 2 ke 3 KUHP subsider Pasal 338 KUHP,” kata Pudjo.

Dikatakan Pudjo, Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian telah menghubungi Pangkosek Hanudnas IV Marsma Asnan Muhidir dan Danrem Biak, Kapolres Biak saling berkomunikasi agar anggota tidak keluar dari markas kesatuan masing-masing agar kejadian tidak meluas.

“Kapolda Papua sudah memerintahkan Waka Polda Papua, Kasat Brimob Polda Papua, Dir Reskrim Umum, Propam Polda sore ini juga untuk berangkat ke Biak agar melakukan koordinasi,” ujar Pudjo.

Kedatangan tim atas perintah Kapolda Papua itu sekaligus membawa anggota yang diduga sebagai pelaku peristiwa tersebut ke Polda Papua untuk diperiksa Propam Polda dan Reskrim Umum Polda Papua.

“Kapolda juga telah memerintahkan Wakapolda dan Kasat Brimob Polda untuk melakukan evaluasi atas kinerja dari Kasubden Brimob Biak dan bila perlu akan diganti. Kami sampaikan kepada masyarakat dan rekan-rekan TNI bahwa masalah ini adalah murni masalah pribadi dan tidak ada hubungannya dengan kebijakan kesatuan sama sekali,” kata Pudjo.

 

PASAR MALAM UNTUK MODAL TIM SEPAK BOLA

Pasar malam di Kompleks Mandiri, Kota Biak, sudah ada lebih dari satu tahun lamanya. Pasar ini berdiri dengan maksud untuk mencari tambahan modal bagi Persatuan Sepak Bola Biak Numfor. Izin beroperasi pasar ini dikeluarkan oleh bupati setempat. Pada kepemimpinan bupati yang baru, pasar ini kembali mendapat izin untuk terus beroperasi.

 

SEMPAT TELEPON PACAR

Pratu Wardeni sendiri merupakan anggota TNI AU yang bertugas di Bandara Udara Biak sejak tahun 2009. Jenazah pria kelahiran Desa Suranenggala, RT 1 RW 2, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon ini, dimakamkan di desa setempat, hari ini (28/4) sekitar pukul 14.00 WIB dengan upacara kemiliteran.

Waniah, kakak perempuan korban menuturkan, pihak keluarga begitu kaget mendengar informasi kamatian Pratu Wardeni. Ia sendiri mendapat info sekitar pukul 05.00 WIB langsung dari teman Pratu Wardeni di Biak.

“Ada telpon masuk sekitar pukul 04.00 WIB, tapi tidak ke angkat. Kemudian ada info lagi jam 05.00 WIB, yang menyatakan ada musibah itu,” tuturnya.

Sontak, pihak keluraga pun kaget dan tidak percaya dengan informasi tersebut. Pasalnya, malam hari sekitar pukul 21.00 itu, dia sempat berbicara dengan kekasihnya yang berada di Bandung melalui sambungan telpon. “Keluarga sangat terpukul dan kehilangan, terutama ayahnya, sejak ada info itu dia diam saja,” ujarnya.

Menurut keterangan pihak keluraga, sosok pribadi Pratu Wardeni merupakan seorang yang rajin dan ramah. Ia tak menyangka Pratu Wardeni harus meninggal dengan cara seperti itu. Pihaknya meminta Polri dan TNI AU, segera melakukan pengusutan atas kejadian tersebut. Hal ini karena banyak kejanggalan dengan insiden tersebut.

“Pihak keluarga tidak terima, minta kasus ini diusut sampai tuntas,” pintanya. Pasalnya, menurutnya, Pratu Wardeni sendiri disebut tidak memiliki musuh sebelumnya. “Ia orangnya rajin ibadah, sama teman-temannya juga akrab, dan disegani karena rajin dan humoris,” ungkap Waniah.

Diketahui, sebelum terjadinya insiden tersebut, pada hari Kamis (24/4), Pratu Wardeni sempat melakukan kontak dengan pihak keluarga. Saat itu, ia mengatakan terima kasih kepada keluarga karena dirinya bulan depan akan dipindahtugaskan ke daerah Jakarta atau Bandung. “Sebenarnya dia dulunya nggak mau pindah, tapi karena sudah diusahakan oleh atasannya, rencananya dia mau pindah ke Jakarta atau Bandung bulan depan,” ungkapnya.

Perpindahan itu tak lepas dari rencannya untuk menikah pasca Idul Fitri tahun ini. “Rencananya memang mau nikah pas Idul Fitri, itu yang membuatnya bahagia,” ujarnya.

Pihak keluarga, terutama ayahnya, memiliki firasat sebelum meninggalnya Wardeni. Dikatakan, sang ayah bermimpi melihat anak keduanya tersebut datang pulang ke rumah dengan memakai pakaian seragam lengkap. Tak tahu-nya, ia pun harus pulang dengan seragam lengkap tanpa nyawa berada dalam tubuhnya.

Pihak keluarga menegaskan meminta pihak yang berwenang untuk mengusut kasus ini sampai tuntas. Hal ini karena pihaknya tidak menerima atas kejadian yang menimpa anggota keluarganya. (jml/arn/radar cirebon/jpnn)

Tembak-ilustrasi
Tembak-ilustrasi

JAYAPURA, SUMUTPOS.CO – Perkelahian antara aparat kembali makan korban. Anggota Paskhas TNI AU Bataliyon Ko Sarotama 468 Paskhas asal Jawa (Cirebon), Pratu Wardeni, tewas ditembak anggota Brimob Briptu AS, Minggu (27/4) dini hari.

Berdasarkan keterangan warga sekitar, sebelum korban ditemukan bersimbah darah, sempat terdengar tiga kali suara letusan. Tembakan terjadi sekira pukul 03.15 WIT. Tidak lama berselang, korban sudah tergeletak di tanah.

Jenazah korban ditemukan di pasar malam, tempat perjudian bola guling, Jalan Bosnik Raya Biak Numfor, Papua. Dari tubuh korban didapati kartu identitas bernama Wardeni, berpangkat Pratu dengan jabatan Ta Bakpan 4, Regu 1, anggota Bataliyon Ko Sarotama 468 Paskhas asal Jawa (Cirebon).

Korban ditemukan tewas dengan satu luka tembak, di bagian belakang kepala sebelah kanan tembus ke depan (jidat) dengan menggunakan revolver 9 mm.

Warga selanjutnya menghubungi polisi dan sejumlah Tim identifikasi POM AU melaksanakan olah TKP. Dari hasil identifikasi diketahui, jenis proyektil yang ditemukan di lokasi kejadian berasal dari jenis pistol revolver kaliber 9 mm.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo mengatakan, pelaku merupakan anggota Brimob Briptu AS. Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan satu proyektil peluru, sarung sangkur warna hitam, satu jam tangan merk Q & Q warna hitam, dan satu sandal jepit merk Adidas sebelah kiri warna biru.

Penembakan Pratu Wardeni oleh anggota Brimob Briptu AS, ternyata berlatar perselisihan keduanya akibat minuman keras. “Kasus tersebut bermula dari pasar malam dua hari yang lalu yang dimungkinkan dalam pengaruh minuman keras, di mana anggota bertengkar,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Sulistyo Pudjo, kepada wartawan.

Perselihan itu terjadi sekira dua hari yang lalu, di pasar malam, tempat perjudian bola guling, Jalan Bosnik Raya Biak Numfor, Papua. Usai perselisihan kedua anggota tersebut, pihaknya sudah melakukan antisipasi.

“Kami sudah melakukan pembicaraan dengan para pimpinan kedua anggota tersebut, yaitu kapolres atau Komandan Brimob Biak dengan rekan TNI AU,” jelasnya.

Namun, tanpa ada perintah, keduanya bertemu kembali di pasar malam. Dalam pertemuan itu, keduanya diduga telah siap untuk berkelahi dan membawa senjata masing-masing. Dalam perkelahian itu, Briptu AS kena tusuk, sedang Pratu Wardeni tewas tertembak. Kepala bagian belakangnya tertembus peluru hingga ke dahi.

“Anggota TNI AU Pratu W meninggal dunia terkena tembakan dan anggota Brimob Briptu AS terluka di kepala dan tangan, terkena alat tajam,” tukasnya.

“Berdasarkan bukti permulaan yang cukup, diduga kuat pelaku melakukan pengeroyokan sebagaimana pasal 170 ayat 2 ke 3 KUHP subsider Pasal 338 KUHP,” kata Pudjo.

Dikatakan Pudjo, Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian telah menghubungi Pangkosek Hanudnas IV Marsma Asnan Muhidir dan Danrem Biak, Kapolres Biak saling berkomunikasi agar anggota tidak keluar dari markas kesatuan masing-masing agar kejadian tidak meluas.

“Kapolda Papua sudah memerintahkan Waka Polda Papua, Kasat Brimob Polda Papua, Dir Reskrim Umum, Propam Polda sore ini juga untuk berangkat ke Biak agar melakukan koordinasi,” ujar Pudjo.

Kedatangan tim atas perintah Kapolda Papua itu sekaligus membawa anggota yang diduga sebagai pelaku peristiwa tersebut ke Polda Papua untuk diperiksa Propam Polda dan Reskrim Umum Polda Papua.

“Kapolda juga telah memerintahkan Wakapolda dan Kasat Brimob Polda untuk melakukan evaluasi atas kinerja dari Kasubden Brimob Biak dan bila perlu akan diganti. Kami sampaikan kepada masyarakat dan rekan-rekan TNI bahwa masalah ini adalah murni masalah pribadi dan tidak ada hubungannya dengan kebijakan kesatuan sama sekali,” kata Pudjo.

 

PASAR MALAM UNTUK MODAL TIM SEPAK BOLA

Pasar malam di Kompleks Mandiri, Kota Biak, sudah ada lebih dari satu tahun lamanya. Pasar ini berdiri dengan maksud untuk mencari tambahan modal bagi Persatuan Sepak Bola Biak Numfor. Izin beroperasi pasar ini dikeluarkan oleh bupati setempat. Pada kepemimpinan bupati yang baru, pasar ini kembali mendapat izin untuk terus beroperasi.

 

SEMPAT TELEPON PACAR

Pratu Wardeni sendiri merupakan anggota TNI AU yang bertugas di Bandara Udara Biak sejak tahun 2009. Jenazah pria kelahiran Desa Suranenggala, RT 1 RW 2, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon ini, dimakamkan di desa setempat, hari ini (28/4) sekitar pukul 14.00 WIB dengan upacara kemiliteran.

Waniah, kakak perempuan korban menuturkan, pihak keluarga begitu kaget mendengar informasi kamatian Pratu Wardeni. Ia sendiri mendapat info sekitar pukul 05.00 WIB langsung dari teman Pratu Wardeni di Biak.

“Ada telpon masuk sekitar pukul 04.00 WIB, tapi tidak ke angkat. Kemudian ada info lagi jam 05.00 WIB, yang menyatakan ada musibah itu,” tuturnya.

Sontak, pihak keluraga pun kaget dan tidak percaya dengan informasi tersebut. Pasalnya, malam hari sekitar pukul 21.00 itu, dia sempat berbicara dengan kekasihnya yang berada di Bandung melalui sambungan telpon. “Keluarga sangat terpukul dan kehilangan, terutama ayahnya, sejak ada info itu dia diam saja,” ujarnya.

Menurut keterangan pihak keluraga, sosok pribadi Pratu Wardeni merupakan seorang yang rajin dan ramah. Ia tak menyangka Pratu Wardeni harus meninggal dengan cara seperti itu. Pihaknya meminta Polri dan TNI AU, segera melakukan pengusutan atas kejadian tersebut. Hal ini karena banyak kejanggalan dengan insiden tersebut.

“Pihak keluarga tidak terima, minta kasus ini diusut sampai tuntas,” pintanya. Pasalnya, menurutnya, Pratu Wardeni sendiri disebut tidak memiliki musuh sebelumnya. “Ia orangnya rajin ibadah, sama teman-temannya juga akrab, dan disegani karena rajin dan humoris,” ungkap Waniah.

Diketahui, sebelum terjadinya insiden tersebut, pada hari Kamis (24/4), Pratu Wardeni sempat melakukan kontak dengan pihak keluarga. Saat itu, ia mengatakan terima kasih kepada keluarga karena dirinya bulan depan akan dipindahtugaskan ke daerah Jakarta atau Bandung. “Sebenarnya dia dulunya nggak mau pindah, tapi karena sudah diusahakan oleh atasannya, rencananya dia mau pindah ke Jakarta atau Bandung bulan depan,” ungkapnya.

Perpindahan itu tak lepas dari rencannya untuk menikah pasca Idul Fitri tahun ini. “Rencananya memang mau nikah pas Idul Fitri, itu yang membuatnya bahagia,” ujarnya.

Pihak keluarga, terutama ayahnya, memiliki firasat sebelum meninggalnya Wardeni. Dikatakan, sang ayah bermimpi melihat anak keduanya tersebut datang pulang ke rumah dengan memakai pakaian seragam lengkap. Tak tahu-nya, ia pun harus pulang dengan seragam lengkap tanpa nyawa berada dalam tubuhnya.

Pihak keluarga menegaskan meminta pihak yang berwenang untuk mengusut kasus ini sampai tuntas. Hal ini karena pihaknya tidak menerima atas kejadian yang menimpa anggota keluarganya. (jml/arn/radar cirebon/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/