28 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Nenek 75 Tahun Muntah Darah Dipukuli Perampok

Foto: Gatha Ginting/PM M Sanipah, tampak dirawat di rumah sakit setelah dipukuli perampok.
Foto: Gatha Ginting/PM
M Sanipah, tampak dirawat di rumah sakit setelah dipukuli perampok.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi perampokan kembali terjadi di wilayah hukum Polresta Medan. Kali ini giliran Salon Reza di Jl. Denai, Kel. Tegal Sari, Kec. Medan Denai yang jadi target seorang pria tak dikenal, Senin (28/4) pagi. Mirisnya, dalam aksi tersebut, pelaku sempat menyekap dan menganiaya M Sanipah (75), hingga muntah darah.

Perampokan ini bermula saat seorang pria tak dikenal datang ke salon berlantai II tersebut. Kala itu, salon yang belum buka itu tengah dibersihkan oleh Sanipah yang bangun lebih awal dari kedua putranya, Irsan Reza Siregar (44) dan Hardi Siregar (27).

Karena pintu dibiarkan terbuka, pelaku berpenampilan rapi dan bertubuh kurus itu tiba-tiba nyelonong masuk dan duduk kursi dalam salon. Melihat itu Sanipah yang kaget sempat menanyakan maksut kedatangan pria yang diperkirakan berusia 25-han tahun itu. Pelaku ngaku hendak pangkas dan menunggu Hardi yang tak lain adalah putra korban. Tapi korban mengatakan salon belum buka lantaran masih pagi. Tak hanya itu, korban pun meminta pelaku pulang dan datang agak siang.

Melihat lokasi salon sepi, pelaku mendadak mendorong dan menyekap mulut korban dengan tangannya.

Selanjutnya, tubuh korban yang telah renta itu diseret pelaku ke dalam kamar mandi salon. Di sana, pelaku lantas mengikat tangan dan hingga leher korban. Karena berontak, pelaku akhirnya memukuli korban hingga muntah darah dan tak sadarkan diri. Melihat koban pingsan, pelaku lantas keluar dan mengunci pintu kamar mandi dari luar.

Selanjutnya pelaku membawa kabur sepeda motor Honda Vario biru BK 5663 ABB milik anak korban. Singkat cerita, tak lama pasca pelaku pergi, korban yang siuman sontak teriak minta tolong. Jeritan itu membangunkan kedua anaknya yang lantas datang menolong. Oleh kedua anaknya, korban pun dilarikan ke RS Methodist, Jl. Thamrin Medan untuk mendapatkan pertolongan medis.

Saat disambangi ke lokasi kejadian, Irsan mengatakan perampokan terjadi begitu cepat. “Pagi itu mamak bangun duluan untuk membereskan seisi salon. Aku pas tidur di ruang facial. Taunya aku pas dengar teriakan mamak. Karena saat kejadian tak ada ribut-ribut. Dalam keadaan tangan terikat dan muntah darahlah mamak kami temukan di dalam kamar mandi. Kami keluarkan dia setelah mendobrak pintu dari luar,” kenang Irsan.

Di RS Methodist ruang L5, korban tampak terbaring lemah di atas bangsal. Di wajahnya tampak luka memar akibat dipukuli oleh pelaku. “Katanya mau pangkas dia, masih sempat cerita kami sama dia dan awalnya dia baik aja. Tapi tiba-tiba aku dicekik dan didorongnya ke kamar mandi. Disitu dipukuli aku, diikat juga. Padahal aku minta ampun,” lirih korban dengan nada lemah

Data lain yang dihimpun awak koran ini, ternyata Sanipah baru sehari nginap di rumah anaknya. Nyawa nenek berdarah China-Jepang itu selamat karena pelaku mengiranya telah tewas. “Pas dipukuli mukaku, aku diam saja tergeletak. Seolah-olah mati, makanya dia langsung pergi,” kenang korban. Sementara itu, Irsan mengaku selama ini ibunya tinggal bersama abangnya di kawasan Mabar.

“Mamak semalam datang kemari, kalau selama ini ia tinggal di tempat abang. Kadang di Mabar kadang di Tembung sana,” beber pengusaha yang mengaku salonnya kerap dikunjungi artis ibukota itu.

Masih kata Irsan, beberapa hari sebelum kejadian ia mengaku sudah 4 kali memecahkan gelas saat sedang minum. Karena itulah, ia kerap melarang ibunya berkunjung ke rumah sekaligus usaha salon miliknya. “Makanya sebenarnya aku sudah larang mamak ini datang kemari. Karena sudah 4 kali aku minum pecah gelasnya karena terjatuh, kayak pertanda buruk gitu. Dan itu terjadi setiap aku melarang mamak untuk datang. Aku pun bingung,” kata Reza.

Atas peristiwa tersebut, sepeda motor Vario BK 5663 ABB milik Hardi Siregar raib dibawa kabur pelaku. Sementara uang Rp300 ribu dan satu unit tablet yang terletak di laci salon tak diambil pelaku.

“Cuma kereta saja diambil. Padahal di laci ada uang sama tablet dan itu dekat sama kunci keretanya. Makanya saya juga bingung lah ini karena kata mamak pelaku itu sempat bilang kenal sama saya,” sesal Reza.

Hardi mengatakan jika salon milik abangnya itu tak memiliki CCTV. “Tak ada CCTVnya bang, makanya agak sulit jadinya,” tandasnya. Kapolsek Medan Area Kompol Rama S Putra yang dikonfirmasi mengaku pihaknya telah melakukan olah TKP dan masih mengejar pelaku yang diduga kenal dengan anak korban. “Kita sudah cek TKP, sudah minta keterangan saksi dan korban. Pelaku masih dalam pengejaran ya,” katanya. (wel/deo)

Foto: Gatha Ginting/PM M Sanipah, tampak dirawat di rumah sakit setelah dipukuli perampok.
Foto: Gatha Ginting/PM
M Sanipah, tampak dirawat di rumah sakit setelah dipukuli perampok.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi perampokan kembali terjadi di wilayah hukum Polresta Medan. Kali ini giliran Salon Reza di Jl. Denai, Kel. Tegal Sari, Kec. Medan Denai yang jadi target seorang pria tak dikenal, Senin (28/4) pagi. Mirisnya, dalam aksi tersebut, pelaku sempat menyekap dan menganiaya M Sanipah (75), hingga muntah darah.

Perampokan ini bermula saat seorang pria tak dikenal datang ke salon berlantai II tersebut. Kala itu, salon yang belum buka itu tengah dibersihkan oleh Sanipah yang bangun lebih awal dari kedua putranya, Irsan Reza Siregar (44) dan Hardi Siregar (27).

Karena pintu dibiarkan terbuka, pelaku berpenampilan rapi dan bertubuh kurus itu tiba-tiba nyelonong masuk dan duduk kursi dalam salon. Melihat itu Sanipah yang kaget sempat menanyakan maksut kedatangan pria yang diperkirakan berusia 25-han tahun itu. Pelaku ngaku hendak pangkas dan menunggu Hardi yang tak lain adalah putra korban. Tapi korban mengatakan salon belum buka lantaran masih pagi. Tak hanya itu, korban pun meminta pelaku pulang dan datang agak siang.

Melihat lokasi salon sepi, pelaku mendadak mendorong dan menyekap mulut korban dengan tangannya.

Selanjutnya, tubuh korban yang telah renta itu diseret pelaku ke dalam kamar mandi salon. Di sana, pelaku lantas mengikat tangan dan hingga leher korban. Karena berontak, pelaku akhirnya memukuli korban hingga muntah darah dan tak sadarkan diri. Melihat koban pingsan, pelaku lantas keluar dan mengunci pintu kamar mandi dari luar.

Selanjutnya pelaku membawa kabur sepeda motor Honda Vario biru BK 5663 ABB milik anak korban. Singkat cerita, tak lama pasca pelaku pergi, korban yang siuman sontak teriak minta tolong. Jeritan itu membangunkan kedua anaknya yang lantas datang menolong. Oleh kedua anaknya, korban pun dilarikan ke RS Methodist, Jl. Thamrin Medan untuk mendapatkan pertolongan medis.

Saat disambangi ke lokasi kejadian, Irsan mengatakan perampokan terjadi begitu cepat. “Pagi itu mamak bangun duluan untuk membereskan seisi salon. Aku pas tidur di ruang facial. Taunya aku pas dengar teriakan mamak. Karena saat kejadian tak ada ribut-ribut. Dalam keadaan tangan terikat dan muntah darahlah mamak kami temukan di dalam kamar mandi. Kami keluarkan dia setelah mendobrak pintu dari luar,” kenang Irsan.

Di RS Methodist ruang L5, korban tampak terbaring lemah di atas bangsal. Di wajahnya tampak luka memar akibat dipukuli oleh pelaku. “Katanya mau pangkas dia, masih sempat cerita kami sama dia dan awalnya dia baik aja. Tapi tiba-tiba aku dicekik dan didorongnya ke kamar mandi. Disitu dipukuli aku, diikat juga. Padahal aku minta ampun,” lirih korban dengan nada lemah

Data lain yang dihimpun awak koran ini, ternyata Sanipah baru sehari nginap di rumah anaknya. Nyawa nenek berdarah China-Jepang itu selamat karena pelaku mengiranya telah tewas. “Pas dipukuli mukaku, aku diam saja tergeletak. Seolah-olah mati, makanya dia langsung pergi,” kenang korban. Sementara itu, Irsan mengaku selama ini ibunya tinggal bersama abangnya di kawasan Mabar.

“Mamak semalam datang kemari, kalau selama ini ia tinggal di tempat abang. Kadang di Mabar kadang di Tembung sana,” beber pengusaha yang mengaku salonnya kerap dikunjungi artis ibukota itu.

Masih kata Irsan, beberapa hari sebelum kejadian ia mengaku sudah 4 kali memecahkan gelas saat sedang minum. Karena itulah, ia kerap melarang ibunya berkunjung ke rumah sekaligus usaha salon miliknya. “Makanya sebenarnya aku sudah larang mamak ini datang kemari. Karena sudah 4 kali aku minum pecah gelasnya karena terjatuh, kayak pertanda buruk gitu. Dan itu terjadi setiap aku melarang mamak untuk datang. Aku pun bingung,” kata Reza.

Atas peristiwa tersebut, sepeda motor Vario BK 5663 ABB milik Hardi Siregar raib dibawa kabur pelaku. Sementara uang Rp300 ribu dan satu unit tablet yang terletak di laci salon tak diambil pelaku.

“Cuma kereta saja diambil. Padahal di laci ada uang sama tablet dan itu dekat sama kunci keretanya. Makanya saya juga bingung lah ini karena kata mamak pelaku itu sempat bilang kenal sama saya,” sesal Reza.

Hardi mengatakan jika salon milik abangnya itu tak memiliki CCTV. “Tak ada CCTVnya bang, makanya agak sulit jadinya,” tandasnya. Kapolsek Medan Area Kompol Rama S Putra yang dikonfirmasi mengaku pihaknya telah melakukan olah TKP dan masih mengejar pelaku yang diduga kenal dengan anak korban. “Kita sudah cek TKP, sudah minta keterangan saksi dan korban. Pelaku masih dalam pengejaran ya,” katanya. (wel/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/