MEDAN, SUMUTPOS.CO – Awalnya masyarakat curiga melihat banyak betor (becak bermotor) yang masih kelihatan bagus dan mulus, mangkal di rumah penjual bandrek, dengan plat sama. Polisi pun dilapor. Polsek Percut Sei Tuan pun menggerebek usaha bandrek di Jalan Letda Sujono, Gang Keluarga, Medan Tembung, Selasa (28/4) pukul 10.45 WIB.
Setelah dilakukan pengecekan, 16 sepeda motor diduga hasil curian dan 1 sepeda motor bodong ditemukan. Sang pemilik rumah bernama, Soraya (54) yang menyediakan betor sebagai sarana penjual bandrek keliling ini, tak dapat menunjukkan bukti kepemilikan atau surat ke 16 sepeda motor Supra X 125 dan 1 sepeda motor yang belum dijadikan becak itu. Alhasil, tanpa basa basi lagi, polisi langsung menyita semua barang bukti. “Kita amankan 16 Honda Supra yang masih bagus,” kata Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung.
Ronald mengaku tak menyangka becak-becak itu tak memiliki surat. Soalnya, mereka ini semua hanya penjual bandrek keliling di malam hari, yang penghasilannya dianggap tidak terlalu besar. “Namun setelah dicek, ternyata benar, sepeda motor tersebut tak memiliki surat yang lengkap. Dan saat kita periksa, nomor rangka setiap kendaraan dihapus mereka.” terang Ronald.
Dijelaskan mantan Kapolsek Samosir itu, saat ini pihaknya mengamankan bos pengusahanya yang bernama Soraya, untuk diperiksa. Pasalnya, seluruh kendaraan betor tersebut, Soraya yang menyediakan untuk menjual bandrek keliling kepada setiap anggotanya.
“Ini tidak pernah terpantau kita. Soalnya mereka berjualan di malam hari dan dengan jalanan yang dilintasi di gang-gang atau perkampungan. Jadi, kita hanya mengamankan seorang perempuan yang merupakan bos bandrek tersebut. Karena dia yang menyediakan kendaraan tersebut untuk anggotanya yang berjualan,” jelasnya.
Untuk menindaklanjuti penyitaan 16 betor dan 1 sepeda motor bodong tersebut, Ronald mengaku pihaknya masih melakukan pengecekan nomor rangka dan nomor mesin di Samsat Jalan Putri Hijau Medan. Dari pemeriksaan kendaraan sementara, ada 3 pasang betor yang memilik nomor plat sama.
“Saat kita periksa, ada 3 sepeda motor yang memiliki nomor plat sama. Kita duga, mereka menanmpung sepeda motor hasil curian atau sepeda motor yang melarikan pembiayaan dari leasingnya. Dan mengenai bosnya, kita belum bisa berkomentar banyak soalnya masih diperiksa. Namun, dia mengaku memiliki puluhan karyawan dan sudah 6 bulan menjalankan bisnis tersebut,” pungkasnya.
Warga setempat juga mengaku tak menyangka jika tempat usaha Soraya merupakan tempat penampungan sepeda motor curian. “Kami tak menaruh curiga hanya saja kok nopol lima motornya sama, lima makanya kami sharing sama polisi dan ternyata direspon,”ujar Marini warga setempat. Soraya sendiri sampai saat ini masih dalam pemeriksaan polisi. (mri/deo)