MEDAN, SUMUTPOS.CO – Siang bolong, Rabu (29/4). Dua polisi yang bertugas di Sat Pol Air Polres Serdang Bedagai (Sergai) ditemukan tewas. Keduanya tewas akibat peluru yang keluar dari senjata laras panjang. Brigadir Pol Muhammad Dedi Sopian (37) tewas dengan tiga luka tembak. Dia dibunuh Briptu Suprianto Sigiro alias Giro (28). Nama yang terakhir pun bunuh diri setelah membunuh sang senior.
“Sejak mereka dekat, tidak pernah saya lihat mereka cekcok. Terakhir kali hingga kejadian ini, mereka juga tidak ada cerita sedang cekcok sama saya. Biasanya, kalau ada apa-apa, mereka sering cerita. Makanya saya terkejut. Keakraban keduanya itu masih saya ingat sering tidur sama di rumah saya,” sebut Mariani, warga Desa Tebingtinggi, Kecamatan Tanjungberingin, Sergai.
Saat ditemui di RS Bhayangkara Jalan Wahid Hasyim Medan, Mariani mengaku sebagai ibu angkat kedua polisi itu. Mariani yang mengenakan jilbab merah dan gamis merah ini mengatakan Giro dan Dedi itu sering terlihat hanya sedang berdua. Tak jarang pula keduanya tidur di rumah Mariani. Disebut Mariani, kedekatan keduanya terlihat sejak 2 tahun lalu.
“Suami saya telepon ke saya. Dibilangnya si Dedi dan Giro begaduh dua-dua sampai meninggal dan dibawa ke RS Bhayangkara di Medan. Kebeteluan saya lagi berada di Medan, makanya saya ke rumah sakit ini untuk memastikan. Ternyata benar mereka meninggal,” tuturnya sembari menangis.
Sementara seorang wanita berambut pendek dan saat ditemui mengenakan baju daster kuning mengaku bernama Nurjannah, bibi dari Dedi saat ditemui di RS Bhayangkara, mengatakan kejadian itu terjadi begitu cepat. Disebutnya, sebelum kejadian, Dedi sempat menyuruh isteri dan 4 orang anaknya untuk ke teras rumah. Tidak lama berada di teras, disebutnya kalau isteri Dedi mendengar suara letusan senjata api, sehingga mendatangi asal suara letusan itu.
“Mendengar ada suara tembakan, istri Dedi melihat keadaan suaminya sudah ditembak oleh Giro. Isteri Dedi langsung histeris, Giro pun bersikap aneh dengan memeluk dan menciumi wajah Dedi, lalu Giro menembak kepalanya sendiri hingga tewas,” kata Nurjanah.
Menyikapi kejadian itu, Kapoldasu Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo mengaku akan menyelidiki motif kasus itu hingga tuntas. Begitu juga dengan penggunaan senjata api oleh anggota polisi yang bertugas di Polda Sumut dan jajarannya akan diperketat. Hal itu disampaikan Kapoldasu kepada Sumut Pos via telepon, beberapa jam setelah kejadian.
“Akan kita selidik motifnya. Anggota pakai senjata, akan dites lagi, ” ujar Kapoldasu singkat.
Pantauan Sumut Pos di Mapoldasu, terlihat hampir seluruh Pejabat Utama Poldasu tampak bergerak cepat. Disebutkan kalau para pejabat utama Poldasu itu, hendak berangkat ke lokasi kejadian. Terpisah, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Sumut, Kombes Pol Dr Setyo P mengatakan, hasil pemeriksaan sementara dari fisik luar, jenazah label 01 atas nama Giro mengalami luka tembak masuk bagian dada dan di bagian kepala belakang. Untuk jenazah label 02 atas nama Dedi, mengalami luka tembak di tiga tempat, yakni kaki kanan bagian betis, punggung, dan bagian kepala belakang.