26.7 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Sadis! Ibu Muda Tewas Digorok di Depan Anak

Tewas-Ilustrasi
Tewas-Ilustrasi

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Sadis! Ibu rumah tangga, Erniati (34), tewas digorok di depan kedua anaknya. Belum diketahui motif pelaku mengorok leher istri dari Dohar Rapolo Sitorus itu. Peristiwa itu terjadi di teras rumah korban di Jalan Maduma Sukarema, Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri, Jumat (12/6) sekitar pukul 14.30 WIB.

Informasi dihimpun NEW TAPANULI (Grup SUMUTPOS.CO), pelaku pembunuhan tersebut seorang pria yang menutup wajahnya dengan sweter berwarna hitam. Adalah Julpan dan Dayat, warga setempat yang pertama melihat korban tergeletak di teras rumahnya. Saat itu, kedua remaja tersebut sedang duduk-duduk di sebuah pondok di sawah yang jaraknya tidak jauh dari rumah korban.

“Kami melihat korban sudah tergeletak di teras rumahnya. Kami tidak sempat melihat bagaimana korban dibunuh. Tapi kami sempat melihat seseorang lari ke arah samping kiri rumah korban dengan membawa golok. Kami tidak sempat mengenali wajah pelakunya itu, karena dia menutupi wajahnya dengan kain mirip sweater warna hitam. Pelakunya juga sempat mencuci goloknya itu di parit persawahan. Kami tidak berani mendekat karena dia mengancam kami dengan mengacungkan goloknya ke arah kami, terus dia lari ke sawah dan masuk ke hutan-hutan itu,” aku keduanya.

Setelah mengetahui ada yang tidak beres, Julpan dan Dayat kemudian berlari mengabarkannya pada Dohar. “Kami terus lari memanggil suaminya di kedai kopi,” tutur keduanya.

Masih dari penuturan warga, mendapat kabar buruk itu, suami korban sontak bergegas menuju rumahnya, bersama Dayat dan Julpan serta beberapa warga lainnya. Mereka mendapati korban sudah tewas bersimbah darah. Untung saja, kedua anak korban, Roni (2,8 tahun) dan Tondi (3 bulan) yang berada di rumah saat kejadian tersebut selamat dari aksi keji si pelaku. Kedua anak korban didapati sedang menangis di dalam rumah tanpa ada luka. Kedua anak korban kemudian diamankan oleh pihak keluarga ke rumah kerabat mereka yang tak jauh dari rumah korban.

Tak lama kemudian, petugas Polsek Pinangsori dan Polres Tapteng pun tiba di tempat kejadian. Petugas sempat melakukan olah TKP, dan menelusuri jejak pelarian pelaku namun belum ditemukan tanda-tandanya. Dari hasil pemeriksaan awal, pelaku sepertinya tidak sempat menggasak barang-barang berharga milik korban dari rumah itu. Sementara itu, dari hasil visum luar jasad korban di RSUD Pandan disimpulkan bahwa korban tewas karena luka akibat benda tajam di lehernya sebelah kanan, dengan bukaan luka sepanjang sekitar 10 cm dan dalamnya sekitar 3,5 cm.

“Masih diselidiki lebih dalam. Sejauh ini belum bisa dipastikan siapa pelakunya dan apa motifnya. Namun beberapa saksi sudah dimintai keterangan, termasuk kedua saksi kunci tadi,” ujar Kapolres Tapteng AKBP Bony JS Sirait melalui Kasatreskrim AKP Kusnadi Sinuraya didampingi Kanit Intel Polsek Pinangsori Iptu R Sipahutar, di lokasi.

Sayang, Dohar Torus Rapolo Sitorus tidak bersedia diwawancarai atau pun memberi pernyataan kepada wartawan. Sementara itu, ibu korban, Sugiem (64), mengaku seperti tidak percaya atas kejadian itu. Sebab, dia baru saja pulang dari rumah putrinya itu, atau sekitar pukul 12.00 WIB. Setibanya di rumahnya (sepulang dari rumah korban), Sugiem mengaku hendak berkemas mau pergi mengaji ke rumah tetangganya. Setibanya di rumah pengajian itu, tiba-tiba handphone-nya berdering dan dikabarkan bahwa anaknya sakit (sudah meninggal dunia,red).

“Belum sempat saya mengaji saya sudah ada yang menelepon, saya tidak tahu siapa yang menghubungi saya itu. Dia mengatakan anak saya sedang sakit. Rasanya tidak percaya, karena saya baru dari sana sekitar jam 12 siang itu. Kok tiba-tiba sudah ada kabar yang tidak beres,” tutur Sugiem dengan mata berkaca-kaca, di lokasi.

Tewas-Ilustrasi
Tewas-Ilustrasi

TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Sadis! Ibu rumah tangga, Erniati (34), tewas digorok di depan kedua anaknya. Belum diketahui motif pelaku mengorok leher istri dari Dohar Rapolo Sitorus itu. Peristiwa itu terjadi di teras rumah korban di Jalan Maduma Sukarema, Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri, Jumat (12/6) sekitar pukul 14.30 WIB.

Informasi dihimpun NEW TAPANULI (Grup SUMUTPOS.CO), pelaku pembunuhan tersebut seorang pria yang menutup wajahnya dengan sweter berwarna hitam. Adalah Julpan dan Dayat, warga setempat yang pertama melihat korban tergeletak di teras rumahnya. Saat itu, kedua remaja tersebut sedang duduk-duduk di sebuah pondok di sawah yang jaraknya tidak jauh dari rumah korban.

“Kami melihat korban sudah tergeletak di teras rumahnya. Kami tidak sempat melihat bagaimana korban dibunuh. Tapi kami sempat melihat seseorang lari ke arah samping kiri rumah korban dengan membawa golok. Kami tidak sempat mengenali wajah pelakunya itu, karena dia menutupi wajahnya dengan kain mirip sweater warna hitam. Pelakunya juga sempat mencuci goloknya itu di parit persawahan. Kami tidak berani mendekat karena dia mengancam kami dengan mengacungkan goloknya ke arah kami, terus dia lari ke sawah dan masuk ke hutan-hutan itu,” aku keduanya.

Setelah mengetahui ada yang tidak beres, Julpan dan Dayat kemudian berlari mengabarkannya pada Dohar. “Kami terus lari memanggil suaminya di kedai kopi,” tutur keduanya.

Masih dari penuturan warga, mendapat kabar buruk itu, suami korban sontak bergegas menuju rumahnya, bersama Dayat dan Julpan serta beberapa warga lainnya. Mereka mendapati korban sudah tewas bersimbah darah. Untung saja, kedua anak korban, Roni (2,8 tahun) dan Tondi (3 bulan) yang berada di rumah saat kejadian tersebut selamat dari aksi keji si pelaku. Kedua anak korban didapati sedang menangis di dalam rumah tanpa ada luka. Kedua anak korban kemudian diamankan oleh pihak keluarga ke rumah kerabat mereka yang tak jauh dari rumah korban.

Tak lama kemudian, petugas Polsek Pinangsori dan Polres Tapteng pun tiba di tempat kejadian. Petugas sempat melakukan olah TKP, dan menelusuri jejak pelarian pelaku namun belum ditemukan tanda-tandanya. Dari hasil pemeriksaan awal, pelaku sepertinya tidak sempat menggasak barang-barang berharga milik korban dari rumah itu. Sementara itu, dari hasil visum luar jasad korban di RSUD Pandan disimpulkan bahwa korban tewas karena luka akibat benda tajam di lehernya sebelah kanan, dengan bukaan luka sepanjang sekitar 10 cm dan dalamnya sekitar 3,5 cm.

“Masih diselidiki lebih dalam. Sejauh ini belum bisa dipastikan siapa pelakunya dan apa motifnya. Namun beberapa saksi sudah dimintai keterangan, termasuk kedua saksi kunci tadi,” ujar Kapolres Tapteng AKBP Bony JS Sirait melalui Kasatreskrim AKP Kusnadi Sinuraya didampingi Kanit Intel Polsek Pinangsori Iptu R Sipahutar, di lokasi.

Sayang, Dohar Torus Rapolo Sitorus tidak bersedia diwawancarai atau pun memberi pernyataan kepada wartawan. Sementara itu, ibu korban, Sugiem (64), mengaku seperti tidak percaya atas kejadian itu. Sebab, dia baru saja pulang dari rumah putrinya itu, atau sekitar pukul 12.00 WIB. Setibanya di rumahnya (sepulang dari rumah korban), Sugiem mengaku hendak berkemas mau pergi mengaji ke rumah tetangganya. Setibanya di rumah pengajian itu, tiba-tiba handphone-nya berdering dan dikabarkan bahwa anaknya sakit (sudah meninggal dunia,red).

“Belum sempat saya mengaji saya sudah ada yang menelepon, saya tidak tahu siapa yang menghubungi saya itu. Dia mengatakan anak saya sedang sakit. Rasanya tidak percaya, karena saya baru dari sana sekitar jam 12 siang itu. Kok tiba-tiba sudah ada kabar yang tidak beres,” tutur Sugiem dengan mata berkaca-kaca, di lokasi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/