29 C
Medan
Thursday, March 6, 2025

Polisi Ini Bunuh Diri Usai Bunuh Seniornya

Foto: Riadi/PM Kedua jenazah polisi itu saat tiba di RS Bhayangkara Medan, Rabu (29/4/2015).
Foto: Riadi/PM
Kedua jenazah polisi itu saat tiba di RS Bhayangkara Medan, Rabu (29/4/2015).

Disinggung soal jenis peluru dan kedalaman luka yang diderita kedua jasad tersebut, Setyo belum bisa memastikan karena pemeriksaan masih sebatas fisik luar saja. “Kita masih menunggu tim dokter yang melakukan otopsi. Saat ini masih dilakukan proses autopsi dari tim RS Bhayangkara dan RSU Pirngadi Medan,” katanya.

Setyo menyebut, setelah proses autopsi selesai, selanjutnya jasad kedua anggota polisi tersebut dimaksukkan ke peti jenazah dan dibawa ke rumah duka masing-masing.

Pantauan Sumut Pos hingga pukul 19.00, proses otopsi yang dilakukan tim dokter forensik masih berlangsung. Pihak keluarga pun tampak menunggu di luar kamar jenazah tersebut. Dua peti mati berwarna coklat telah disiapkan untuk membawa kedua jasad anggota Polri tersebut. Kedua peti mati itu diletakkan tepat di depan kamar jenazah.

Brigadir Pol Muhammad Dedi Sopian alias Dedi merupakan warga Jalan Karya Gang Jambu Dusun IV Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sergai. Sedangkan Briptu Suprianto Sigiro alias Giro merupakan warga Desa Jambur Pulau Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sergai. Senjata yang menwaskan mereka berdua adalah laras panjang jenis Sabhara V2 kaliber 762×45 milimeter.

Kedua petugas polisi yang bertugas di Sat Pol Air Polres Sergai ini tewas di belakang rumah Dedi, Rabu (29/4) sekira pukul 12.15 WIB. Belum diketahui persis motif tewasnya kedua polisi Sergai ini. Namun sebelum keduanya tewas, tampak anggota Polri itu sempat adu mulut di dalam rumah Dedi dan disaksikan oleh istri Dedi yakni Eka Kumala Sari (36) dan tetangganya Suri (34).

Informasi dihimpun di lokasi kejadian, Giro datang ke rumah Dedi mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion dengan mengenakan baju preman dan celana jeans serta menenteng senjata laras panjang yang setiap hari dibawanya bertugas. Melihat kedatangan Giro, keduanya sempat bercengkrama di teras rumah Dedi.

Ketika masuk ke rumah Dedi, keduanya sempat bertengkar mulut di dalam rumah hingga ke belakang rumah Dedi. Cekcok mulut itu juga disaksikan Eka. Melihat keduanya saling bertengkar, Eka coba memisahkan.

Karena, tenaga perempuan seadanya, Eka mundur sembari berharap warga segera datang. Namun, belum lagi warga datang, Giro yang menggendong senjata laras panjangnya itu langsung dilepaskan dari pundak dan mengarahkan ke kaki kiri Dedi hingga mengenai paha kirinya.

“Aku coba memisahkannya, tetapi kalah dengan mereka yang sedang berantam, aku mencoba memanggil warga,” terang Eka.

Dedi yang masih bisa berdiri itu juga mendapat tembakan kedua hingga mengenai pundak kirinya. Ditembakan kedua juga membuat Dedi masih kuat untuk berdiri. Namun, tembakan ketiga yang tepat mengenai kepala Dedi di bagian belakang hingga menembus ke depan kening dan tembus di bagian depan itu membuat Dedi rubuh. Akibatnya, Dedi terkapar di luar tepatnya di depan pintu belakang rumahnya.

Melihat sang suami tewas di tangan Giro, Eka langsung histeris dan sempat meminta kepada Giro untuk menembak dirinya agar sama-sama mati bersama suaminya. Namun, saat itu juga Giro sempat mengatakan kepada Eka akan bunuh diri. Giro menarik pelatuk senjata laras panjangnya dan membidik tepat di bagian keningnya.

Foto: Riadi/PM Kedua jenazah polisi itu saat tiba di RS Bhayangkara Medan, Rabu (29/4/2015).
Foto: Riadi/PM
Kedua jenazah polisi itu saat tiba di RS Bhayangkara Medan, Rabu (29/4/2015).

Disinggung soal jenis peluru dan kedalaman luka yang diderita kedua jasad tersebut, Setyo belum bisa memastikan karena pemeriksaan masih sebatas fisik luar saja. “Kita masih menunggu tim dokter yang melakukan otopsi. Saat ini masih dilakukan proses autopsi dari tim RS Bhayangkara dan RSU Pirngadi Medan,” katanya.

Setyo menyebut, setelah proses autopsi selesai, selanjutnya jasad kedua anggota polisi tersebut dimaksukkan ke peti jenazah dan dibawa ke rumah duka masing-masing.

Pantauan Sumut Pos hingga pukul 19.00, proses otopsi yang dilakukan tim dokter forensik masih berlangsung. Pihak keluarga pun tampak menunggu di luar kamar jenazah tersebut. Dua peti mati berwarna coklat telah disiapkan untuk membawa kedua jasad anggota Polri tersebut. Kedua peti mati itu diletakkan tepat di depan kamar jenazah.

Brigadir Pol Muhammad Dedi Sopian alias Dedi merupakan warga Jalan Karya Gang Jambu Dusun IV Kelurahan Tualang Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sergai. Sedangkan Briptu Suprianto Sigiro alias Giro merupakan warga Desa Jambur Pulau Kecamatan Perbaungan Kabupaten Sergai. Senjata yang menwaskan mereka berdua adalah laras panjang jenis Sabhara V2 kaliber 762×45 milimeter.

Kedua petugas polisi yang bertugas di Sat Pol Air Polres Sergai ini tewas di belakang rumah Dedi, Rabu (29/4) sekira pukul 12.15 WIB. Belum diketahui persis motif tewasnya kedua polisi Sergai ini. Namun sebelum keduanya tewas, tampak anggota Polri itu sempat adu mulut di dalam rumah Dedi dan disaksikan oleh istri Dedi yakni Eka Kumala Sari (36) dan tetangganya Suri (34).

Informasi dihimpun di lokasi kejadian, Giro datang ke rumah Dedi mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion dengan mengenakan baju preman dan celana jeans serta menenteng senjata laras panjang yang setiap hari dibawanya bertugas. Melihat kedatangan Giro, keduanya sempat bercengkrama di teras rumah Dedi.

Ketika masuk ke rumah Dedi, keduanya sempat bertengkar mulut di dalam rumah hingga ke belakang rumah Dedi. Cekcok mulut itu juga disaksikan Eka. Melihat keduanya saling bertengkar, Eka coba memisahkan.

Karena, tenaga perempuan seadanya, Eka mundur sembari berharap warga segera datang. Namun, belum lagi warga datang, Giro yang menggendong senjata laras panjangnya itu langsung dilepaskan dari pundak dan mengarahkan ke kaki kiri Dedi hingga mengenai paha kirinya.

“Aku coba memisahkannya, tetapi kalah dengan mereka yang sedang berantam, aku mencoba memanggil warga,” terang Eka.

Dedi yang masih bisa berdiri itu juga mendapat tembakan kedua hingga mengenai pundak kirinya. Ditembakan kedua juga membuat Dedi masih kuat untuk berdiri. Namun, tembakan ketiga yang tepat mengenai kepala Dedi di bagian belakang hingga menembus ke depan kening dan tembus di bagian depan itu membuat Dedi rubuh. Akibatnya, Dedi terkapar di luar tepatnya di depan pintu belakang rumahnya.

Melihat sang suami tewas di tangan Giro, Eka langsung histeris dan sempat meminta kepada Giro untuk menembak dirinya agar sama-sama mati bersama suaminya. Namun, saat itu juga Giro sempat mengatakan kepada Eka akan bunuh diri. Giro menarik pelatuk senjata laras panjangnya dan membidik tepat di bagian keningnya.

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru