30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Penumpang Gedor Kokpit, Pesawat Malaysia Kembali ke Bandara

Foto: Andrew Leoncelli
Polisi bersenjata berat memasuki pesawat setelah pesawat mendarat kembali di bandara Melbourne.

SUMUTPOS.CO – Sebuah pesawat Malaysia Airlines terpaksa kembali ke bandara Melbourne karena ulah seorang penumpang yang mencoba memasuki kokpit secara paksa.

Penerbangan MH128 dari Melbourne menuju Kuala Lumpur, kembali ke bandara ‘dikarenakan seorang penumpang yang mengganggu,’ kata pernyataan maskapai penerbangan itu.

Pesawat mendarat dengan selamat dan penumpang itu ditangkap, kata polisi, namun menambahkan bahwa peristiwa itu tidak terkait dengan teror.

Polisi mengatakan bahwa orang itu memang mengancam penumpang dengan sebuah perangkat, namun pihak berwenang ‘dengan cepat memastikan’ bahwa perangkat itu bukan sebuah bahan peledak.

Menurut Deputi Menteri Transportasi Malaysia Abdul Aziz bin Kaprawi, perangkat itu mungkin ‘powerbank,’ atau alat pengisi batere telepon seluler, lapor kantor berita Prancis, AFP.

Tersangka adalah seroang pria Sri Lanka berusia 25 tahun yang baru keluar dari sebuah fasilitas perawatan kejiwaan pada hari Rabu (30/5), kata Kepala Polisi Victoria Graham Ashton.

Pria itu tinggal di Melbourne dengan visa pelajar, kata Asthon, dan meluruskan informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa dia adalah seorang warga negara Australia.

Polisi awalnya memperlakukannya sebagai insiden terorisme, namun kemudian menetapkannya sebagai ‘kasus yang melibatkan masalah kesehatan mental,’ kata perwira tersebut.

 

‘IDIOT’

Seorang saksi mata, Andrew Leoncelli, mengatakan kepada stasiun radio 3AW Melbourne bahwa sesudah 10 menit penerbangan “Saya bisa mendengar si idiot ini berkata bahwa dia ingin masuk kokpit dan menemui pilot.”

Orang itu menolak untuk duduk, dan mengancam akan ‘meledakkan pesawat,’ kata Leoncelli, seorang mantan atlet Australia.

“Seorang staf berteriak, ‘Saya butuh bantuan, saya butuh bantuan.’ Jadi saya melompat, membuka gesper saya, dan mendekati orang itu,” katanya.

Leoncelli mengatakan pria tersebut berlari ke arah belakang, namun bisa dicegat dan direnggut. Darinya juga dilucuti sebuah benda hitam ‘seukuran semangka’ yang memiliki dua antena dan yang tampaknya merupakan kelengkapan sebuah smartphone.

Malaysia Airlines mengatakan bahwa pesawat Airbus A330 itu berada di udara selama hanya 30 menit dari seluruhnya delapan jam penerbangan yang dijadwalkan, sebelum mendarat.

Polisi bersenjata lengkap menaiki pesawat tepat sebelum tengah malam waktu setempat (20:00 WIB) dan menahan orang itu.

Foto: Andrew Leoncelli
Para penumpang dievakuasi setelah menunggu cukup lama.

PENUMPANG TERTAHAN DI PESAWAT

Media Australia mengkritik polisi yang dianggap lamban, dan perlu 90 menit untuk mengeluarkan seluruh 337 penumpang dan awak dari pesawat setelah mendarat.

Namun Kepala Polisi Victoria Graham Ashton Ashton mengatakan, mereka harus menunggu sampai mendapatkan kepastian bahwa tak ada peledak dalam pesawat.

“Keputusan harus dibuat tentang apa cara paling aman untuk mengeluarkan penumpang dari pesawat,” katanya.

Maskapai penerbangan dan otoritas Australia akan menyelidiki kejadian ini, kata Malaysia Airlines.

Setelah kejadian ini, sejumlah penerbangan dialihkan, namun kemudian bandara beroperasi seperti sedia kala. (bbc)

Foto: Andrew Leoncelli
Polisi bersenjata berat memasuki pesawat setelah pesawat mendarat kembali di bandara Melbourne.

SUMUTPOS.CO – Sebuah pesawat Malaysia Airlines terpaksa kembali ke bandara Melbourne karena ulah seorang penumpang yang mencoba memasuki kokpit secara paksa.

Penerbangan MH128 dari Melbourne menuju Kuala Lumpur, kembali ke bandara ‘dikarenakan seorang penumpang yang mengganggu,’ kata pernyataan maskapai penerbangan itu.

Pesawat mendarat dengan selamat dan penumpang itu ditangkap, kata polisi, namun menambahkan bahwa peristiwa itu tidak terkait dengan teror.

Polisi mengatakan bahwa orang itu memang mengancam penumpang dengan sebuah perangkat, namun pihak berwenang ‘dengan cepat memastikan’ bahwa perangkat itu bukan sebuah bahan peledak.

Menurut Deputi Menteri Transportasi Malaysia Abdul Aziz bin Kaprawi, perangkat itu mungkin ‘powerbank,’ atau alat pengisi batere telepon seluler, lapor kantor berita Prancis, AFP.

Tersangka adalah seroang pria Sri Lanka berusia 25 tahun yang baru keluar dari sebuah fasilitas perawatan kejiwaan pada hari Rabu (30/5), kata Kepala Polisi Victoria Graham Ashton.

Pria itu tinggal di Melbourne dengan visa pelajar, kata Asthon, dan meluruskan informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa dia adalah seorang warga negara Australia.

Polisi awalnya memperlakukannya sebagai insiden terorisme, namun kemudian menetapkannya sebagai ‘kasus yang melibatkan masalah kesehatan mental,’ kata perwira tersebut.

 

‘IDIOT’

Seorang saksi mata, Andrew Leoncelli, mengatakan kepada stasiun radio 3AW Melbourne bahwa sesudah 10 menit penerbangan “Saya bisa mendengar si idiot ini berkata bahwa dia ingin masuk kokpit dan menemui pilot.”

Orang itu menolak untuk duduk, dan mengancam akan ‘meledakkan pesawat,’ kata Leoncelli, seorang mantan atlet Australia.

“Seorang staf berteriak, ‘Saya butuh bantuan, saya butuh bantuan.’ Jadi saya melompat, membuka gesper saya, dan mendekati orang itu,” katanya.

Leoncelli mengatakan pria tersebut berlari ke arah belakang, namun bisa dicegat dan direnggut. Darinya juga dilucuti sebuah benda hitam ‘seukuran semangka’ yang memiliki dua antena dan yang tampaknya merupakan kelengkapan sebuah smartphone.

Malaysia Airlines mengatakan bahwa pesawat Airbus A330 itu berada di udara selama hanya 30 menit dari seluruhnya delapan jam penerbangan yang dijadwalkan, sebelum mendarat.

Polisi bersenjata lengkap menaiki pesawat tepat sebelum tengah malam waktu setempat (20:00 WIB) dan menahan orang itu.

Foto: Andrew Leoncelli
Para penumpang dievakuasi setelah menunggu cukup lama.

PENUMPANG TERTAHAN DI PESAWAT

Media Australia mengkritik polisi yang dianggap lamban, dan perlu 90 menit untuk mengeluarkan seluruh 337 penumpang dan awak dari pesawat setelah mendarat.

Namun Kepala Polisi Victoria Graham Ashton Ashton mengatakan, mereka harus menunggu sampai mendapatkan kepastian bahwa tak ada peledak dalam pesawat.

“Keputusan harus dibuat tentang apa cara paling aman untuk mengeluarkan penumpang dari pesawat,” katanya.

Maskapai penerbangan dan otoritas Australia akan menyelidiki kejadian ini, kata Malaysia Airlines.

Setelah kejadian ini, sejumlah penerbangan dialihkan, namun kemudian bandara beroperasi seperti sedia kala. (bbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/