32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

150 Ribu Misil Iran Mengarah ke Israel

Hubungan Bilateral Panas

TEHERAN- Kedutaan besar Inggris di Teheran, Iran diserang ratusan massa. Serangan dilakukan sebagai aksi menentang kebijakan Inggris untuk menjatuhkan sanksi atas program nuklir Iran. Di tengah penentangan itu, Republik Islam Iran siapkan 150 ribu lebih misil.

Menurut pihak berwenang Iran, sebelum terjadi kerusuhan, Selasa (29/11) waktu setempat, massa sebelumnya menerobos pagar dan pintu, membakar bendera Inggris, serta sebuah mobil di kedutaan Inggris di Teheran, selain itu massa juga merangsek ke arah utara Teheran, yang dikenal dengan nama Taman Qolhak.

Mengetahui kejadian itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Menteri Luar Negerinya, William Hague mengatakan keamanan staf dan keluarga kedutaan besar Inggris sebagai prioritas utama. “Dalam peristiwa di Teheran kemarin dan untuk menjamin keselamatannya, sejumlah staf meninggalkan Teheran,’’ demikian isi pernyataan itu, Rabu (30/11).

Cameron memperingatkan kemungkinan konsekuensi serius akibat insiden penyerangan tersebut, sementara AS, Uni Eropa, dan Dewan Keamanan PBB ikut mengutuk serangan tersebut.

Juru bicara parlemen Iran Ali Larijani, menyebut kutukan Dewan Keamanan PBB sebagai tindakan yang terburu-buru. Aksi massa untuk menutup kejahatan sebelumnya, yang dilakukan Amerika dan Inggris, sementara polisi melakukan tindakan untuk menjaga perdamaian.

Lebih lanjut, dia menyesalkan atas insiden tersebut, dengan mengatakannya sebagai ‘perilaku yang tidak dapat diterima yang dilakukan oleh sekelompok kecil pendemo.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan di tengah tekanan Eropa dan Amerika di Iran serta adanya ancaman Israel menyerang Republik Islam Iran. Kini ada sebanyak 150 ribu misil yang diarahkan kepada Israel.

“Berapa banyak misil yang telah mereka persiapkan untuk menyerang kami? 10 ribu? 20 ribu? 50 ribu? 100 ribu, 150 ribu atau lebih? kami miliki semua itu,” ungkapnya.

Jenderal bintang satu itu memperingatkan Amerika Serikat (AS) tentang pernyataan-pernyataan ofensif yang dikeluarkan. Menurutnya, setiap aksi ofensif AS akan dihalau oleh pihak keamanan garis keras, bila memang akan menyerang Iran dan menolak program nuklir. (bbs/jpnn)

Hubungan Bilateral Panas

TEHERAN- Kedutaan besar Inggris di Teheran, Iran diserang ratusan massa. Serangan dilakukan sebagai aksi menentang kebijakan Inggris untuk menjatuhkan sanksi atas program nuklir Iran. Di tengah penentangan itu, Republik Islam Iran siapkan 150 ribu lebih misil.

Menurut pihak berwenang Iran, sebelum terjadi kerusuhan, Selasa (29/11) waktu setempat, massa sebelumnya menerobos pagar dan pintu, membakar bendera Inggris, serta sebuah mobil di kedutaan Inggris di Teheran, selain itu massa juga merangsek ke arah utara Teheran, yang dikenal dengan nama Taman Qolhak.

Mengetahui kejadian itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Menteri Luar Negerinya, William Hague mengatakan keamanan staf dan keluarga kedutaan besar Inggris sebagai prioritas utama. “Dalam peristiwa di Teheran kemarin dan untuk menjamin keselamatannya, sejumlah staf meninggalkan Teheran,’’ demikian isi pernyataan itu, Rabu (30/11).

Cameron memperingatkan kemungkinan konsekuensi serius akibat insiden penyerangan tersebut, sementara AS, Uni Eropa, dan Dewan Keamanan PBB ikut mengutuk serangan tersebut.

Juru bicara parlemen Iran Ali Larijani, menyebut kutukan Dewan Keamanan PBB sebagai tindakan yang terburu-buru. Aksi massa untuk menutup kejahatan sebelumnya, yang dilakukan Amerika dan Inggris, sementara polisi melakukan tindakan untuk menjaga perdamaian.

Lebih lanjut, dia menyesalkan atas insiden tersebut, dengan mengatakannya sebagai ‘perilaku yang tidak dapat diterima yang dilakukan oleh sekelompok kecil pendemo.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan di tengah tekanan Eropa dan Amerika di Iran serta adanya ancaman Israel menyerang Republik Islam Iran. Kini ada sebanyak 150 ribu misil yang diarahkan kepada Israel.

“Berapa banyak misil yang telah mereka persiapkan untuk menyerang kami? 10 ribu? 20 ribu? 50 ribu? 100 ribu, 150 ribu atau lebih? kami miliki semua itu,” ungkapnya.

Jenderal bintang satu itu memperingatkan Amerika Serikat (AS) tentang pernyataan-pernyataan ofensif yang dikeluarkan. Menurutnya, setiap aksi ofensif AS akan dihalau oleh pihak keamanan garis keras, bila memang akan menyerang Iran dan menolak program nuklir. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/