26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Sejumlah Pemimpin Eropa dan Timteng Dukung Larangan Imigrasi Trump

Dalam wawancara dengan VOA, Fatmir Mediu, ketua Partai Republik Albania dan mantan menteri pertahanan, mengatakan ia memahami alasan di balik larangan itu dan bahwa keamanan seharusnya menjadi “kepentingan utama” presiden AS mana pun.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Obran juga menunjukkan dukungannya untuk Trump dan telah diundang oleh Trump untuk berkunjung ke Gedung Putih.

Di Timur Tengah, beberapa pemimpin telah menyuarakan dukungan untuk pembatasan perjalanan itu, termasuk Menteri Luar Negeri Abdullah bin Zayed al-Nahyan dari Uni Emirat Arab, yang menyebutnya “keputusan berdaulat” Amerika dan ia menepis klaim bahwa itu menyasar Muslim.

Dhahi Khalfan, kepala keamanan Dubai, juga menyuarakan dukungan untuk larangan tersebut, mengatakan kepada Trump, “Apa yang Anda lakukan benar.”

“Amerika tidak harus menerima orang-orang dari negara berkembang, mereka sudah menerima banyak sebelumnya. Kelompok-kelompok tidak produktif tidak pantas berada di Amerika — warga Iran atau Irak atau Somalia,” tulisnya di Twitter.

Negara-negara Teluk Arab lainnya, yang tidak termasuk dalam larangan imigras, sebagian besar diam saja dalam debat mengenai inpres Trum, meskipun menteri luar negeri Qatar menyatakan sedikit tentangan terhadap larangan tersebut dalam kunjungannya ke Serbia baru-baru ini.

“Jika ini terkait kerangka kerja Muslim, saya kira ini sesuatu yang kita akan tentang,” ujar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. (voa)

Dalam wawancara dengan VOA, Fatmir Mediu, ketua Partai Republik Albania dan mantan menteri pertahanan, mengatakan ia memahami alasan di balik larangan itu dan bahwa keamanan seharusnya menjadi “kepentingan utama” presiden AS mana pun.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Obran juga menunjukkan dukungannya untuk Trump dan telah diundang oleh Trump untuk berkunjung ke Gedung Putih.

Di Timur Tengah, beberapa pemimpin telah menyuarakan dukungan untuk pembatasan perjalanan itu, termasuk Menteri Luar Negeri Abdullah bin Zayed al-Nahyan dari Uni Emirat Arab, yang menyebutnya “keputusan berdaulat” Amerika dan ia menepis klaim bahwa itu menyasar Muslim.

Dhahi Khalfan, kepala keamanan Dubai, juga menyuarakan dukungan untuk larangan tersebut, mengatakan kepada Trump, “Apa yang Anda lakukan benar.”

“Amerika tidak harus menerima orang-orang dari negara berkembang, mereka sudah menerima banyak sebelumnya. Kelompok-kelompok tidak produktif tidak pantas berada di Amerika — warga Iran atau Irak atau Somalia,” tulisnya di Twitter.

Negara-negara Teluk Arab lainnya, yang tidak termasuk dalam larangan imigras, sebagian besar diam saja dalam debat mengenai inpres Trum, meskipun menteri luar negeri Qatar menyatakan sedikit tentangan terhadap larangan tersebut dalam kunjungannya ke Serbia baru-baru ini.

“Jika ini terkait kerangka kerja Muslim, saya kira ini sesuatu yang kita akan tentang,” ujar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. (voa)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/