MANILA – Amuk badai tropis yang menerjang wilayah Filipina sejak Sabtu lalu (2/6) menelan korban jiwa. Tiga bocah tewas dan enam nelayan dinyatakan hilang setelah badai tropis Mawar menyerang dengan disertai hujan lebat serta gelombang laut tinggi di sebagian wilayah negara itu.
Dua bocah bersaudara tewas tenggelam setelah tersapu banjir akibat air sungai yang meluap di wilayah Pulau Palawan, sebelah barat Filipina. ’’Seorang bocah berusia tujuh tahun juga tenggelam alibat luapan dan arus sungai di timur Manila,’’ ujar Benito Ramos, juru bicara Departemen Pertahanan Sipil Filipina, kemarin (4/6).
Sejauh ini para petugas penyelamat terus melakukan pencarian terhadap enam nelayan. Mereka hilang setelah berlayar dalam tiga perahu yang berbeda sebelum terjadi badai. Laporan yang lain menyebutkan bahwa 32 nelayan berhasil diselamatkan setelah terempas gelombang tinggi di perairan Pulau Catanduanes, timur Filipina, Sabtu lalu. Kapal mereka terbalik setelah kehabisan bahan bakar di tengah laut.
Badai tropis Mawar mulai mengamuk Minggu pagi (3/6) dengan disertai angin kencang berkecepatan maksimum 120 kilometer perjam saat melintasi wilayah timur Filipina.
Sebelumnya, badai itu melewati perbatasan timur Filipina Sabtu lalu dengan kecepatan angin 100 kilometer perjam. Kecepatan angin yang dibawa badai tropis Mawar sempat mencapai 660 kilometer perjam timur laut Manila pada dini hari kemarin sebelum melemah dan bergerak ke timur laut dengan kecepatan 15 kilometer perjam.
Meskipun badai tersebut tak menerjang wilayah Filipina secara langsung, efeknya telah mendatangkan hujan deras, khususnya di bagian timur kepulauan negara itu. Derasnya hujan juga membuat warga khawatir akan terjadinya tanah longsor dan banjir bandang.
Ketika Mawar bergerak meninggalkan Filipina, badan meteorologi pemerintah memperingatkan terjadinya angin besar di utara dan pesisir tengah Filipina. Filipina memang menjadi wilayah rawan badai. Dalam setahun, negeri itu bisa dilewati sekitar 20 badai. (AFP/AP/cak/dwi)