25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Bom Guncang Filipina, 6 Tewas

COTABATO CITY -Sebuah ledakan dahsyat mengguncang kawasan Sinsuat Avenue di Kota Cotabato, Filipina, kemarin (5/8). Sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari tiga puluh korban lain terluka dalam insiden maut di wilayah selatan negeri yang dipimpin Presiden Benigno Aquino III tersebut. Polisi menuding kelompok separatis sebagai dalang peristiwa itu.

“Ledakan itu membuat jaringan listrik dan telepon putus. Akibatnya, listrik di beberapa kawasan padam,” terang Kepala Polisi Cotabato Rolen Balquin dalam wawancara dengan stasiun radio DXMS.

Kemarin aparat mensterilkan lokasi kejadian itu. Mereka mengalihkan arus lalu lintas di sekitar Sinsuat Avenue dan melarang siapa pun untuk mendekati tempat kejadian.

Balquin menyatakan, ledakan tersebut berasal dari salah satu mobil yang diparkir di antara sekolah dan rumah sakit. Ledakan itu juga menghanguskan empat mobil lain yang kebetulan parkir di dekat mobil pembawa bom tersebut. Sebuah toko ban dan rumah duka di sekitar lokasi ledakan juga rusak parah. “Kami masih menyelidiki motif di balik ledakan ini,” tegasnya.

Saat bom meledak menjelang jam pulang kantor kemarin, SUV antipeluru yang ditumpangi Cynthia Guiani Sayadi sedang melintas. Tidak jelas bahwa pejabat penting Cotabato tersebut menjadi target ledakan atau tidak. Tapi, dia berhasil lolos dari serangan meski salah seorang pengawal pribadinya yang juga menumpang mobil itu tewas. Pemerintah pun langsung mengecam insiden mengerikan tersebut dan berjanji memburu pelaku.

Meski belum ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden sore hari itu, polisi menduga bahwa ada campur tangan dari kelompok separatis. Sebab, aksi bom kemarin bukan hal yang baru di Cotabato. Di kota yang berpenduduk majemuk tersebut, separatis muslim memang sering melancarkan serangan. Mereka menuntut merdeka dari pemerintah pusat. (dos/jpnn)

COTABATO CITY -Sebuah ledakan dahsyat mengguncang kawasan Sinsuat Avenue di Kota Cotabato, Filipina, kemarin (5/8). Sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari tiga puluh korban lain terluka dalam insiden maut di wilayah selatan negeri yang dipimpin Presiden Benigno Aquino III tersebut. Polisi menuding kelompok separatis sebagai dalang peristiwa itu.

“Ledakan itu membuat jaringan listrik dan telepon putus. Akibatnya, listrik di beberapa kawasan padam,” terang Kepala Polisi Cotabato Rolen Balquin dalam wawancara dengan stasiun radio DXMS.

Kemarin aparat mensterilkan lokasi kejadian itu. Mereka mengalihkan arus lalu lintas di sekitar Sinsuat Avenue dan melarang siapa pun untuk mendekati tempat kejadian.

Balquin menyatakan, ledakan tersebut berasal dari salah satu mobil yang diparkir di antara sekolah dan rumah sakit. Ledakan itu juga menghanguskan empat mobil lain yang kebetulan parkir di dekat mobil pembawa bom tersebut. Sebuah toko ban dan rumah duka di sekitar lokasi ledakan juga rusak parah. “Kami masih menyelidiki motif di balik ledakan ini,” tegasnya.

Saat bom meledak menjelang jam pulang kantor kemarin, SUV antipeluru yang ditumpangi Cynthia Guiani Sayadi sedang melintas. Tidak jelas bahwa pejabat penting Cotabato tersebut menjadi target ledakan atau tidak. Tapi, dia berhasil lolos dari serangan meski salah seorang pengawal pribadinya yang juga menumpang mobil itu tewas. Pemerintah pun langsung mengecam insiden mengerikan tersebut dan berjanji memburu pelaku.

Meski belum ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden sore hari itu, polisi menduga bahwa ada campur tangan dari kelompok separatis. Sebab, aksi bom kemarin bukan hal yang baru di Cotabato. Di kota yang berpenduduk majemuk tersebut, separatis muslim memang sering melancarkan serangan. Mereka menuntut merdeka dari pemerintah pusat. (dos/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/