30.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

3 WNI Luka Diguncang Gempa Turki, 1.824 Orang Tewas dan 7.003 Orang Luka-luka

SUMUTPOS.CO – Turki diporak-porandakan gempa bumi pada Senin (6/2), pukul 04.17 waktu setempat (08.17 WIB). Korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang Turki dan Suriah kini mencapai 1.824 orang. Angka kematian akibat gempa di Turki itu di beberapa kota di wilayah tengah dan selatan negara itu. Termasuk, 3 Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi korban.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) menyebutkan jumlah korban tewas di negara itu mencapai 1.014 orang dan korban luka-luka tembus 7.003 orang. Sementara itu, total korban tewas di Suriah mencapai 430 orang. Kebanyakan korban meninggal dunia berasal dari wilayah di Aleppo, Hama, Latakia, dan Tartus.

Duta Besar (Dubes) RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal memastikan, tiga orang WNI tersebut mengalami luka-luka. Saat ini, ketiganya sudah mendapat perawatan di rumah sakit terdekat. “Satu orang di Kahramanmaras dan dua orang Hatay,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (6/2).

KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas lokal di daerah tersebut, Satgas Perlindungan WNI, dan PPI di sekitar lokasi untuk memantau kondisi WNI di 19 lokasi terdampak. Setidaknya, terdapat sekitar 6.500 WNI yang tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut, sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Sebagian besar WNI tersebut berstatus pelajar dan mahasiswa. Lalu, sebagian lainnya merupakan WNI yang menikah dengan warga lokal dan pegawai perusahaan internasional.

Selain itu, hotline perlindungan WNI di +90 532 135 22 98 telah diaktifkan oleh KBRI. “KBRI juga membuka link khusus permintaan bantuan bagi seluruh WNI di sekitar lokasi yang terdampak gempa,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut dia, KBRI sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat. Khususnya, untuk WNI di Kahramanmaras yang harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah.

Hingga siang, pukul 13.24 waktu setempat, gempa susulan masih terjadi. Kali ini, gempa berkekuatan M 7,4 terjadi di daerah Elbistan dan Kahramanmaras, sekitar 45 km dari lokasi pusat gempa sebelumnya).

Diperparah Suhu Dingin Ekstrem

Kondisi suhu dingin ekstrem disebut memperparah situasi pascagempa berkekuatan magnitudo 7,7 di Turki hingga Suriah. Suhu di bawah nol derajat Celsius dan bersalju dinilai akan menghambat evakuasi korban gempa Turki-Suriah.

Kondisi suhu dingin ekstrem disebut memperparah situasi pascagempa berkekuatan magnitudo 7,7 di Turki hingga Suriah. Suhu di bawah nol derajat Celsius dan bersalju dinilai akan menghambat evakuasi korban gempa Turki-Suriah.

Pasalnya, meski awal Februari termasuk dalam bagian terdingin dalam setahun, suhu saat ini bahkan lebih dingin dari rata-rata, sekitar 5 derajat Celsius di bawah normal musiman.

Cuaca diprediksi akan semakin dingin. Suhu akan turun di bawah titik beku pada Selasa (7/2), dengan titik terendah di Gaziantep turun menjadi -6 derajat Celcius (21 derajat Fahrenheit).

Sementara itu, hujan salju akan semakin meluas pada hari Senin dan berlangsung hingga Selasa (7/2). Salju akan lebih banyak menumpuk di tempat yang lebih tinggi, tetapi bisa turun sampai ke perbatasan dengan Suriah.

Terlepas dari kondisi tersebut, para pejabat telah meminta warga untuk meninggalkan gedung mereka demi keselamatan mereka. Sebab, gempa susulan tambahan diperkirakan terjadi setelah gempa M 7,7 pada Senin (6/1).

“(Namun) itu pertanyaan yang cukup sulit mengingat cuaca pada saat itu hampir beku,” lapor Scott McLean. “Sangat sulit untuk berada di luar dengan piyama untuk waktu yang lama tanpa mantel, tanpa perlengkapan,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, gempa bumi M 7,4 guncang di selatan Turki, Provinsi Kahramanmaras, Gaziantep, dan Osmaniye pada pukul 04.17 waktu setempat (08.17 WIB). Pusat gempa dilaporkan di provinsi Kahramanmaras, kurang lebih 600 km sebelah tenggara Ankara. Tak berselang lama, terjadi 2 gempa lanjutan M 6,4 dan M 6,5 di Provinsi Gaziantep (kurang lebih 700 km sebelah tenggara ankara).

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengungkapkan gempa berkekuatan M7,7 yang melanda Turki pada Senin (6/1) pagi merupakan yang terbesar dalam 100 tahun terakhir. Gempa ini juga disebut gempa terkuat yang pernah terjadi di dunia sejak gempa berkekuatan 8,1 melanda daerah terpencil di dekat Kepulauan Sandwich Selatan di Samudra Atlantik selatan pada tahun 2021. Namun gempa tersebut tidak menyebabkan kerusakan.

Situs Bersejarah Kastil Gaziantep Rusak Parah

Kastil Gaziantep yang berusia berabad-abad di Turki rusak parah setelah gempa bumi dahsyat dan gempa susulan mengguncang wilayah tengah dan selatan negara itu pada Senin (6/2) pagi waktu setempat.

“Beberapa benteng di bagian timur, selatan dan tenggara Kastil Gaziantep yang bersejarah di distrik ªahinbey hancur akibat gempa, puing-puingnya berserakan di jalan,” demikian laporan kantor berita pemerintah Turki, Anadolu.

Pagar besi di sekitar kastil berserakan di trotoar sekitarnya. Tembok penahan di sebelah kastil juga runtuh. Di beberapa bastion, terlihat retakan besar,” imbuhnya.

Kubah dan dinding timur Masjid airvani yang bersejarah, yang terletak di sebelah kastil juga runtuh sebagian. Konon masjid itu dibangun pada abad ke-17.

Menurut penggalian arkeologi, kastil ini pertama kali dibangun sebagai menara pengawas pada periode Romawi pada abad II-IV M dan berkembang seiring waktu.

Berdasarkan museum Turki dan situs arkeologi, bentuknya yang terakhir sebelum gempa sama dengan sisa konstruksi antara 527-565 M selama periode Kaisar Bizantium Justinian I. (mia/jpc/bbs/ila)

 

SUMUTPOS.CO – Turki diporak-porandakan gempa bumi pada Senin (6/2), pukul 04.17 waktu setempat (08.17 WIB). Korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang Turki dan Suriah kini mencapai 1.824 orang. Angka kematian akibat gempa di Turki itu di beberapa kota di wilayah tengah dan selatan negara itu. Termasuk, 3 Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi korban.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) menyebutkan jumlah korban tewas di negara itu mencapai 1.014 orang dan korban luka-luka tembus 7.003 orang. Sementara itu, total korban tewas di Suriah mencapai 430 orang. Kebanyakan korban meninggal dunia berasal dari wilayah di Aleppo, Hama, Latakia, dan Tartus.

Duta Besar (Dubes) RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal memastikan, tiga orang WNI tersebut mengalami luka-luka. Saat ini, ketiganya sudah mendapat perawatan di rumah sakit terdekat. “Satu orang di Kahramanmaras dan dua orang Hatay,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (6/2).

KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas lokal di daerah tersebut, Satgas Perlindungan WNI, dan PPI di sekitar lokasi untuk memantau kondisi WNI di 19 lokasi terdampak. Setidaknya, terdapat sekitar 6.500 WNI yang tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut, sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Sebagian besar WNI tersebut berstatus pelajar dan mahasiswa. Lalu, sebagian lainnya merupakan WNI yang menikah dengan warga lokal dan pegawai perusahaan internasional.

Selain itu, hotline perlindungan WNI di +90 532 135 22 98 telah diaktifkan oleh KBRI. “KBRI juga membuka link khusus permintaan bantuan bagi seluruh WNI di sekitar lokasi yang terdampak gempa,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut dia, KBRI sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat. Khususnya, untuk WNI di Kahramanmaras yang harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah.

Hingga siang, pukul 13.24 waktu setempat, gempa susulan masih terjadi. Kali ini, gempa berkekuatan M 7,4 terjadi di daerah Elbistan dan Kahramanmaras, sekitar 45 km dari lokasi pusat gempa sebelumnya).

Diperparah Suhu Dingin Ekstrem

Kondisi suhu dingin ekstrem disebut memperparah situasi pascagempa berkekuatan magnitudo 7,7 di Turki hingga Suriah. Suhu di bawah nol derajat Celsius dan bersalju dinilai akan menghambat evakuasi korban gempa Turki-Suriah.

Kondisi suhu dingin ekstrem disebut memperparah situasi pascagempa berkekuatan magnitudo 7,7 di Turki hingga Suriah. Suhu di bawah nol derajat Celsius dan bersalju dinilai akan menghambat evakuasi korban gempa Turki-Suriah.

Pasalnya, meski awal Februari termasuk dalam bagian terdingin dalam setahun, suhu saat ini bahkan lebih dingin dari rata-rata, sekitar 5 derajat Celsius di bawah normal musiman.

Cuaca diprediksi akan semakin dingin. Suhu akan turun di bawah titik beku pada Selasa (7/2), dengan titik terendah di Gaziantep turun menjadi -6 derajat Celcius (21 derajat Fahrenheit).

Sementara itu, hujan salju akan semakin meluas pada hari Senin dan berlangsung hingga Selasa (7/2). Salju akan lebih banyak menumpuk di tempat yang lebih tinggi, tetapi bisa turun sampai ke perbatasan dengan Suriah.

Terlepas dari kondisi tersebut, para pejabat telah meminta warga untuk meninggalkan gedung mereka demi keselamatan mereka. Sebab, gempa susulan tambahan diperkirakan terjadi setelah gempa M 7,7 pada Senin (6/1).

“(Namun) itu pertanyaan yang cukup sulit mengingat cuaca pada saat itu hampir beku,” lapor Scott McLean. “Sangat sulit untuk berada di luar dengan piyama untuk waktu yang lama tanpa mantel, tanpa perlengkapan,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, gempa bumi M 7,4 guncang di selatan Turki, Provinsi Kahramanmaras, Gaziantep, dan Osmaniye pada pukul 04.17 waktu setempat (08.17 WIB). Pusat gempa dilaporkan di provinsi Kahramanmaras, kurang lebih 600 km sebelah tenggara Ankara. Tak berselang lama, terjadi 2 gempa lanjutan M 6,4 dan M 6,5 di Provinsi Gaziantep (kurang lebih 700 km sebelah tenggara ankara).

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengungkapkan gempa berkekuatan M7,7 yang melanda Turki pada Senin (6/1) pagi merupakan yang terbesar dalam 100 tahun terakhir. Gempa ini juga disebut gempa terkuat yang pernah terjadi di dunia sejak gempa berkekuatan 8,1 melanda daerah terpencil di dekat Kepulauan Sandwich Selatan di Samudra Atlantik selatan pada tahun 2021. Namun gempa tersebut tidak menyebabkan kerusakan.

Situs Bersejarah Kastil Gaziantep Rusak Parah

Kastil Gaziantep yang berusia berabad-abad di Turki rusak parah setelah gempa bumi dahsyat dan gempa susulan mengguncang wilayah tengah dan selatan negara itu pada Senin (6/2) pagi waktu setempat.

“Beberapa benteng di bagian timur, selatan dan tenggara Kastil Gaziantep yang bersejarah di distrik ªahinbey hancur akibat gempa, puing-puingnya berserakan di jalan,” demikian laporan kantor berita pemerintah Turki, Anadolu.

Pagar besi di sekitar kastil berserakan di trotoar sekitarnya. Tembok penahan di sebelah kastil juga runtuh. Di beberapa bastion, terlihat retakan besar,” imbuhnya.

Kubah dan dinding timur Masjid airvani yang bersejarah, yang terletak di sebelah kastil juga runtuh sebagian. Konon masjid itu dibangun pada abad ke-17.

Menurut penggalian arkeologi, kastil ini pertama kali dibangun sebagai menara pengawas pada periode Romawi pada abad II-IV M dan berkembang seiring waktu.

Berdasarkan museum Turki dan situs arkeologi, bentuknya yang terakhir sebelum gempa sama dengan sisa konstruksi antara 527-565 M selama periode Kaisar Bizantium Justinian I. (mia/jpc/bbs/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/