25 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Polisi dan Pro Palestina Bentrok, 23 Tewas

Konflik Perbatasan Israel-Syria Tegang

JERUSALEM – Hubungan Israel dan Syria kembali tegang. Pemicunya adalah bentrok pasukan Israel dan pengunjuk rasa pro-Palestina di Golan Heights, Minggu (5/6) lalu. Israel menuding Syria sengaja menyulut api lewat kerusuhan yang menewaskan 23 orang dan melukai 350 lainnya itu, untuk mengalihkan isu revolusi.

“Anda tidak akan bisa mencapai perbatasan Syria dan Israel dari wilayah Syria tanpa ada izin atau perintah resmi dari pemerintah di Damaskus,” kata Menteri Pertahanan Sipil Israel, Matan Vilnai, Senin (6/6). Karena itu, dia yakin para pengunjuk rasa yang mengekspresikan dukungannya terhadap Palestina lewat unjuk rasa Minggu lalu adalah orang-orang suruhan rezim Bashar al-Assad.

Karena itu, Vilnai menegaskan reaksi pasukan Israel dalam aksi Minggu lalu itu sudah benar. Bentrok yang pecah di Majdal Shams itu bermula saat pasukan Negeri Yahudi menembakkan peluru asli ke arah para demonstran. Konon, para serdadu Israel yang bertugas di perbatasan itu hanya berniat menghalau demonstran agar tidak melanggar wilayah.

Tewasnya 23 warga Syria, termasuk seorang perempuan dan anak kecil, dalam bentrok di perbatasan itu menuai reaksi keras PBB. Kemarin, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengecam tindakan pasukan Israel. Menurutnya, penggunaan peluru asli dalam bentrok di Golan Heights yang masuk wilayah Syria terlalu berlebihan. “PBB akan mengambil sikap tegas terhadap Israel  terkait insiden itu,” tandasnya.

Namun, Israel tetap bersikukuh pada pendiriannya. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yakin pasukannya yang berjaga di perbatasan hanya diperalat rezim Assad. Sejauh ini, aksi anti-pemerintah di Syria telah makan korban 1.100 jiwa.

Dalam wawancara dengan radio militer Israel, politikus 67 tahun itu mengungkap kelicikan rezim Assad. Menurutnya, Syria sengaja mengusung isu Palestina di perbatasan. Sebab, Assad paham bahwa aksi solidaritas warganya di Golan Heights akan sukses memicu amarah Israel.

Kementerian Pertahanan Israel, yang dipimpin Ehud Barak, menyatakan demonstran yang didanai rezim Assad sengaja memicu ledakan di kawasan yang dipagari kawat berduri itu. Konon, bom molotov dilemparkan ke ladang ranjau di perbatasan menewaskan 10 serdadu Israel. Tapi, tembakan membabi buta pasukan Israel merenggut korban jiwa lebih banyak.

Aksi protes Minggu lalu dihelat bertepatan dengan peringatan ke-44 Perang Timur Tengah 1967.  Israel sukses mencaplok tiga wilayah sekaligus. (rtr/afp/hep/jpnn)

Konflik Perbatasan Israel-Syria Tegang

JERUSALEM – Hubungan Israel dan Syria kembali tegang. Pemicunya adalah bentrok pasukan Israel dan pengunjuk rasa pro-Palestina di Golan Heights, Minggu (5/6) lalu. Israel menuding Syria sengaja menyulut api lewat kerusuhan yang menewaskan 23 orang dan melukai 350 lainnya itu, untuk mengalihkan isu revolusi.

“Anda tidak akan bisa mencapai perbatasan Syria dan Israel dari wilayah Syria tanpa ada izin atau perintah resmi dari pemerintah di Damaskus,” kata Menteri Pertahanan Sipil Israel, Matan Vilnai, Senin (6/6). Karena itu, dia yakin para pengunjuk rasa yang mengekspresikan dukungannya terhadap Palestina lewat unjuk rasa Minggu lalu adalah orang-orang suruhan rezim Bashar al-Assad.

Karena itu, Vilnai menegaskan reaksi pasukan Israel dalam aksi Minggu lalu itu sudah benar. Bentrok yang pecah di Majdal Shams itu bermula saat pasukan Negeri Yahudi menembakkan peluru asli ke arah para demonstran. Konon, para serdadu Israel yang bertugas di perbatasan itu hanya berniat menghalau demonstran agar tidak melanggar wilayah.

Tewasnya 23 warga Syria, termasuk seorang perempuan dan anak kecil, dalam bentrok di perbatasan itu menuai reaksi keras PBB. Kemarin, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengecam tindakan pasukan Israel. Menurutnya, penggunaan peluru asli dalam bentrok di Golan Heights yang masuk wilayah Syria terlalu berlebihan. “PBB akan mengambil sikap tegas terhadap Israel  terkait insiden itu,” tandasnya.

Namun, Israel tetap bersikukuh pada pendiriannya. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yakin pasukannya yang berjaga di perbatasan hanya diperalat rezim Assad. Sejauh ini, aksi anti-pemerintah di Syria telah makan korban 1.100 jiwa.

Dalam wawancara dengan radio militer Israel, politikus 67 tahun itu mengungkap kelicikan rezim Assad. Menurutnya, Syria sengaja mengusung isu Palestina di perbatasan. Sebab, Assad paham bahwa aksi solidaritas warganya di Golan Heights akan sukses memicu amarah Israel.

Kementerian Pertahanan Israel, yang dipimpin Ehud Barak, menyatakan demonstran yang didanai rezim Assad sengaja memicu ledakan di kawasan yang dipagari kawat berduri itu. Konon, bom molotov dilemparkan ke ladang ranjau di perbatasan menewaskan 10 serdadu Israel. Tapi, tembakan membabi buta pasukan Israel merenggut korban jiwa lebih banyak.

Aksi protes Minggu lalu dihelat bertepatan dengan peringatan ke-44 Perang Timur Tengah 1967.  Israel sukses mencaplok tiga wilayah sekaligus. (rtr/afp/hep/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/