31 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Sepuluh Bus Pengangkut Jamaah Mogok

Transportasi Haji Kacau

JAKARTA-Pelaksanaan wukuf di padang Arafah sebagai inti Ibadan haji telah rampung Sabtu lalu. Tapi, persoalan baru muncul setelah jamaah haji digiring dari Arafah menuju Mudzalifah dan Mina. Perjalanan jamaah haji ini tersendat arus kendaraan yang macet, dan banyaknya bus yang mogok.

Dari kekacauan pengangkutan jamaah haji ini, pos transportasi pemerintah Indonesia bisa dinilai mengecewakan. Di antaranya, tercatat lebih dari sepuluh bus yang mengangkut jamaah haji Indonesia mogok di tengah jalan. Akibatnya, iring-iringan bus di belakannya juga ikut tersendat.

“Memang ada sepuluh bus lebih yang mogok,” kata Kepala Satuan Operasi Arafah, Mudzalifah, dan Mina (Kasatop Armina) Abu Haris Mutohar kepada Media Center Haji (MCH) Humas Kementerian Agama (Kemenag) kemarin (6/11). Akibat dari kondisi ini, waktu jamaah haji banyak habis di jalan.

Kondisi kemacetan dan banyaknya bus yang mogok, terutama terjadi di rute Arafah menuju Mudzalifahn

Abu mengatakan, bus yang mogok ini rata-rata adalah bus cadangan. Jarak antara Arafah ke Mudzalifah sejatinya hanya sekitar tujuh hingga delapan kilometer. Tapi, dengan kondisi supermacet plus banyak bus yang mogok, lama perjalanan bisa sampai satu jam.

Abu menuturkan, para jamaah tidak mungkin berjalan dari Arafah ke Mudzalifah. “Jamaah yang antre menunggu pemberangkatan ini kondisinya pasti sudah letih karena habis menjalani wukuf,” paparnya.
Menurut Abu, kasus transportasi ini bakal menjadi bahan evaluasi pemerintah. “Jangan sampai tahun depan terulang,” katanya.

Terlepas dari itu, guna lebih mematangkan penyambutan jamaah haji ke tanah air, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan akan melakukan rapat menyeluruh pada 8 November 2011 di Asrama Haji Medan.

“Memang, menurut Kakanwil kita yang baru, seluruh penyambutan jamaah haji di Debarkasi Medan sudah rampung. Tapi, untuk lebih memantapkan penerimaah jamaah haji, kita akan lakukan rapat menyeluruh dan diharapkan semuanya berjalan lancar, tenaga kesehatan dan Ambulan sendiri sudah disiapkan. Semua akan kita bahas pada rapat ini nanti,” kata Humas Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH) Debarkasi Medan Drs HM Sazli Nasution, Minggu (6/11)
Mengenai situasi di tanah suci, saat ini para jamaah haji Indonesia gelombang I yang berjumlah 221.000 orang memasuki perkemahan di Mina untuk melaksanakan pelemparan jumrah setelah menyelesaikan wuquf di Arafah, dan dilanjutkan ke Muzdhalifah.

Saat Mabid Muzdhalifah di Mekkah, sambung Sazli, jamaah haji harus mengumpulkan batu kecil atau kerikil yang jumlahnya 49 serta melaksanakan ibadah shalat subuh, kemudian berangkat ke Mina. “Sampai di sana berhenti sementara waktu di monumen yang suci dengan tujuan berzikir serta melakukan shalat subuh,” ujar Sazli.
Selanjutnya, jamaah haji akan melakukan pelemparan jumrah yang tempat pelaksanaannya berada di sebuah bukit yang bernama ‘Aqabah pada 10 Zulhijah. “Caranya adalah dengan mengambil tujuh buah batu yang kecil kemudian melakukan penyembelihan binatang kurban,” ungkapnya.

Setelah itu, katanya, dilakukan tahalul yaitu melepas ihram setelah semua rukun ibadah haji telah rampung dikerjakan. Hal ini bisa dilakukan setelah melempar jumrah ‘Aqobah dengan melakukan pemotongan rambut paling sedikit sebanyak tiga helai.

Untuk Mabit di Mina sendiri dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk berpuasa), yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setiap siang pada hari-hari tasyrik itu melontar jumrah Ula, Wusta, dan ‘Aqabah, masing-masing 7 kali.

“Semuanya dilaksanakan seperti manasik haji selama jamaah di tanah air. Setelah semua proses rangkaian haji dilakukan, maka kloter I diantaranya dari Labuhanbatu dan Medan akan bersiap-siap untuk kembali ke tanah air dan akan ditunggu kedatangannya di Bandara Polonia Debarkasi Medan pada 11 November 2011 dan akan disambut seluruh unsur Muspida,” bebernya. (mag-11/wan/nw/jpnn)

Transportasi Haji Kacau

JAKARTA-Pelaksanaan wukuf di padang Arafah sebagai inti Ibadan haji telah rampung Sabtu lalu. Tapi, persoalan baru muncul setelah jamaah haji digiring dari Arafah menuju Mudzalifah dan Mina. Perjalanan jamaah haji ini tersendat arus kendaraan yang macet, dan banyaknya bus yang mogok.

Dari kekacauan pengangkutan jamaah haji ini, pos transportasi pemerintah Indonesia bisa dinilai mengecewakan. Di antaranya, tercatat lebih dari sepuluh bus yang mengangkut jamaah haji Indonesia mogok di tengah jalan. Akibatnya, iring-iringan bus di belakannya juga ikut tersendat.

“Memang ada sepuluh bus lebih yang mogok,” kata Kepala Satuan Operasi Arafah, Mudzalifah, dan Mina (Kasatop Armina) Abu Haris Mutohar kepada Media Center Haji (MCH) Humas Kementerian Agama (Kemenag) kemarin (6/11). Akibat dari kondisi ini, waktu jamaah haji banyak habis di jalan.

Kondisi kemacetan dan banyaknya bus yang mogok, terutama terjadi di rute Arafah menuju Mudzalifahn

Abu mengatakan, bus yang mogok ini rata-rata adalah bus cadangan. Jarak antara Arafah ke Mudzalifah sejatinya hanya sekitar tujuh hingga delapan kilometer. Tapi, dengan kondisi supermacet plus banyak bus yang mogok, lama perjalanan bisa sampai satu jam.

Abu menuturkan, para jamaah tidak mungkin berjalan dari Arafah ke Mudzalifah. “Jamaah yang antre menunggu pemberangkatan ini kondisinya pasti sudah letih karena habis menjalani wukuf,” paparnya.
Menurut Abu, kasus transportasi ini bakal menjadi bahan evaluasi pemerintah. “Jangan sampai tahun depan terulang,” katanya.

Terlepas dari itu, guna lebih mematangkan penyambutan jamaah haji ke tanah air, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan akan melakukan rapat menyeluruh pada 8 November 2011 di Asrama Haji Medan.

“Memang, menurut Kakanwil kita yang baru, seluruh penyambutan jamaah haji di Debarkasi Medan sudah rampung. Tapi, untuk lebih memantapkan penerimaah jamaah haji, kita akan lakukan rapat menyeluruh dan diharapkan semuanya berjalan lancar, tenaga kesehatan dan Ambulan sendiri sudah disiapkan. Semua akan kita bahas pada rapat ini nanti,” kata Humas Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH) Debarkasi Medan Drs HM Sazli Nasution, Minggu (6/11)
Mengenai situasi di tanah suci, saat ini para jamaah haji Indonesia gelombang I yang berjumlah 221.000 orang memasuki perkemahan di Mina untuk melaksanakan pelemparan jumrah setelah menyelesaikan wuquf di Arafah, dan dilanjutkan ke Muzdhalifah.

Saat Mabid Muzdhalifah di Mekkah, sambung Sazli, jamaah haji harus mengumpulkan batu kecil atau kerikil yang jumlahnya 49 serta melaksanakan ibadah shalat subuh, kemudian berangkat ke Mina. “Sampai di sana berhenti sementara waktu di monumen yang suci dengan tujuan berzikir serta melakukan shalat subuh,” ujar Sazli.
Selanjutnya, jamaah haji akan melakukan pelemparan jumrah yang tempat pelaksanaannya berada di sebuah bukit yang bernama ‘Aqabah pada 10 Zulhijah. “Caranya adalah dengan mengambil tujuh buah batu yang kecil kemudian melakukan penyembelihan binatang kurban,” ungkapnya.

Setelah itu, katanya, dilakukan tahalul yaitu melepas ihram setelah semua rukun ibadah haji telah rampung dikerjakan. Hal ini bisa dilakukan setelah melempar jumrah ‘Aqobah dengan melakukan pemotongan rambut paling sedikit sebanyak tiga helai.

Untuk Mabit di Mina sendiri dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk berpuasa), yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setiap siang pada hari-hari tasyrik itu melontar jumrah Ula, Wusta, dan ‘Aqabah, masing-masing 7 kali.

“Semuanya dilaksanakan seperti manasik haji selama jamaah di tanah air. Setelah semua proses rangkaian haji dilakukan, maka kloter I diantaranya dari Labuhanbatu dan Medan akan bersiap-siap untuk kembali ke tanah air dan akan ditunggu kedatangannya di Bandara Polonia Debarkasi Medan pada 11 November 2011 dan akan disambut seluruh unsur Muspida,” bebernya. (mag-11/wan/nw/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/