26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

65 Bocah Vietnam Jadi Korban Banjir

HANOI – Sebagian besar korban banjir maut di Vietnam dialami anak-anak, kini korbannya sudah mencapai 78 orang. Mengetahui itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) langsung bertindak dalam peristiwa tersebut, dan melaporkan 65 bocah berusia di bawah 16 tahun menjadi korban jiwa dalam banjir tersebut.

“Banjir dari Sungai Mekong banyak menelan korban jiwa dan sebagian besar korban adalah anak-anak, mereka tenggelam saat banjir menerjang wilayah tempat tinggalnya,” ujar utusan PBB, seperti dikutip AFP, Selasa (8/11).
PBB mengatakan, prioritas utamanya di Vietnam adalah menyelamatkan anak-anak dari bencana banjir. Anak-anak umumnya tewas karena tak bisa berenang dan hanya dalam beberapa menit mereka sudah tenggelam ditelan arus air.
Kini, PBB sudah menyediakan 9 ribu tas sekolah yang dapat mengapung serta 3.200 rompi pelampung untuk menyelamatkan anak-anak di Vietnam. Lebih dari jutaan orang menjadi korban banjir di Vietnam. Sama halnya seperti di Thailand, korban jiwa pun kian membengkak di negara penghasil beras tersebut.

Pada 10 Oktober lalu, total kerugian akibat banjir di Vietnam ini mencapai 44 juta dolar US atau sekira Rp390,8 miliar.
Berawal dari badai tropis dan juga angin muson, terjadilah hujan deras di tiga negara Asia Tenggara, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Hujan deras yang tak kunjung usai pun menyebabkan banjir. Total korban jiwa yang tewas akibat banjir di ketiga negara ini dikabarkan sudah lebih dari 500 orang.

Sementara itu, akibat banjir yang terus melanda Thailand, Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra tidak akan menghadiri KTT Association of South Asian Nation (Asean) pekan depan di Bali.
Hal itu diyakini setelah PM Yingluck membatalkan kehadirannya di pertemuan Asia-Pacific Economic Forum (Apec) di Hawaii, Amerika Serikat (AS) pekan ini. Banjir yang terus mengancam Bangkok, sepertinya membuat Yingluck mengambil keputusan tersebut.

Dirinya sudah mengirimkan Wakil Perdana Menteri Kittirat Na-Ranong untuk menghadiri pertemuan Apec tersebut. Kittirat sendiri dikenal juga sebagai Menteri Perdagangan Thailand.

“Saya kira, rakyat saat ini membutuhkan bantuan saya dalam menghadapi bencana banjir,” ucap Yingluck.
Mengenai kehadirannya di KTT Asean ke-19 di Bali mendatang, Yingluck saat ini tengah membicarakan hal tersebut bersama dengan kabinetnya.  Sebenarnya, kehadiran Yingluck di pertemuan Apec 12 hingga 13 November tersebut, bisa dikatakan pertemuan internasional pertama Yingluck. Tentunya kehadirannya ini bisa bermanfaat banyak baginya, karena dirinya selama ini dianggap masih hijau setelah naik ke kursi Perdana Menteri Thailand tiga bulan lalu. (bbs/jpnn)

HANOI – Sebagian besar korban banjir maut di Vietnam dialami anak-anak, kini korbannya sudah mencapai 78 orang. Mengetahui itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) langsung bertindak dalam peristiwa tersebut, dan melaporkan 65 bocah berusia di bawah 16 tahun menjadi korban jiwa dalam banjir tersebut.

“Banjir dari Sungai Mekong banyak menelan korban jiwa dan sebagian besar korban adalah anak-anak, mereka tenggelam saat banjir menerjang wilayah tempat tinggalnya,” ujar utusan PBB, seperti dikutip AFP, Selasa (8/11).
PBB mengatakan, prioritas utamanya di Vietnam adalah menyelamatkan anak-anak dari bencana banjir. Anak-anak umumnya tewas karena tak bisa berenang dan hanya dalam beberapa menit mereka sudah tenggelam ditelan arus air.
Kini, PBB sudah menyediakan 9 ribu tas sekolah yang dapat mengapung serta 3.200 rompi pelampung untuk menyelamatkan anak-anak di Vietnam. Lebih dari jutaan orang menjadi korban banjir di Vietnam. Sama halnya seperti di Thailand, korban jiwa pun kian membengkak di negara penghasil beras tersebut.

Pada 10 Oktober lalu, total kerugian akibat banjir di Vietnam ini mencapai 44 juta dolar US atau sekira Rp390,8 miliar.
Berawal dari badai tropis dan juga angin muson, terjadilah hujan deras di tiga negara Asia Tenggara, Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Hujan deras yang tak kunjung usai pun menyebabkan banjir. Total korban jiwa yang tewas akibat banjir di ketiga negara ini dikabarkan sudah lebih dari 500 orang.

Sementara itu, akibat banjir yang terus melanda Thailand, Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra tidak akan menghadiri KTT Association of South Asian Nation (Asean) pekan depan di Bali.
Hal itu diyakini setelah PM Yingluck membatalkan kehadirannya di pertemuan Asia-Pacific Economic Forum (Apec) di Hawaii, Amerika Serikat (AS) pekan ini. Banjir yang terus mengancam Bangkok, sepertinya membuat Yingluck mengambil keputusan tersebut.

Dirinya sudah mengirimkan Wakil Perdana Menteri Kittirat Na-Ranong untuk menghadiri pertemuan Apec tersebut. Kittirat sendiri dikenal juga sebagai Menteri Perdagangan Thailand.

“Saya kira, rakyat saat ini membutuhkan bantuan saya dalam menghadapi bencana banjir,” ucap Yingluck.
Mengenai kehadirannya di KTT Asean ke-19 di Bali mendatang, Yingluck saat ini tengah membicarakan hal tersebut bersama dengan kabinetnya.  Sebenarnya, kehadiran Yingluck di pertemuan Apec 12 hingga 13 November tersebut, bisa dikatakan pertemuan internasional pertama Yingluck. Tentunya kehadirannya ini bisa bermanfaat banyak baginya, karena dirinya selama ini dianggap masih hijau setelah naik ke kursi Perdana Menteri Thailand tiga bulan lalu. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/