Dalam kasus batu opal dari Coober Pedy, sejumlah ahli menilai batu tersebut terlalu banyak ‘diolah’ dan tidak alamiah. Lebih lanjut, batu opal dari kota tersebut memiliki beragam bentuk dan warna sehingga sangat sulit untuk menempatkannya dalam kategori yang sangat spesifik.
Di sisi lain, pakar geologi dari Australia menepis kritik tersebut. Salah satunya ialah Barry Cooper, yang menjabat sebagai sekretaris Kelompok Kerja Batu Pusaka dari Persatuan Ilmuwan Geologi Internasional.
”Di mana batasannya (batu yang terlalu banyak diolah dan yang tidak)? Saya berpendapat justru batu seperti permata dan safir terlalu banyak mendapat olahan. Namun, batu seperti opal tidak hanya bisa menjadi batu perhiasan, tapi juga seni mosaik dan pahatan. Itu yang membuat batu opal memiliki makna budaya yang lebih dalam,” kata Cooper.
Cooper kemudian merujuk proses alam yang menciptakan kekhasan pada batu opal dari Coober Pedy.
Tidak seperti batu opal lainnya di dunia, batu opal dari Coober Pedy terbentuk ketika Samudera Fromanga, yang mencakup Australia bagian tengah 100 juta tahun lalu, mulai mengering.
Pengeringan itu menyebabkan cairan asam berkadar tinggi mengeras menjadi batu mulia yang kaya dengan mineral.
Proses pembentukan itu berbeda jika dibandingkan dengan batu opal di kawasan lain di dunia yang tercipta karena imbas keberadaan gunung berapi. (BBC)
Kritik
Dalam kasus batu opal dari Coober Pedy, sejumlah ahli menilai batu tersebut terlalu banyak ‘diolah’ dan tidak alamiah. Lebih lanjut, batu opal dari kota tersebut memiliki beragam bentuk dan warna sehingga sangat sulit untuk menempatkannya dalam kategori yang sangat spesifik.
Di sisi lain, pakar geologi dari Australia menepis kritik tersebut. Salah satunya ialah Barry Cooper, yang menjabat sebagai sekretaris Kelompok Kerja Batu Pusaka dari Persatuan Ilmuwan Geologi Internasional.
”Di mana batasannya (batu yang terlalu banyak diolah dan yang tidak)? Saya berpendapat justru batu seperti permata dan safir terlalu banyak mendapat olahan. Namun, batu seperti opal tidak hanya bisa menjadi batu perhiasan, tapi juga seni mosaik dan pahatan. Itu yang membuat batu opal memiliki makna budaya yang lebih dalam,” kata Cooper.
Cooper kemudian merujuk proses alam yang menciptakan kekhasan pada batu opal dari Coober Pedy.
Tidak seperti batu opal lainnya di dunia, batu opal dari Coober Pedy terbentuk ketika Samudera Fromanga, yang mencakup Australia bagian tengah 100 juta tahun lalu, mulai mengering.
Pengeringan itu menyebabkan cairan asam berkadar tinggi mengeras menjadi batu mulia yang kaya dengan mineral.
Proses pembentukan itu berbeda jika dibandingkan dengan batu opal di kawasan lain di dunia yang tercipta karena imbas keberadaan gunung berapi. (BBC)