SUMUTPOS.CO – Sungguh tragis akhir hayat bocah di Vietnam bernama Van Minh Dat ini. Pasalnya, bocah yang masih berusia 5 tahun itu meregang nyawa setelah terseret layang-layang hingga ketinggian sekitar 20 meter dan kemudian jatuh ke bawah.
Insiden kecelakaan itu terjadi ketika Minh Dat menemani ibunya berjualan minuman di lapangan layang-layang Dong Dieu di ibu kota Vietnam, Ho Chi Minh. Secara tak sengaja, kaki Minh Dat terjerat benang layang-layang. Nahas, saat itu ada angin besar sehingga layang-layang melambung dan Minh Dat ikut terseret.
Orang-orang yang melihat peristiwa itu pun berteriak. Kebetulan, di lapangan itu memang sedang digelar fistival layang-layang.
Dalam sebuah video yang merekam kejadian itu, Minh Dat terjatuh dari ketinggian ke tanah. Saat terjatuh, Minh Dat memang masih hidup. Namun, nyawanya tak tertolong lagi ketika dibawa dengan ambulans menuju rumah sakit.
Saksi mata yang melihat peristiwa itu menuturkan, Minh Dat terseret layang-layang raksasa yang memiliki rentang 49 kaki. Layang-layang itu beberapa kali menukik ke tanah akibat cuaca yang tak menentu.
Suatu kali saat layang-layang raksasa itu meluncur ke bawah, salah satu talinya mengenai kaki meja tempat ibu Minh Dat jualan minuman hingga beberapa kursi terbalik dan barang dagangan berantakan. Saat itulah Minh Dat berlari untuk memungut beberapa botol minuman yang dijual ibunya.
Nahas, ternyata Minh Dat justru menjemput petaka. “Kakinya tersangkut benang layangan yang membawanya ke atas ketika tertiup angin kencang,” kata saksi yang juga bibi korban.
Sejumlah orang sudah berupaya menarik layang-layang agar tidak menukik ke bawah untuk menyelamatkan Minh Dat. Namun, peristiwa itu sudah tidak mungkin lagi dihentikan. Akibatnya, Minh Dat terjatuh dari ketinggian.
Juru bicara pemerintah kota Ho Chi Minh mengatakan, sebenarnya sudah ada aturan untuk menjauhkan anak-anak dari layang-layang untuk mencegah tragedi seperti itu. Namun, saat itu Minh Dat memang tengah bekerja membantu ibunya sehingga terabaikan. Kini peristiwa itu dalam penyelidikan aparat setempat.(mail/ara/jpnn)