34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Gulen Bantah Kudeta Erdogan

Fethullah Gulen.
Fethullah Gulen.

ISTANBUL, SUMUTPOS.CO – Fethullah Gulen bergeming. Ulama Turki yang hidup dalam pengasingan itu tetap bersikukuh bahwa bukan dirinya dalang di balik kudeta di negaranya. Gulen menegaskan, dirinya sudah sekitar 30 tahun tidak ikut campur dalam politik di Turki.

’’Saya tidak yakin jika dunia percaya dengan tudingan yang dibuat Presiden Erdogan. Ada kemungkinan ini adalah kudeta yang direkayasa dan bertujuan untuk menuduh (dia dan para pengikutnya, Red),’’ kata Gulen kepada beberapa jurnalis yang mendatangi kediamannya di Saylorsburg, Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), Sabtu (16/7).

Ini bukan kali pertama Gulen dituding sabagai dalang di balik pemberontakan. Pada kudeta Januari 2014, pemerintah Turki juga menuding Gulen dan gerakan Hizmet yang dipimpinnya sebagai dalang. Ulama 75 tahun itu yakin besar kemungkinan Erdogan sendirilah dalang sesungguhnya di balik kudeta yang berlangsung sejak Jumat malam (15/7) tersebut. Namun, Gulen tidak mau menyerang langsung karena tidak memiliki bukti apa pun terkait dengan tuduhannya itu.

’’Beberapa pemimpin membuat serangan bunuh diri palsu untuk menguatkan kekuasaan mereka. Beberapa orang melakukan skenario seperti itu. Sebagai orang yang beriman, saya tidak bisa membuat tuduhan palsu,’’ ujarnya.

Gulen mengungkapkan, dirinya tidak tahu apakah pengikutnya terlibat dalam kudeta itu atau tidak. Sebab, dia tidak mengetahui siapa saja pengikutnya. Mereka yang terlibat dalam kudeta itu bisa saja berasal dari pihak oposisi maupun nasionalis. Gulen sudah 17 tahun hidup dalam pengasingan di Paman Sam. Dia meninggalkan Turki pada 1999. Sejak saat itu, dia terlihat seperti mengasingkan diri dari dunia. Gulen sangat jarang mau diwawancarai. Dia bahkan berkali-kali menolak interview dari CNN.

Kepada para jurnalis, orang yang pernah dekat dengan Erdogan itu kembali menegaskan bahwa dirinya menolak intervensi militer dalam bentuk apa pun. Sebab, dia pernah menderita karena kudeta yang berlangsung berkali-kali di Turki. Menurut Gulen, saat itu dirinya ditekan banyak pihak dan menghadapi berbagai bentuk pelecehan. Dia senang karena saat ini Turki sudah menemukan jalan menuju demokrasi.

’’Sungguh, saya sangat merindukan kampung halaman saya. Tapi, ada faktor lain yang lebih penting, yaitu kebebasan. Saya di sini jauh dari masalah politik di Turki dan saya hidup dengan kebebasan saya,’’ tegasnya ketika ditanya apakah bakal kembali ke Turki jika saja kudeta militer berhasil menggulingkan Erdogan. (jpg/adz)

Fethullah Gulen.
Fethullah Gulen.

ISTANBUL, SUMUTPOS.CO – Fethullah Gulen bergeming. Ulama Turki yang hidup dalam pengasingan itu tetap bersikukuh bahwa bukan dirinya dalang di balik kudeta di negaranya. Gulen menegaskan, dirinya sudah sekitar 30 tahun tidak ikut campur dalam politik di Turki.

’’Saya tidak yakin jika dunia percaya dengan tudingan yang dibuat Presiden Erdogan. Ada kemungkinan ini adalah kudeta yang direkayasa dan bertujuan untuk menuduh (dia dan para pengikutnya, Red),’’ kata Gulen kepada beberapa jurnalis yang mendatangi kediamannya di Saylorsburg, Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), Sabtu (16/7).

Ini bukan kali pertama Gulen dituding sabagai dalang di balik pemberontakan. Pada kudeta Januari 2014, pemerintah Turki juga menuding Gulen dan gerakan Hizmet yang dipimpinnya sebagai dalang. Ulama 75 tahun itu yakin besar kemungkinan Erdogan sendirilah dalang sesungguhnya di balik kudeta yang berlangsung sejak Jumat malam (15/7) tersebut. Namun, Gulen tidak mau menyerang langsung karena tidak memiliki bukti apa pun terkait dengan tuduhannya itu.

’’Beberapa pemimpin membuat serangan bunuh diri palsu untuk menguatkan kekuasaan mereka. Beberapa orang melakukan skenario seperti itu. Sebagai orang yang beriman, saya tidak bisa membuat tuduhan palsu,’’ ujarnya.

Gulen mengungkapkan, dirinya tidak tahu apakah pengikutnya terlibat dalam kudeta itu atau tidak. Sebab, dia tidak mengetahui siapa saja pengikutnya. Mereka yang terlibat dalam kudeta itu bisa saja berasal dari pihak oposisi maupun nasionalis. Gulen sudah 17 tahun hidup dalam pengasingan di Paman Sam. Dia meninggalkan Turki pada 1999. Sejak saat itu, dia terlihat seperti mengasingkan diri dari dunia. Gulen sangat jarang mau diwawancarai. Dia bahkan berkali-kali menolak interview dari CNN.

Kepada para jurnalis, orang yang pernah dekat dengan Erdogan itu kembali menegaskan bahwa dirinya menolak intervensi militer dalam bentuk apa pun. Sebab, dia pernah menderita karena kudeta yang berlangsung berkali-kali di Turki. Menurut Gulen, saat itu dirinya ditekan banyak pihak dan menghadapi berbagai bentuk pelecehan. Dia senang karena saat ini Turki sudah menemukan jalan menuju demokrasi.

’’Sungguh, saya sangat merindukan kampung halaman saya. Tapi, ada faktor lain yang lebih penting, yaitu kebebasan. Saya di sini jauh dari masalah politik di Turki dan saya hidup dengan kebebasan saya,’’ tegasnya ketika ditanya apakah bakal kembali ke Turki jika saja kudeta militer berhasil menggulingkan Erdogan. (jpg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/