MAKKAH- Ada tiga fase penting sebagai penentu keberhasilan dalam pelayanan penyelenggaraan ibadah haji, yakni prawukuf, wukuf, dan pascawukuf. Untuk itu, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meninjau langsung persiapan menjelang wukuf, dan ia mengaku puas dengan persiapan panitian.
“Alhamdulillah, 90 persen tenda sudah siap. Targetnya 7 Dzulhijah (Minggu, 19 Agustus 2018) malam selesai dan akan dilakukan pengecekan terakhir,” kata Lukman, saat meninjau tenda di Armina, Kamis (16/8) waktu Arab Saudi.
Selain mengecek tenda-tenda jamaah di Armina, Lukman juga mengecek persiapan tenda kesehatan untuk jamaah haji. Di tenda khusus pasien jamaah haji itu, Lukman melihat lantai dasar tenda ditutupi triplek dan dilapisi plastik supaya debu tidak naik. “AC-nya cukup baik dan ditambah mudah-mudahan bisa seperti layaknya pos kesehatan,” ujar dia.
Lukman juga memastikan musalah untuk ibadah jamaah haji. Di Arafah, terdapat dua tenda besar yang digunakan jamaah haji perempuan dan laki-laki. “Musalah sudah saya lihat, Alhamdulillah baik. Jadi ketentuan di sini dipisah antara laki-laki dan perempuan,” ucap dia.
Bukan itu saja, pohon yang tumbuh disekitaran tenda menambah asri suasana saat Arafah dan membuat sejuk para jamaah saat beribadah. “Alhamdulillah, tahun lalu masih kecil, sekarang sudah besar besar pohonnya, jadi adem,” tuturnya.
Selama gelaran haji 2018, Indonesia memiliki 70 maktab. Masing-masing maktab terdapat 2.970 hingga 3.000 jamaah haji. “Setiap maktab disediakan 20 sampai 30 tenda. Tergantung luasnya,” kata dia.
Selain itu, Lukman juga memperkenalkan formula 5-5-3 untuk kesuksesan persiapan wukuf. Disebutnya, ada 5 yang harus diperhatikan dalam fase prawukuf. “Kelima hal yang harus diperhatikan adalah berhentinya layanan katering dan bus salat lima waktu (salawat), aspek kesehatan jemaah, sosialisasi wukuf dan intensifkan manasik haji di Arafah termasuk prosesi di Muzdalifah dan Mina agar jemaah siap dari sisi mental dan ibadah,” ujar Lukman.
Selanjutnya, lima formula untuk fase wukuf, termasuk Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) di dalamnya, yang pertama adalah aksi sweeping atau sapu bersih jamaah yang berada di Makkah untuk seluruhnya dibawa ke Arafah pada 8 Dzulhijjah (20 Agustus). “Kita membagi keberangkatan dalam tiga waktu, yakni pagi hingga Zuhur, Zuhur hingga pukul 16.00 dan pukul 16.00 sampai pukul 18.00,” ucapnya.
Pembagian tersebut, menurut Lukman, dilakukan saking banyaknya jumlah jemaah Indonesia yang merupakan terbesar di dunia. “Petugas harus memastikan betul seluruh jemaah sudah berada di Arafah tanggal itu,” kata dia.
Masih fase-wukuf, lanjut Lukman, formula kedua adalah setiap maktab untuk menuju Arafah disediakan 21 bus. Lalu ketiga, sambungnya, fokus pada pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina di mana setiap maktab hanya dibatasi 7 bus. “Keempat, perhatian untuk melakukan lontar jumrah, termasuk bagi jemaah yang akan melakukan thawaf ifadhah,” tuturnya.
Kelima, Lukman ingatkan agar jemaah calon haji mematuhi jam-jam melontar jumrah. Ia mengingatkan jangan sampai melanggar jam-jam larangan, karena ini merupakan peraturan dari pemerintah Saudi. (bbs/adz)