DEN HAAG, SUMUTPOS.CO – Wabah flu burung melanda Benua Biru. Kemarin (17/11), pemerintah Belanda menerapkan larangan migrasi unggas di seluruh penjuru negeri. Selain itu, para petugas memeriksa sejumlah peternakan unggas di Kota Hekendorp, Provinsi Oudewater. Selain Belanda, pemerintah Inggris juga mewaspadai flu burung.
Lex Denden, petugas Otoritas Keamanan Produk Konsumen dan Makanan Belanda (NVWA), menyatakan bahwa pemerintah telah menuntaskan pemusnahan sekitar 150.000 ayam dari sebuah peternakan di Hekendorp. “Kini kami sedang memeriksa sekitar 16 peternakan unggas lain dalam radius sekitar 10 kilometer dari peternakan yang terinfeksi virus,” katanya.
Pada Minggu (16/11), pemerintah menyatakan, salah satu peternakan ayam di Hekendorp positif menjadi tempat bersarangnya virus H5N8. Karena sangat menular dan membahayakan kesehatan manusia, peternakan itu langsung diisolasi. Selanjutnya, petugas membasmi seluruh ayam pada peternakan tersebut. Petugas menggunakan gas untuk membasmi unggas-unggas yang terinfeksi flu burung itu.
Tidak ingin kasus tersebut merebak ke wilayah lain, pemerintah pun langsung memberlakukan larangan migrasi unggas di dalam negeri. Larangan itu berlaku selama 72 jam sejak Minggu lalu. Bukan hanya unggas, pemerintah juga melarang migrasi telur dan pupuk kandang. Larangan itu berlaku sampai 30 hari di sekitar Hekendorp. “Sejauh ini, kami belum menemukan kasus lain,” ujar Denden.
Wali Kota Hekendorp Pieter Verhoeve sempat mengisolasi peternakan yang positif terjangkit flu burung itu selama beberapa jam ketika pembasmian ayam berlangsung. Itu dia lakukan untuk mencegah penularan virus ke luar wilayah Hekendorp. “Kami hanya memberikan izin masuk bagi warga setempat dan petugas kesehatan,” tuturnya.
Virus H5N8 tersebut bisa menular dengan sangat cepat antarunggas. Meski tidak menimbulkan dampak yang fatal, virus itu juga bisa menginfeksi manusia. Khususnya mereka yang rutin terlibat interaksi langsung dengan unggas selama beberapa waktu. Varian lain virus tersebut, H5N1, menewaskan lebih dari 400 orang di wilayah Asia Tenggara sejak kali pertama merebak pada 2003.
Sementara itu, pemerintah Inggris juga mengumumkan rencananya untuk membasmi bebek. Itu dilakukan setelah dua kasus flu burung muncul di Jerman dan Belanda. “Saat ini kami sedang menyelidiki kasus H5 di wilayah utara England. Tapi, ini bukan varian yang berbahaya seperti H5N1,” terang Nigel Gibbens, ketua asosiasi dokter hewan Inggris. Karena itu, dia mengimbau agar warga tetap tenang.
Kendati virus flu burung yang menginfeksi sekitar 6.000 bebek di salah satu peternakan Kota Driffield, East Yorkshire, itu tidak berbahaya, pemerintah tetap melakukan pembasmian. Selain membasmi seluruh bebek di peternakan tersebut, Inggris menetapkan zona larangan di sekitar lokasi itu. (AP/AFP/BBC/hep/c22/ami)