28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

17 Pasukan Oposisi Tewas

Kadhafi Mengamuk

AJDABIYA- Di bawah hujan bom dan serangan serbuan penembak jitu, tentara pemberontak Libya terus melawan pasukan loyalis Muammar Kadhafi di pusat Kota Misrata. Aktifis oposisi dan anggota LSM menyatakan 17 orang tewas dalam peperangan sengit tersebut.

Misrata adalah wilayah kekuasaan terbesar terakhir pasukan pemberontak di Libya Barat. Pasukan pemerintah melancarkan serangan ke kota di pesisir Mediterrania tersebut, beberapa pekan terakhir. Gempuran tanpa henti terhadap oposisi tersebut menuai peringatan dari dunia internasional kemungkinan terjadinya krisis kemanusiaan. Selain itu, desakan juga ditujukan kepada pasukan NATO untuk mengintensifkan serangan udara terhadap tentara Kadhafi.

Minggu (17/4), pasukan pemerintah berhasil merangsek ke pusat kota dalam peperangan beberapa hari terakhir, menghujani Misrata dengan mortir dan roket peluncur granad. “Penduduk di sini sudah mulai terbiasa dengan suara mortir dan rudal,” ujar seorang penduduk yang memberikan nama panggilannya saja Abdel-Salam. “Para penembak jitu masih bersiaga di atas atap gedung-gedung tinggi dan menembak apapun yang bergerak di tengah kota,” tanfasnya.

Aktifis lokal Rida al-Montasser, yang dihubungi melalui Skype,  pemberontak melawan pasukan pemerintah dari sebuah daerah di sekitar pasar induk di Misrata dan berhasil memperluas sedikit wilayah kekuasaan mereka.
Dia menambahkan, sebuah laporan rumah sakit yang didapat dari dokter jaga menyatakan, 17 orang, termasuk pasukan pem berontak tewas dan 74 lainnya terluka. Dia menuturkan, pasukan Kadhafi telah menembaki rumah sakit tersebut, Minggu (17/4).

Seorang anggota LSM asing yang mengunjungi rumah sakit tersebut juga membenarkan data korban tewas tersebut. Bahkan menurutnya, salah satu korban adalah gadis kecil yang tertembak di kepala. Beberapa korban anak-anak lainnya termasuk dalam daftar nama yang terluka.
Al Montasser menambahkan, suara ledakan terus terdengar larut malam. Pasukan NATO yang diberi wewenang PBB melancarkan serangan udara untuk melindungi warga sipil dan mengawasi pemberlakukan zona larangan terbang dinilai gagal menghentikan gempuran tentara Kadhafi.

Dari Paris, Menteri Pertahanan Gerard Longuet membantah pernyataan dari pejabat tinggi NATO yang menyebut pasukan aliansi kekurangan pesawat tempur. Longuest menambahkan bahwa misi pasukan NATO di Libya terkendala kurang informasi di lapangan. (cak/jpnn)

Kadhafi Mengamuk

AJDABIYA- Di bawah hujan bom dan serangan serbuan penembak jitu, tentara pemberontak Libya terus melawan pasukan loyalis Muammar Kadhafi di pusat Kota Misrata. Aktifis oposisi dan anggota LSM menyatakan 17 orang tewas dalam peperangan sengit tersebut.

Misrata adalah wilayah kekuasaan terbesar terakhir pasukan pemberontak di Libya Barat. Pasukan pemerintah melancarkan serangan ke kota di pesisir Mediterrania tersebut, beberapa pekan terakhir. Gempuran tanpa henti terhadap oposisi tersebut menuai peringatan dari dunia internasional kemungkinan terjadinya krisis kemanusiaan. Selain itu, desakan juga ditujukan kepada pasukan NATO untuk mengintensifkan serangan udara terhadap tentara Kadhafi.

Minggu (17/4), pasukan pemerintah berhasil merangsek ke pusat kota dalam peperangan beberapa hari terakhir, menghujani Misrata dengan mortir dan roket peluncur granad. “Penduduk di sini sudah mulai terbiasa dengan suara mortir dan rudal,” ujar seorang penduduk yang memberikan nama panggilannya saja Abdel-Salam. “Para penembak jitu masih bersiaga di atas atap gedung-gedung tinggi dan menembak apapun yang bergerak di tengah kota,” tanfasnya.

Aktifis lokal Rida al-Montasser, yang dihubungi melalui Skype,  pemberontak melawan pasukan pemerintah dari sebuah daerah di sekitar pasar induk di Misrata dan berhasil memperluas sedikit wilayah kekuasaan mereka.
Dia menambahkan, sebuah laporan rumah sakit yang didapat dari dokter jaga menyatakan, 17 orang, termasuk pasukan pem berontak tewas dan 74 lainnya terluka. Dia menuturkan, pasukan Kadhafi telah menembaki rumah sakit tersebut, Minggu (17/4).

Seorang anggota LSM asing yang mengunjungi rumah sakit tersebut juga membenarkan data korban tewas tersebut. Bahkan menurutnya, salah satu korban adalah gadis kecil yang tertembak di kepala. Beberapa korban anak-anak lainnya termasuk dalam daftar nama yang terluka.
Al Montasser menambahkan, suara ledakan terus terdengar larut malam. Pasukan NATO yang diberi wewenang PBB melancarkan serangan udara untuk melindungi warga sipil dan mengawasi pemberlakukan zona larangan terbang dinilai gagal menghentikan gempuran tentara Kadhafi.

Dari Paris, Menteri Pertahanan Gerard Longuet membantah pernyataan dari pejabat tinggi NATO yang menyebut pasukan aliansi kekurangan pesawat tempur. Longuest menambahkan bahwa misi pasukan NATO di Libya terkendala kurang informasi di lapangan. (cak/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/