25 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Serpihan MH370 Ditemukan Diduga Sayap dan Rangka Pesawat

AFP PHOTO /SCANPIX NORWAY/ HOEGH AUTOLINERS Foto ini dirilis oleh Hoegh Autoliners, menunjukkan kapal perusahaan Norwegia, Höegh St Petersburg, yang diminta oleh pihak berwenang Australia untuk membantu mencari puing-puing Boeing 777 milik Malaysia Airlines penerbangan MH370. Kapal ini diharapkan tiba pada 20 Maret 2014 di tempat puing-puing itu berada, di kedalaman 24 meter di Samudera Hindia, sekitar 2.500 kilometer sebelah barat daya Perth, Australia.
AFP PHOTO /SCANPIX NORWAY/ HOEGH AUTOLINERS
Foto ini dirilis oleh Hoegh Autoliners, menunjukkan kapal perusahaan Norwegia, Höegh St Petersburg, yang diminta oleh pihak berwenang Australia untuk membantu mencari puing-puing Boeing 777 milik Malaysia Airlines penerbangan MH370. Kapal ini diharapkan tiba pada 20 Maret 2014 di tempat puing-puing itu berada, di kedalaman 24 meter di Samudera Hindia, sekitar 2.500 kilometer sebelah barat daya Perth, Australia.

CANBERRA, SUMUTPOS.CO – Ujung pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014 mulai terlihat. Mengawali hari pencarian ke-13 kemarin pagi, Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott mengungkapkan kepada parlemen mengenai informasi baru dan kredibel yang mungkin berkaitan dengan MH370.

Mengutip informasi dari Pusat Koordinasi Penyelamatan AMSA (RCC) Australia, PM Abbott menyebutkan, ada dua objek dari citra satelit yang diduga berhubungan dengan pesawat Boeing 777-200 yang hilang di selatan Samudra Hindia. “Informasi terbaru dan tepercaya telah datang memberi titik terang soal pencarian di selatan Samudra Hindia,” kata Abbott di depan anggota parlemen seperti dimuat The Guardian kemarin.

Kantor berita Tiongkok, Xinhua, tadi malam mengungkapkan, citra satelit dan radar yang dikonfirmasi oleh Lembaga Keselamatan Kelautan Australia (AMSA) tersebut merupakan petunjuk yang dapat dipercaya. Bahkan, ada kemungkinan itu adalah bagian badan dan sayap pesawat MH370 yang hilang.

Mengutip sumber dari Pangkalan Angkatan Laut AS Yokosuka yang tak ingin disebutkan jati dirinya, benda yang lebih kecil yang dideteksi di sekitar dua benda yang lebih besar “masing-masing memiliki panjang 24 meter dan 5 meter” secara teori bisa jadi adalah pecahan pesawat. “Kalau objek itu dikonfirmasi sebagai bagian dari pesawat MH370 yang hilang, pesawat tersebut mungkin telah melakukan pendaratan lunak di lautan dan bukan terjun dengan bagian depan dahulu. Sebab, pecahan itu tidak berserakan,” jelas sumber tersebut kepada Xinhua.

AMSA memprediksi, lokasi dua benda yang diduga puing MH370 itu berada di ribuan kilometer dari Australia. Dua benda itu berukuran panjang 24 meter dan 5 meter.

Sementara itu, CNN menyebutkan, lokasi tersebut berjarak sekitar 2.350 km dari kota besar terdekat, Perth, Australia Barat. Wilayah laut itu bermedan sulit dan tidak ramah sehingga akan mempersulit pencarian.

Setelah membuka informasi di parlemen, Abbott menelepon PM Malaysia Najib Razak untuk mewartakan informasi terbaru itu. “Tugas untuk menentukan lokasi objek tersebut sangat sulit. Bisa jadi itu ternyata tak terkait dengan pencarian penerbangan MH370,” ujar Abbott agar tidak terlalu banyak memberikan penjelasan sebelum ada konfirmasi resmi.

Namun, informasi formal dari PM Australia tersebut langsung dilengkapi dengan tambahan informasi lain. Seorang wartawan di pesawat P-8 milik AS mengatakan, awak P-8 menemukan sinyal radar dari satu objek besar di Samudra Hindia. “Radar menemukan benda berukuran signifikan dan awak pesawat pencari berusaha untuk mendapatkan pandangan langsung,” ujar penyiar ABC AS dalam Twitter-nya mengutip laporan koresponden David Wright. “Semua indikasi, segala sesuatunya di sana,” kicaunya di Twitter.

Benda besar tersebut, menurut dia, mungkin terkait dengan pesawat MH370 yang membawa 239 penumpang, termasuk awak kabin, dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, Tiongkok.

Untuk memastikan keterkaitan benda yang tertangkap citra satelit tersebut, armada pesawat dari Royal Australian Air Force Orion telah dikirim ke lokasi untuk mencari tahu lebih dekat.

AMSA mengatakan, pihaknya mengoordinasikan pencarian pesawat yang hilang itu dengan bantuan dari Angkatan Pertahanan Australia, AU Selandia Baru, dan AL Amerika Serikat.

John Young dari Divisi Tanggap Darurat AMSA mengatakan bahwa benda-benda itu berada di sekitar area pencarian dan pesawat yang dicari dalam dua hari terakhir.

Dengan jarak dari daratan terdekat mencapai 2.000 km lebih, cuaca bakal menjadi persoalan dalam menjangkau tempat tersebut. Pesawat yang pertama dikirim ke lokasi itu melaporkan, area tersebut memiliki visibilitas yang rendah kendati cuaca cukup moderat. “Ini akan menghambat upaya udara dan satelit,” ujar John Young.

Sementara itu, ahli meteorologi CNN Pedram Javaheri mengatakan, ada badai di samudra di wilayah selatan yang dapat bergerak dari area ditemukannya dua benda tersebut.

Berdasar studi yang dilakukan Javaheri, wilayah yang diduga tempat ditemukannya serpihan pesawat MH370 itu memiliki kedalaman rata-rata 13.000 kaki. Juga, terdapat pegunungan api bawah air yang dapat naik ke permukaan yang dapat mengurangi kedalaman hingga 3.000 kaki. Lokasi itu juga merupakan bagian Samudra Hindia yang memiliki arus laut yang melingkar, yakni air tidak beredar sangat bebas.

Arus laut yang melingkar tersebut menjadi jebakan untuk puing-puing ukuran besar di wilayah selatan Samudra Hindia. “Karena arus di sana sangat lemah dan menunjukkan sedikit atau tidak ada gerakan selama jangka waktu yang lama,” kata Javaheri.

Selain dari udara, pembuktian temuan satelit dilakukan dari laut. Sebuah kapal Norwegia St Petersburg menjadi kapal pertama yang tiba di lokasi yang diduga reruntuhan pesawat Malaysia Airlines MH370. Kapal milik perusahaan jasa pengiriman Hoegh Autoliners itu tiba di lokasi dari Afrika Selatan menuju Australia.

St Petersburg diminta untuk membantu pencarian pesawat MH370. Saat citra dugaan reruntuhan tersebut diumumkan pemerintah Australia, St Petersburg tengah berlayar di perairan tersebut.

Kapal itu tiba di lokasi pada 08.00 GMT dan langsung melakukan pencarian di daerah seluas 60 mil laut yang berada 2.260 kilometer tenggara Perth, Australia.

Menurut Hoegh Autoliners, St Petersburg berlayar dengan kecepatan 16″17 knot sehingga diperkirakan upaya pencarian di area tersebut bakal memakan waktu sekitar empat jam. “Cuaca di lokasi terlihat cerah dan visibilitas cukup baik. Sayang, mereka belum menemukan apa pun,” kata Cecilia Moe, perwakilan dari Hoegh Autoliners.

Jika puing di Samudra Hindia tersebut terbukti merupakan sisa-sisa penerbangan MH370, itu akan menjadi terobosan besar dalam upaya pencarian terbesar dalam sejarah ini. Pengungkapkan seputar apa yang sebenarnya telah terjadi pada pesawat tersebut butuh waktu bertahun-tahun.

Yang mengganggu para penyelidik adalah kedalaman Samudra Hindia, arus kuat dan tak terduga pada bentangan air, serta kegagalan mendapatkan satu pun tanda fisik mengenai lokasi pesawat selama 12 hari belakangan.

Selama itu, kata oseanografer Universitas NSW Erik van Sebille, puing pesawat jatuh bisa bergerak sampai 100 km dan terus menjauh dari situs jatuhan pesawat.

Faktor-faktor itu membuat upaya menemukan perekam semua data penting penerbangan dalam kotak hitam (black box) menjadi lebih sulit. Kotak hitam bisa jadi telah tenggelam di dasar samudra begitu pesawat ambles ke dasar lautan.

Berdasar pengalaman mencari puing pesawat Air France 447 yang jatuh ke Samudra Atlantik pada 2009, dibutuhkan waktu dua tahun untuk mendapatkan kotak hitam. Juga, beberapa kapal selam nuklir Prancis, tiga robot bawah laut, dan sedikitnya dana USD 50 juta. (Utusan/StraitsTimes/c10/kim)

AFP PHOTO /SCANPIX NORWAY/ HOEGH AUTOLINERS Foto ini dirilis oleh Hoegh Autoliners, menunjukkan kapal perusahaan Norwegia, Höegh St Petersburg, yang diminta oleh pihak berwenang Australia untuk membantu mencari puing-puing Boeing 777 milik Malaysia Airlines penerbangan MH370. Kapal ini diharapkan tiba pada 20 Maret 2014 di tempat puing-puing itu berada, di kedalaman 24 meter di Samudera Hindia, sekitar 2.500 kilometer sebelah barat daya Perth, Australia.
AFP PHOTO /SCANPIX NORWAY/ HOEGH AUTOLINERS
Foto ini dirilis oleh Hoegh Autoliners, menunjukkan kapal perusahaan Norwegia, Höegh St Petersburg, yang diminta oleh pihak berwenang Australia untuk membantu mencari puing-puing Boeing 777 milik Malaysia Airlines penerbangan MH370. Kapal ini diharapkan tiba pada 20 Maret 2014 di tempat puing-puing itu berada, di kedalaman 24 meter di Samudera Hindia, sekitar 2.500 kilometer sebelah barat daya Perth, Australia.

CANBERRA, SUMUTPOS.CO – Ujung pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014 mulai terlihat. Mengawali hari pencarian ke-13 kemarin pagi, Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott mengungkapkan kepada parlemen mengenai informasi baru dan kredibel yang mungkin berkaitan dengan MH370.

Mengutip informasi dari Pusat Koordinasi Penyelamatan AMSA (RCC) Australia, PM Abbott menyebutkan, ada dua objek dari citra satelit yang diduga berhubungan dengan pesawat Boeing 777-200 yang hilang di selatan Samudra Hindia. “Informasi terbaru dan tepercaya telah datang memberi titik terang soal pencarian di selatan Samudra Hindia,” kata Abbott di depan anggota parlemen seperti dimuat The Guardian kemarin.

Kantor berita Tiongkok, Xinhua, tadi malam mengungkapkan, citra satelit dan radar yang dikonfirmasi oleh Lembaga Keselamatan Kelautan Australia (AMSA) tersebut merupakan petunjuk yang dapat dipercaya. Bahkan, ada kemungkinan itu adalah bagian badan dan sayap pesawat MH370 yang hilang.

Mengutip sumber dari Pangkalan Angkatan Laut AS Yokosuka yang tak ingin disebutkan jati dirinya, benda yang lebih kecil yang dideteksi di sekitar dua benda yang lebih besar “masing-masing memiliki panjang 24 meter dan 5 meter” secara teori bisa jadi adalah pecahan pesawat. “Kalau objek itu dikonfirmasi sebagai bagian dari pesawat MH370 yang hilang, pesawat tersebut mungkin telah melakukan pendaratan lunak di lautan dan bukan terjun dengan bagian depan dahulu. Sebab, pecahan itu tidak berserakan,” jelas sumber tersebut kepada Xinhua.

AMSA memprediksi, lokasi dua benda yang diduga puing MH370 itu berada di ribuan kilometer dari Australia. Dua benda itu berukuran panjang 24 meter dan 5 meter.

Sementara itu, CNN menyebutkan, lokasi tersebut berjarak sekitar 2.350 km dari kota besar terdekat, Perth, Australia Barat. Wilayah laut itu bermedan sulit dan tidak ramah sehingga akan mempersulit pencarian.

Setelah membuka informasi di parlemen, Abbott menelepon PM Malaysia Najib Razak untuk mewartakan informasi terbaru itu. “Tugas untuk menentukan lokasi objek tersebut sangat sulit. Bisa jadi itu ternyata tak terkait dengan pencarian penerbangan MH370,” ujar Abbott agar tidak terlalu banyak memberikan penjelasan sebelum ada konfirmasi resmi.

Namun, informasi formal dari PM Australia tersebut langsung dilengkapi dengan tambahan informasi lain. Seorang wartawan di pesawat P-8 milik AS mengatakan, awak P-8 menemukan sinyal radar dari satu objek besar di Samudra Hindia. “Radar menemukan benda berukuran signifikan dan awak pesawat pencari berusaha untuk mendapatkan pandangan langsung,” ujar penyiar ABC AS dalam Twitter-nya mengutip laporan koresponden David Wright. “Semua indikasi, segala sesuatunya di sana,” kicaunya di Twitter.

Benda besar tersebut, menurut dia, mungkin terkait dengan pesawat MH370 yang membawa 239 penumpang, termasuk awak kabin, dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, Tiongkok.

Untuk memastikan keterkaitan benda yang tertangkap citra satelit tersebut, armada pesawat dari Royal Australian Air Force Orion telah dikirim ke lokasi untuk mencari tahu lebih dekat.

AMSA mengatakan, pihaknya mengoordinasikan pencarian pesawat yang hilang itu dengan bantuan dari Angkatan Pertahanan Australia, AU Selandia Baru, dan AL Amerika Serikat.

John Young dari Divisi Tanggap Darurat AMSA mengatakan bahwa benda-benda itu berada di sekitar area pencarian dan pesawat yang dicari dalam dua hari terakhir.

Dengan jarak dari daratan terdekat mencapai 2.000 km lebih, cuaca bakal menjadi persoalan dalam menjangkau tempat tersebut. Pesawat yang pertama dikirim ke lokasi itu melaporkan, area tersebut memiliki visibilitas yang rendah kendati cuaca cukup moderat. “Ini akan menghambat upaya udara dan satelit,” ujar John Young.

Sementara itu, ahli meteorologi CNN Pedram Javaheri mengatakan, ada badai di samudra di wilayah selatan yang dapat bergerak dari area ditemukannya dua benda tersebut.

Berdasar studi yang dilakukan Javaheri, wilayah yang diduga tempat ditemukannya serpihan pesawat MH370 itu memiliki kedalaman rata-rata 13.000 kaki. Juga, terdapat pegunungan api bawah air yang dapat naik ke permukaan yang dapat mengurangi kedalaman hingga 3.000 kaki. Lokasi itu juga merupakan bagian Samudra Hindia yang memiliki arus laut yang melingkar, yakni air tidak beredar sangat bebas.

Arus laut yang melingkar tersebut menjadi jebakan untuk puing-puing ukuran besar di wilayah selatan Samudra Hindia. “Karena arus di sana sangat lemah dan menunjukkan sedikit atau tidak ada gerakan selama jangka waktu yang lama,” kata Javaheri.

Selain dari udara, pembuktian temuan satelit dilakukan dari laut. Sebuah kapal Norwegia St Petersburg menjadi kapal pertama yang tiba di lokasi yang diduga reruntuhan pesawat Malaysia Airlines MH370. Kapal milik perusahaan jasa pengiriman Hoegh Autoliners itu tiba di lokasi dari Afrika Selatan menuju Australia.

St Petersburg diminta untuk membantu pencarian pesawat MH370. Saat citra dugaan reruntuhan tersebut diumumkan pemerintah Australia, St Petersburg tengah berlayar di perairan tersebut.

Kapal itu tiba di lokasi pada 08.00 GMT dan langsung melakukan pencarian di daerah seluas 60 mil laut yang berada 2.260 kilometer tenggara Perth, Australia.

Menurut Hoegh Autoliners, St Petersburg berlayar dengan kecepatan 16″17 knot sehingga diperkirakan upaya pencarian di area tersebut bakal memakan waktu sekitar empat jam. “Cuaca di lokasi terlihat cerah dan visibilitas cukup baik. Sayang, mereka belum menemukan apa pun,” kata Cecilia Moe, perwakilan dari Hoegh Autoliners.

Jika puing di Samudra Hindia tersebut terbukti merupakan sisa-sisa penerbangan MH370, itu akan menjadi terobosan besar dalam upaya pencarian terbesar dalam sejarah ini. Pengungkapkan seputar apa yang sebenarnya telah terjadi pada pesawat tersebut butuh waktu bertahun-tahun.

Yang mengganggu para penyelidik adalah kedalaman Samudra Hindia, arus kuat dan tak terduga pada bentangan air, serta kegagalan mendapatkan satu pun tanda fisik mengenai lokasi pesawat selama 12 hari belakangan.

Selama itu, kata oseanografer Universitas NSW Erik van Sebille, puing pesawat jatuh bisa bergerak sampai 100 km dan terus menjauh dari situs jatuhan pesawat.

Faktor-faktor itu membuat upaya menemukan perekam semua data penting penerbangan dalam kotak hitam (black box) menjadi lebih sulit. Kotak hitam bisa jadi telah tenggelam di dasar samudra begitu pesawat ambles ke dasar lautan.

Berdasar pengalaman mencari puing pesawat Air France 447 yang jatuh ke Samudra Atlantik pada 2009, dibutuhkan waktu dua tahun untuk mendapatkan kotak hitam. Juga, beberapa kapal selam nuklir Prancis, tiga robot bawah laut, dan sedikitnya dana USD 50 juta. (Utusan/StraitsTimes/c10/kim)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/