MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Arab Saudi memutuskan Idul Adha jatuh pada 28 Juni 2023. Itu artinya, jamaah haji bakal melakoni ibadah puncak, yaitu wukuf di padang Arafah pada 27 Juni atau satu pekan lagi. Pergerakan jamaah untuk prosesi puncak haji akan dimulai pada 8 Zulhijah 1444 H atau 26 Juni 2023.
Pada tanggal itu, jamaah haji akan diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah. Pada 9 Zulhijah (27 Juni), jamaah akan wukuf di Arafah dan pada 10 Zulhijah (28 Juni) jamaah sudah bertolak untuk mabit di Mina selama dua sampai tiga hari untuk melempar jumrah.
“Wukuf di Padang Arafah berdasarkan hasil lembaga atau sidang isbat di badan Saudi memutuskan, insyaa Allah tanggal 9 Zulhijjah atau tanggal 27 Juni 2023. Informasinya sudah kami publish,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Khalilurrahman, di Makkah, kemarin.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, kata dia, mengingatkan kepada jamaah bahwa puncak haji tahun ini bertepatan dengan musim kemarau, suhu di Mekkah dan Arafah bisa mencapai 45 derajat Celsius dan jamaah diimbau tidak banyak ke luar ketika menjelang wukuf. “Misalnya lima hari sebelum wukuf, jamaah jangan banyak ke luar dari hotel, diharapkan semua jamaah haji istirahat total dari aktivitas fisik yang berlebihan,” katanya.
Kemudian ketika di Arafah, lanjut dia, diharapkan jamaah haji lebih banyak ibadah, karena tujuan mereka tiba di Arafah untuk ibadah. Jika tetap melakukan aktivitas fisik berlebihan dan banyak ke luar, kata Khalilurrahman, dikhawatirkan akan menghambat kondisi jamaah haji saat wukuf. “Jadi jangan banyak aktivitas ke luar karena itu akan mengurangi energi mereka dan bisa mempengaruhi kondisi jasmani mereka,” katanya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah juga meminta jamaah, khususnya yang lansia dan beresiko tinggi, lebih banyak di dalam hotel serta mengurangi aktivitas ibadah sunnah di luar hotel. Liliek mengatakan, petugas kesehatan terus melakukan skrining kondisi kesehatan jamaah. Rata-rata ada 50 orang jamaah di setiap kloter yang kategori beresiko tinggi dan masuk kategori safari wukuf.
Safari wukuf adalah layanan khusus untuk jamaah haji yang sakit saat pelaksanaan wukuf di Padang Arafah nanti. Mereka tidak melaksanakan wukuf bersama rombongan kloternya di tenda-tenda. Tetapi melakukan wukuf dari mobil yang diparkir di area Arafah. Untuk jamaah yang sakit lumayan parah, berada di mobil ambulan. Sedangkan jamaah yang agak mendingan, di mobil kesehatan lainnya.
Liliek mengatakan, di Makkah saat ini suhunya cukup tinggi. Jamaah berisiko tinggi diharapkan untuk tidak sering terpapar sinar matahari. “Cukup beraktivitas di penginapan saja. Ibadah juga kan ada di hotelnya,” katanya.
Selain itu ibadah sunnah juga bisa mulai dikurangi. Tujuannya adalah untuk menghemat tenaga jelang puncak ibadah haji.
Dia menjelaskan di Arafah nanti, ada tenda untuk pos kesehatan. Tenda kesehatan itu bisa melakukan perawatan sampai 20 ranjang. Diantaranya yang perlu perawatan biasanya jamaah yang terkena serangan heat stroke. Selain itu juga ada tenda pos kesehatan satelit yang berjumlah lima titik. “Di pos besar, fasilitasnya lebih lengkap,” jelasnya.
Sementara di pos kesehatan satelit, tidak terlalu lengkap. Karena tugasnya hanya untuk pemeriksaan kesehatan sementara. Jika ada jamaah yang memerlukan kesehatan lebih lanjut, dirujuk ke pos kesehatan utama atau pos kesehatan besar.
Dari tanah air, Kementerian Agama menyampaikan selama di Arafah, Mudzalifah, dan Mina, jamaah mendapatkan sejumlah menu siap saji. Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat Dodo Murtado mengatakan, menu tersebut diantaranya adalah mangut lele, rendang ayam, rendang daging, semur, dan gulai ikan. “Selain itu juga ada sajian bubur kacang hijau, kacang merah, dan ketan hitam,” jelasnya di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta kemarin.
Dodo mengatakan, sajian menu nusantara selama masa puncak haji itu, disiapkan oleh Masyariq atau Muassasah. Bukan oleh penyedia katering selama jamaah tinggal di hotel. Untuk memastikan cita rasa dan kualitas makanan, petugas dari PPIH Arab Saudi sudah melakukan uji rasa (meal test) olahannya.
Dodo mengatakan sampai dengan 19 Juni pukul 24.00 WIB, jumlah jamaah haji yang wafat mencapai 91 orang. Perinciannya adalah 56 orang meninggal di Makkah. Lalu ada 32 orang meninggal di Madinah dan tiga orang wafat di Jeddah. Untuk suhu di Makkah berkisar 32 derajat celcius sampai 42 derajat celcius.
Dia juga menyampaikan 19 Juni lalu, Menag Yaqut Cholil Qoumas bertolak ke Arab Saudi untuk menghadiri Muktamar Taisir. Muktamar itu untuk membahas fiqih ibadah haji dan diikuti Menteri Agama seluruh dunia. “Menteri Agama juga memanfaatkan waktu untuk mengecek persiapan menjelang puncak ibadah haji,” katanya.
Kepada para jamaah, Yaqut berpesan supaya fokus menjaga kesehatannya. “Jamaah diminta menghemat energi menyambut puncak ibadah haji,” tuturnya.
Diantaranya adalah mengurangi ibadah sunnah, supaya tidak kelelahan. Kemudian juga menjaga asupan makanan serta istirahat yang cukup dan teratur. Termasuk juga mengkonsumsi air minum untuk mencegah dehidrasi.
Yaqut juga merespon positif adanya layanan mobil golf untuk mobilisasi jamaah dari tenda menuju jamarat di Mina. Dia mengatakan mobil golf itu merupakan evaluasi dari penyelenggaraan haji sebelumnya. Kemenag menilai jarak dari tenda jamaah ke jamarat cukup jauh. Usulan layanan mobil golf sejatinya sudah sejak tahun lalu. Tetapi baru bisa diwujudkan tahun ini, sebanyak 15 unit mobil golf. (wan/jpg)