Masalah perompak di perairan Somalia juga menjadi perhatian para menteri pertahanan se-ASEAN yang baru saja mengadakan pertemuan di Jakarta. Saat ini tengah dirumuskan solusi yang tepat untuk keamanan setiap kapal yang melintas di perairan tersebut.
“Kita sedang pikirkan bagaimana caranya (mengantisipasi aksi perompak),” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro.
Menurut dia, ada beberapa bentuk pengamanan yang bisa diberikan terhadap kapal-kapal dari gangguan para perompak.
Misalnya dengan mengirimkan kapal khusus untuk bertugas di perairan rawan gangguan perompak. “Atau bisa bentuknya di kapal itu sendiri ditempatkan petugas keamanan,” tutur Purnomo.
Dia menyebutkan, memang sudah ada satuan tugas yang memberikan pengamanan di wilayah perairan Somalia. Yakni Combined Task Force (CTF) 151, yang beranggotakan pasukan dari Amerikan dan negara-negara NATO. “Tapi kan kita harus lihat juga efektivitasnya,” katanya.
Selain itu, ada task force yang Tiongkok yang disebutnya cukup kuat di sekitar Teluk Aden. Menurut Purnomo, sama dengan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah memprioritaskan keselamatan awak kapal.
Persoalan perompak di perairan Somalia memang seperti tak ada habisnya. Setelah kasus pembajakan kapal MV Sinar Kudus dengan awak kapal warga negara Indonesia, saat ini ada kapal MT Gemini yang juga disandera perompak.
Meski berbendera Singapura, namun kapal itu juga berisi awak kapal dari Indonesia yang berjumlah 13 orang.
Selain itu, ABK lainnya adalah 5 warga Tiongkok, 4 warga Korea Selatan, dan 3 warga Myanmar. Kapal Gemini memuat 28 ribu ton minyak sawit mentah dari Indonesia.
Purnomo mengaku mendapatkan informasi bahwa awak kapal dalam kondisi baik.
Namun terkait upaya pembebasan, menunggu kerjasama dengan Singapura sebagai pemilik kapal. “Pemerintah Singapura sudah kita tawari bantuan,” katanya.(fal/jpnn)