29 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Di Korea Utara, Laki-laki Pengambil Keputusan, Perempuan Pencari Nafkah

Suami-suami Tidak Kompeten

Uang yang didapat oleh para pedagang mandiri ini tidak besar.
Sebuah survei yang dilakukan Aliansi Warga Negara untuk HakAsasi Manusia Korea Utara, atas 60 perempuan yang membelot dari Korea Utara pada 2011 dan 2012, menunjukkan bahwa banyak dari mereka mendapat pendapatan tidak resmi sekitar 50.000 sampai 150.000 won Korea Utara per bulan, atau sekitar US$6 sampai $18 pada tingkat pasar gelap saat ini.
Sebagai pembanding, pegawai negeri mendapat 2.000-6.000 won per bulan, kurang dari harga satu kilogram beras yang mencapai 8.490 won di kota Hyesan, menurut data laman Daily NK.
Sebagian besar pembelot datang dari pedesaan di timur laut dan para pedagang di wilayah perkotaan diyakini sering mendapatkan uang lebih banyak.
Data-data mengenai tenaga kerja atau pendapatan di Korea Utara tidak dapat diverifikasi secara independen karena negara itu sangat tertutup dan tidak merilis statistik ekonomi dan mayoritas warga bekerja di sektor informal.

Beberapa dari bujangan paling diminati di Korea Utara sekarang ini adalah kader-kader partai yang mengawasi pasar, menurut para perempuan pembelot di Seoul.
“Jika ingin hidup lebih baik di sana, sebaiknya menjadi perempuan pedagang di pasar atau menikah dengan pria yang hidup dari sogokan atau pungutan dari perempuan-perempuan pedagang tersebut, atau bekerja di perusahaan perdagangan rezim,” ujar Kim Min-jung, seorang pembelot yang mengelola biro jodoh untuk 1.500 perempuan yang meninggalkan Korea Utara.
Para perempuan Korea Utara, ujar Kim, mengeluh bahwa para laki-laki di sana seperti “lampu yang dimatikan sepanjang hari.”
“Hal itu menunjukkan tidak bergunanya para pria dalam hal menghasilkan uang untuk keluarga,” ujarnya.
Dengan perempuan sebagai pemegang kekuatan ekonomi, banyak dari mereka juga meminta cerai, menurut para ahli. Alasan utamanya adalah ketidakmampuan finansial, menurut survei baru-baru ini atas 103 pembelot oleh Asosiasi Pengacara Korea di Seoul.

Suami-suami Tidak Kompeten

Uang yang didapat oleh para pedagang mandiri ini tidak besar.
Sebuah survei yang dilakukan Aliansi Warga Negara untuk HakAsasi Manusia Korea Utara, atas 60 perempuan yang membelot dari Korea Utara pada 2011 dan 2012, menunjukkan bahwa banyak dari mereka mendapat pendapatan tidak resmi sekitar 50.000 sampai 150.000 won Korea Utara per bulan, atau sekitar US$6 sampai $18 pada tingkat pasar gelap saat ini.
Sebagai pembanding, pegawai negeri mendapat 2.000-6.000 won per bulan, kurang dari harga satu kilogram beras yang mencapai 8.490 won di kota Hyesan, menurut data laman Daily NK.
Sebagian besar pembelot datang dari pedesaan di timur laut dan para pedagang di wilayah perkotaan diyakini sering mendapatkan uang lebih banyak.
Data-data mengenai tenaga kerja atau pendapatan di Korea Utara tidak dapat diverifikasi secara independen karena negara itu sangat tertutup dan tidak merilis statistik ekonomi dan mayoritas warga bekerja di sektor informal.

Beberapa dari bujangan paling diminati di Korea Utara sekarang ini adalah kader-kader partai yang mengawasi pasar, menurut para perempuan pembelot di Seoul.
“Jika ingin hidup lebih baik di sana, sebaiknya menjadi perempuan pedagang di pasar atau menikah dengan pria yang hidup dari sogokan atau pungutan dari perempuan-perempuan pedagang tersebut, atau bekerja di perusahaan perdagangan rezim,” ujar Kim Min-jung, seorang pembelot yang mengelola biro jodoh untuk 1.500 perempuan yang meninggalkan Korea Utara.
Para perempuan Korea Utara, ujar Kim, mengeluh bahwa para laki-laki di sana seperti “lampu yang dimatikan sepanjang hari.”
“Hal itu menunjukkan tidak bergunanya para pria dalam hal menghasilkan uang untuk keluarga,” ujarnya.
Dengan perempuan sebagai pemegang kekuatan ekonomi, banyak dari mereka juga meminta cerai, menurut para ahli. Alasan utamanya adalah ketidakmampuan finansial, menurut survei baru-baru ini atas 103 pembelot oleh Asosiasi Pengacara Korea di Seoul.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/