Arab Saudi Berdarah, 5 Warga Didor
AWAMIYA – Aksi unjuk rasa di wilayah Timur Tengah terus menjalar, kini giliran Arab Saudi digoyang. Bila di negara lain protes kepemimpinan presiden dan perdana menteri. Kini, demonstrasi menyerukan antikeluarga kerajaan Arab Saudi terus terjadi.
Protes itu meluas hingga mencapai empat kota dan beberapa desa di bagian timur kerajaan. Aksi dimulai, Kamis (24/11) waktu setempat, ribuan warga terus menyisiri sejumlah wilayah dan turun ke jalan.
Seperti diberitakan Press TV, Jumat (25/11), ribuan warga di provinsi wilayah timur Arab Saudi turun ke jalan dan meneriakkan slogan antikeluarga Raja Saud. Para pengunjuk rasa menyerukan eksekusi terhadap tentara yang membunuh para pengunjuk rasa di wilayah timur Arab Saudi tersebut.
Beberapa aktivis mengatakan demonstrasi terjadi di beberapa kota, termasuk Qatif dan Awamiya. Para demonstran meluapkan kemarahan mereka pada keluarga Al Saud yang saat ini berkuasa.
Pasukan keamanan Arab Saudi menyerang para demonstran dalam beberapa hari terakhir, dan telah menewaskan sedikitnya lima orang. Demonstran menuntut kebebasan dan kesetaraan sosial di negara kaya minyak itu. Untuk diketahui, dalam sistem monarki Arab yang sangat konservatif, protes dan pertemuan politik merupakan aktivitas yang dilarang.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Mansur al-Turki seperti dikutip stasiun berita CNN, Kamis (24/11) mengatakan tujuan para perusuh adalah mencapai tujuan-tujuan yang diinstruksikan pemimpin asing. “Kami mencurigai rusuh di Kota Qatif disebabkan pihak asing,”ucapnya menolak menyebutkan secara spesifik.
Al-Turki menyatakan telah meminta pemerintah dan penduduk provinsi timur Arab Saudi untuk bekerjasama. Apalagi korban-korban yang jatuh tidak diketahui statusnya, entah mereka sebagai masyarakat sipil yang sedang naas atau termasuk satu yang ikut aksi kerusuhan.
Seperti diberitakan Aljazeera, ada sebanyak lima orang tewas dalam aksi kerusuhan. Satu diantarannya, Ali al-Fatel tewas setelah tertembak di bagian dada. Sebelumnya, Al-Fatel bersama para pengunjuk rasa lainnya berkumpul di Kota Shwika sejak Senin (21/11) kemarin. Mereka memprotes tewasnya Nasse al-Mheishi (19) yang tewas dengan beberapa luka tembak di dekat sebuah pos polisi.
Para pengunjuk rasa menuduh polisi menjadi penyebab tewasnya Mheishi. Sayang, juru bicara polisi menolak mengomentari peristiwa. “Polisi mengatakan kepada kami ada pria bersenjata melepaskan tembakan di pos pemeriksaan polisi, dan anak saya terjebak dalam baku tembak antara polisi dan orang-orang bersenjata. Dia tertembus empat peluru,” kata ayah Mheishi, Ali al-Mheishi. (net/jpnn)