30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pertemuan Bilateral Ma’ruf Amin dan Anwar Ibrahim, Tak Ada Lagi Hukuman Cambuk untuk PMI Ilegal

SUMUTPOS.CO – Mengawali agenda kunjungan kerja di Kuching, Malaysia, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menggelar pertemuan bilateral dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim. Nasib pekerja migran Indonesia (PMI) jadi salah satu menu pembicaraan kedua petinggi pemerintah itu.

Usai pertemuan tertutup itu, Ma’ruf Amin memberikan keterangan kepada media. Dia mengatakan untuk PMI yang bekerja di sektor sawit tidak ada masalah dan kondisinya baik-baik saja. Tetapi masih ada banyak WNI di Malaysia yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).

Dalam pertemuan itu, Ma’ruf bersyukur ada respon baik dari Anwar Ibrahim. “Kita harapkan ada perlindungan dan perbaikan (pelayanan),” kata Ma’ruf di Kuching, Sarawak, Malaysia (28/11).

Ma’ruf bersyukur dalam pertemuan itu PM Anwar Ibrahim kembali menegaskan tidak adalagi hukuman cambuk untuk tenaga kerja ilegal. Sebaliknya bakal dilakukan program pemutihan. Sehingga mempermudah pendataan tenaga kerja asing, khususnya di sektor tenaga kerja domestik atau rumah tangga. “Cambuk hanya ada untuk (kasus) kriminal,” katanya.

Dubes Indonesia untuk Malaysia Hermono mengatakan jumlah PMI yang bekerja sebagai ART di Malaysia masih sangat banyak. “Yang tercatat ada 57 ribu orang,” katanya. Dia menjelaskan PMI sebagai ART yang tidak resmi atau tidak tercatat jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan yang resmi.

Dia mengakui urusan PMI di sektor ART masih jadi persoalan selama ini. Dia juga mengakui pemerintah Malaysia sedang melaksanakan proses pemutihan untuk perizinan pekerja migran.

Selain itu Hermono mengatakan pertemuan Ma’ruf Amin dengan Anwar Ibrahim juga membahas soal penyelesaian masalah perbatasan. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut masalah tapal batas. Namun untuk diketahui, sampai saat ini masih ada sejumlah titik perbatasan kedua negara yang masih jadi masalah atau sengketa.

Lebih lanjut Ma’ruf mengatakan pertemuan itu juga membahas soal perdamaian di Gaza. Dia menyampaikan Indonesia dan Malaysia sama-sama kencang membela perdamaian di Gaza. “Tidak hanya jeda (serangan) beberapa hari saja,” kata Ma’ruf. (wan/jpg/ila)

SUMUTPOS.CO – Mengawali agenda kunjungan kerja di Kuching, Malaysia, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menggelar pertemuan bilateral dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim. Nasib pekerja migran Indonesia (PMI) jadi salah satu menu pembicaraan kedua petinggi pemerintah itu.

Usai pertemuan tertutup itu, Ma’ruf Amin memberikan keterangan kepada media. Dia mengatakan untuk PMI yang bekerja di sektor sawit tidak ada masalah dan kondisinya baik-baik saja. Tetapi masih ada banyak WNI di Malaysia yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).

Dalam pertemuan itu, Ma’ruf bersyukur ada respon baik dari Anwar Ibrahim. “Kita harapkan ada perlindungan dan perbaikan (pelayanan),” kata Ma’ruf di Kuching, Sarawak, Malaysia (28/11).

Ma’ruf bersyukur dalam pertemuan itu PM Anwar Ibrahim kembali menegaskan tidak adalagi hukuman cambuk untuk tenaga kerja ilegal. Sebaliknya bakal dilakukan program pemutihan. Sehingga mempermudah pendataan tenaga kerja asing, khususnya di sektor tenaga kerja domestik atau rumah tangga. “Cambuk hanya ada untuk (kasus) kriminal,” katanya.

Dubes Indonesia untuk Malaysia Hermono mengatakan jumlah PMI yang bekerja sebagai ART di Malaysia masih sangat banyak. “Yang tercatat ada 57 ribu orang,” katanya. Dia menjelaskan PMI sebagai ART yang tidak resmi atau tidak tercatat jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan yang resmi.

Dia mengakui urusan PMI di sektor ART masih jadi persoalan selama ini. Dia juga mengakui pemerintah Malaysia sedang melaksanakan proses pemutihan untuk perizinan pekerja migran.

Selain itu Hermono mengatakan pertemuan Ma’ruf Amin dengan Anwar Ibrahim juga membahas soal penyelesaian masalah perbatasan. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut masalah tapal batas. Namun untuk diketahui, sampai saat ini masih ada sejumlah titik perbatasan kedua negara yang masih jadi masalah atau sengketa.

Lebih lanjut Ma’ruf mengatakan pertemuan itu juga membahas soal perdamaian di Gaza. Dia menyampaikan Indonesia dan Malaysia sama-sama kencang membela perdamaian di Gaza. “Tidak hanya jeda (serangan) beberapa hari saja,” kata Ma’ruf. (wan/jpg/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/